018

24.1K 1.4K 3
                                    

Kini Rafka kembali dengan membawa secangkir air hangat dan juga kompresan.

"Minum dulu" Titah Rafka sambil menyodorkan air hangat yang ada digenggamanan nya.

Zaura menggeleng pelan. "Biar perutnya enakan!" Ucap Rafka yang melihat Istrinya menolak.

"Mau sakit terus emang?"

Zaura menggeleng. "Engga"

"Yaudah, diminum!" Rafka membantu Zaura untuk memposisikan setengah duduk dan membantu untuk meminum air hangatnya.

Rafka membantu membaringkan Zaura kembali, Setelah itu manaruh gelas tadi kemeja nakas. Berganti mengganti mengambil kompresan.

Menaruh dikening Istrinya dengan pelan. "Pusing?" Tanya nya dibalas dengan anggukan.

"Mau dipijat kepalanya?"

Zaura mengangguk, Ia hanya diam saja. Rasanya kapok tidak menuruti perintah Suami.

Rafka duduk bersandar diranjang, mulai memijat pelan kepala sang Istri. "Tidur lagi!"

Zaura sedikit mendongak untuk melihat wajah Suaminya. "Sebentar lagi Shubuh, Mas" Tolaknya.

Rafka menghela nafas pelan, Ia lupa kalau sebentar lagi memasuki Adzan Shubuh. Tak lama terdengar lah suara Adzan Shubuh yang berkumandang. "Sini" Rafka menjulurkan tangannya membantu Zaura berdiri.

Menuntunnya memasuki kamar mandi. "Pelan-pelan!"

"Iya, Mas"

"Kuat nggak?" Tanya Rafka, Takut jika sang Istri terjatuh karena tidak kuat menahan bobot tubuhnya.

"In Sya Allah, Kuat" Jawabnya, Setelah selesai wudhu Rafka mengamati setiap langkah yang dipijak Zaura.

Rafka mulai mengimami Zaura sholat, Ia membaca surah yang pendek. Raka'at pertama ia membaca Surah Al-Ikhlas dan Raka'at kedua Ia membacakan Surah Al-Kautsar. Biasanya Ia membaca Surah yang panjang, Karena melihat keadaan sang Istri yang pasti tidak akan kuat jika lama-lama berdiri.

Usai Sholat mereka berdoa dan berdzikir masing-masing. Rafka berpindah posisi, Menarik sajadah yang tadi Ia gunakan sholat. Meng gelarnya di samping kasur, Ia bersandar. "Tiduran sini!" Titah Rafka sambil menepuk pahanya yang Ia selonjorkan.

"Kenapa, Mas?" Zaura mengeryit bingung.

"Sini aja" Zaura bergerak pelan, memposisikan dirinya untuk berbaring dengan berbantalan paha sang Suami.

Rafka mengelus pucuk kepala Zaura, Zaura memejamkan matanya nyaman. "Allaahumma rabban naasi, adzhibil ba'sa. Isyfi. Antas syaafi. Laa syaafiya illā anta syifaa'an lā yughaadiru saqaman" Doa'a nya nya lirih.

"Mau dibacain Surah apa?" Tanya Rafka usai membacakan doa kesembuhan untuk Sang Istri.

Zaura membuka matanya, Berfikir sebentar. "Surah Al Waqiah boleh?"

"Boleh, Sayang" Rafka menunduk kan kepala nya.

Cup!

Biarkan kali ini Ia mengaji tanpa Wudhu. Rafka mulai mengambil nafas, Masih mengelus kening Zaura dengan pelan. "Iżā waqa‘atil-wāqi‘ah(tu)." Suara merdunya kini mulai terdengar.

Zaura terkagum-kagum mendengar suara indah yang setiap hari selalu didengarnya. "Laisa liwaq‘atihā kāżibah(tun)." Rafka menatap dalam sang Istri.

"Khāfiḍatur rāfi‘ah(tun)." Zaura mendongak kan kepalanya, Ia tersenyum malu melihat kini Suaminya tengah menatap dalam dirinya. Zaura melepaskan tangan kekar Rafka yang mengelus keningnya. Menelusup kan kepalanya diperut Suaminya, Menyembunyikan rasa malu yang menderanya.

"Iżā rujjatil-arḍu rajjā(n)." Rafka mengelus kepala Zaura bagian belakang, tersenyum melihat kelakuan Istrinya. Rafka melanjutkan bacaannya.

Cup!

Rafka mencium pipi Zaura saat ada jeda sebentar. Zaura semakin menelusup kan kepalanya, Malu.

Rasa pusing yang tadi menderanya kini sudah mulai hilang, Digantikan dengan rasa bahagia yang memuncak. Perutnya kini seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan.

Rafka menghentikan mengajinya saat merasakan nafas teratur sang Istri yang menerpa perutnya. Dengan perlahan Ia membalikan tubuh mungil sang Istri, Setelah itu Ia menggendong nya dan membawanya kekasur.

Cup!

"Cepet sembuh, Sayang!" Rafka ikut berbaring disamping Istrinya sambil memeluk tubuh mungil itu.

....

Bersambung.....

Jangan lupa Vote!!

Dan terimakasih banget yang udah kasih Vote!

Kalo bisa Komen juga ya hehe...

Halal Bersama(Perfect Husband) Where stories live. Discover now