Part 23

26 8 0
                                    


SELAMAT MEMBACA 🖤


••••••








Tepat jam istirahat pertama, begitu Pak Robi guru seni budaya keluar kelas. Trian langsung buru-buru merapikan bukunya dan ingin segera keluar kelas. Kemana lagi, jika tidak menuju kelas Audy untuk makan bersama di kantin. Gerakannya yang grasak-grusuk membuat teman-temannya heran.

"Mau kemana sih nyet? Grasak-grusuk amat lo."

Trian menoleh sekilas ke Ehsan, lalu menutup tasnya. "Ody hehe." Lalu ia langsung berjalan cepat meninggalkan Ehsan yang mencibir diam-diam karena pasukan bucin telah bertambah.

Trian memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Sesekali bersiul, juga menyanyi dengan suara rendah. Tak lama kemudian ia sampai di depan kelas Audy. Ia berdiri di pinggir dekat pintu, agar tidak menghalangi anak-anak kelas tersebut yang ingin keluar. Ia melongokkan kepalanya, menemukan Audy tengah memasukkan buku-buku sebelumnya ke dalam tas. Detik kemudian Audy keluar bersama Kathrine dan Leni.

Begitu Audy telah berada di ambang pintu ia menyapa, "Hai Audy." Disertai senyuman singkat.

Audy perlahan mengangkat tangan, melambaikan tangan pelan ke arah Trian. "Halo juga Trian."

"Ke kantin sama aku yuk?" Ajak Trian

Audy menoleh sebentar ke Kathrine dan Leni. Trian pula ikut menatap keduanya secara bergantian. Saat pada Leni, Trian merasa raut wajah Leni biasa saja. Namun saat menoleh pada Kathrine, Trian melihat begitu jelas raut wajah Kathrine tidak bersahabat. Bahkan secara terang-terangan meliriknya sinis.

"Lo sama dia apa sama kita Dy?" Tanya Kathrine dengan nada ketus membuat Trian menautkan kedua alisnya bingung, namun berusaha berpikir positif mungkin Kathrine sedang pms atau sedang ada masalah dengan Jauhar.

"Sama Trian aja Dy nggak pa-pa. Kita ke kantin duluan ya babaaaii." Ucap Leni kemudian menarik Kathrine untuk berjalan duluan.

Sepeninggalan mereka berdua, Trian mengikis jarak dan berjalan berdampingan bersama Audy.

"Kathrine lagi pms ya?" Tanya Trian

"Nggak kok." Jawab Audy cepat

Trian hanya menanggapinya dengan anggukan singkat. Kemudian menautkan jari jemarinya dengan jari jemari Audy. Audy melirik sekilas pada tangannya kemudian menoleh ke arah Trian yang tersenyum ke arahnya. "Biar nggak ilang." Kata Trian

"Orang kita deketan gini masa Ody ilang sih?"

"Ya kan koridornya rame Dy. Entar kalo kamu tiba-tiba kehilangan jejak aku gimana?"

"Ya ketemuan di kantin aja."

"Nggak mau ah."

Kemudian pandangan keduanya kembali fokus ke depan. Beberapa langkah di depan mereka ada Pak Parto tengah berjalan dengan arah berlawanan. Lalu Trian dan Audy refleks menghentikan langkah ketika Pak Parto berdiri tepat di depan mereka.

"Pak." Sapa Trian mengulas senyuman

"Kalian pacaran?" Tanya Pak Parto sedikit melirik jemari mereka yang saling bertautan.

Trian refleks melepas genggamannya. "Doain aja pak." Ujar Trian sembari terkekeh kecil

"Oh baru deket to?" Pak Parto mengangguk-anggukkan kepalanya

[Not] Bad Boyfriend |END|Where stories live. Discover now