032

17.6K 1K 0
                                    

"Barang siapa yang keluar (rumah) untuk mencari ilmu maka dia termasuk orang yang berada di jalan Allah sampai dia pulang." (HR. At-Tirmidzi)

....

"Umma sama Abba pamit dulu ya, Jaga kesehatan. Keras kepala nya dikurangin! Jangan bandel pokoknya" Ucap Fatim

Zaura mengigit bibir nya menahan tangis. "Ummaa, Ikut ya?"

Husein tertawa melihat Putrinya yang manja. "Besok kalau Idul Fitri kan ketemu! Cuma empat hari lagi" Ujarnya sambil mengelus kepala Zaura.

"Sini peluk dulu"

Zaura segera menghambur kepelukan Umma nya, Fatim mengelus dahi Putri nya. "Jangan nangis, Cengeng bangett!"

Zaura menarik ingusnya tanpa malu-malu. "Hiks- biarin"

"Kita pamit dulu ya, Besok kami tunggu kedatangan kalian" Pamit Husein menyalimi Maulana dan Rafka.

Fatim melepaskan pelukannya, Rafka segera mendekat dan gantian memeluk Zaura. "Udahh, Besok kita kesana" Ucap Rafka menenangkan.

"Janji?"

Rafka tertawa pelan. "Iya janji, Kan sekalian silaturahmi"

Zaura cemberut saat paham 'Besok' itu kapan. "Sama aja!"

"Salim dulu gih!"

Zaura segera menyalimi kedua orangtuanya. "Hati-hati ya, Besok kalau kesana bikinin makanan yang banyak buat Zaura" Ucapnya pada Sang Umma.

Yang lain tertawa mendengar penuturan Zaura. "Iyaa, Sayangg"

Setelah itu Husein dan Fatim segera masuk mobil dan menempuh perjalanan ke Pondok, Yang kira kira hanya butuh waktu kurang lebih Satu jam.

Dengan tak rela Zaura melihat kepergian orangtuanya.

....

"Yang abis nangis nihh" Goda Nara mencolek pipi Zaura.

"Kenapa Za? Lagi ada masalah?" Tanya Rara.

Zaura menggeleng. "Nggak, Cuma nangisin Umma sama Abba tadi" Jawabnya.

"Ulululu, Sampe merah gitu matanya. Bukannya bentar lagi juga Idul Fitri? Pasti kan ketemu lagi, Terus kenapa nggak sekalian disini aja?" Tanya Nara.

Zaura mengangguk membenarkan. "Disana kan nggak ada yang ngehandle Pondok"

"Ooo gitu"

Nara terlihat sedang mengerlingkan matanya memeberi kode.

"Ada apa?" Tanya Zaura melihat tingkah aneh Sahabatnya.

Rara menegakkan badannya. "Ekhemm, Jadi-- Kita mau pamitan" Ucap Rara memulai.

Nara tersenyum. "Hehehe, Iya Za. Kan bentar lagi Idul Fitri, Kita mau balik kampung"

"Nggak disini?" Tanya Zaura, Raut wajahnya ketara sekali kalau dia Pundung.

"Nggak, Kita kan masih ada keluarga. Lagian Kyai Maulana ngizinin Santri, Santriwati buat pulang kerumah masing-masing" Jawab Rara.

Nara dan Rara segera memeluk Sahabatnya. "Jangan nangis ya?! Mata Kamu udah merah bengkak, Kita nggak mau dimarahin sama Gus Rafka" Celetuk Nara.

Sebulir mata kini mulai turun dari kedua matanya. "Hiks- Terlanjur" Ucap Zaura sambil menangis.

Nara memberi usapan kecil dipunggung Zaura. "Kannn, Ishhh-" Kesal Nara.

Rara tertawa melihat Nara yang kesal. "Udah ihh, Lagian kita juga nggak lama-lama banget dirumah nanti" Rara melepaskan pelukannya diikuti Nara.

"Sama aja!" Sahut Zaura ngegas.

Nara mencubit hidung Zaura pelan. "Sensi banget sih, Bumilll"

Zaura menggeplak pelan tangan Nara yang mencubit hidung nya. "Udahhh, Pelukan lagii. Besok udah berangkat kan?"

Nara dan Rara mengangguk mengiyakan, Setelah itu mereka berpelukan. Mata Nara dan Rara pun menjadi berkaca-kaca.

Maklum mereka udah Bersahabat dari lama, Kepisah bentar aja pasti udah nyariin.

....

Terimakasih yang udah vote...

100 vote nyampe gaa ya? Wkwk

Bersambung.....

Halal Bersama(Perfect Husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang