Part 34

21 7 0
                                    

Tidak terasa, hari dimana siswa-siswi SMA Cendrawasih untuk UAS telah tiba. Ruangan bernuansa putih campur abu-abu dan ber-AC pada pagi itu suasananya hening. Hanya terdengar suara gesekan mouse komputer dan juga keyboard. Sialnya pada hari pertama mapel yang diujikan adalah matematika wajib. Beruntungnya guru pengawasnya Bu Etty, yang mana orangnya tidak galak dan jika ada yang berisik hanya ditegur sekali. Lalu sisanya ia hanya bisa menghela napas pasrah.

Seperti tahun-tahun sebelumnya anak kelas 11 dan 10 digabung. Trian dan teman-temannya satu ruangan, namun duduknya berjauhan. Apalagi Trian, ia berada paling belakang bersama anak kelas sepuluh perempuan. Perawakan tubuhnya dan juga potongan rambutnya persis dengan Audy. Ia sampai gagal fokus dibuatnya.

Trian sedari tadi begitu fokus dengan soal ujian yang......sumpah membuat Trian ingin membanting komputer saja rasanya. "Anjing anjing." Umpatnya

Kemudian ia melirik pada adik kelas disebelahnya yang terlihat gelisah entah kenapa. Lantas ia tanya, "Kenapa dek?"

Siswi tersebut terperanjat kaget, menggaruk tengkuknya, "A- anu kak, penghapus aku jatuh di bawah kakak." Jawabnya gugup

Trian langsung membungkukkan sedikit badannya, dengan sedikit kesusahan ia meraih penghapus siswi tersebut yang jatuh tepat di kakinya. Kemudian ia serahkan dan siswi tersebut menerimanya dengan tangan gemetar.

"Ma- ma- makasih kak."

"Iya, santai aja nggak usah takut gitu. Gua nggak gigit kok."

"I-iya kak."

Lalu Trian melirik pada komputer siswi tersebut. Trian ternganga ketika melihat siswi tersebut telah menyelesaikan hampir separuh soal. Sedangkan dirinya, jangankan separuh. Soal yang terisi saja baru lima, itupun ada yang ngasal.

"Lo makan rumus ya? Bisa cepet gitu ngerjainnya."

Siswi tersebut menoleh, "Ngomong sama aku kak?" Trian mengangguk

"Ini banyak yang ngasal kak, susah."

"Susah ya? Pengen gua banting aja rasanya."

"Nanti kakak ganti rugi dong."

"Haha becanda."

Dengan begitu, rasa dag dig dug siswi tersebut sedikit berkurang karena merasa Trian ternyata anaknya tidak dingin-dingin amat.

Tiba tiba terdengar suara bersin yang cukup keras sehingga menggema di ruangan itu. Rupanya suara itu berasal dari Ehsan yang membuat seisi ruangan terkejut sekaligus menahan tawa. Lalu dengan sekonyong-konyong cowok berkacamata di sebelahnya menyodorkan onigiri ke dia, "Makan dulu bang, biar nggak bersin."

"Buset dah, lu ngapain bawa lemper Korea kemari?" Ehsan menoleh dengan raut wajah tak habis pikir

"Ini wonogiri bang, bukan lemper Korea."

"Onigiri goblok." Hampir saja Ehsan menoyor kepala cowok itu

"Iya itu, mau nggak?"

"Ujian nggak boleh makan tong. Gua bilangin Bu Etty lu ya?"

"Ya ini karena Bu Etty yang ngawasin makanya gue bawa ginian. Dulu aja gue pernah bawa bekal ke ruangan."

"Ngerjain sambil makan gitu?"

"Heem." Cowok tersebut mengangguk

Ehsan ternganga untuk beberapa detik, kemudian geleng-geleng kepala. Ia tidak menyangka ternyata ada yang lebih aneh dari dirinya. Lalu ia mengambil onigiri tersebut, ia buka dan dimakan deh. Sementara cowok di sebelahnya malah cekikikan.

"Lu aneh, tapi makasih." Ucap Ehsan

"Kalo mau lagi bilang aja."

"Lu bawa berapa?"

[Not] Bad Boyfriend |END|Where stories live. Discover now