028

19.1K 1.2K 2
                                    

"Usaplah kepala anak yatim dan beri makan orang miskin." (HR Ahmad dan Baihaqi)

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tidaklah beriman seseorang di antara kalian, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR Bukhari)

....

"Tidur!" Suara tegas itu menginterupsi seseorang yang sedari tadi bergerak gelisah yang berakibat kasur yang bergerak-gerak.

Zaura memegang perutnya, Sedikit meremas. "Ekhemm, Mas Rafka" Panggil nya mencicit.

Perutnya sakit!, Inilah akibatnya karena tak mendengarkan omongan Suami.

"Mas, Sakit!"

Rafka yang mendengar itu seketika tubuhnya menegang, Tapi Ia pura-pura aja tak mempedulikan.

Rafka kali ini tidur dengan posisi yang membelakangi Zaura.

Rafka merasa tangan kanan nya dipegang, Siapa lagi kalau bukan Istri nya. "Mas, Perut Zaura sakitt!"

Rafka memejamkan mata, Mencoba menahan beberapa menit lagi agar Sang Istri merasa kapok.

Zaura kembali meringis, Perut nya terasa melilit. "Shhh-"

Rafka mengembalikan badan nya, Tak kuat mendengar Sang Istri yang meringis menahan sakit.

Zaura melihat kedua bola mata Rafka, Matanya sudah berkaca-kaca. Bibirnya ikut mengerucut saat menahan tangisan.

Rafka bangkit dari tidurnya, Berjalan menuju laci nakas yang ada disebelah ranjang lalu kembali dengan membawa minyak kayu putih. Rafka duduk disamping Zaura dengan posisi kaki nya yang bersila.

Ia menghapus air mata yang sudah banjir turun di pipi Sang Istri. "Udah! Siapa yang ngeyel makan pedes-pedes?"

Zaura yang mendengar itu bukannya berhenti nangis tapi malah tambah menetes kan air mata nya. "Hiks- Maaf"

Rafka menulikan pendengaran nya, Ia menyingkap baju tidur berwarna Abu-Hitam dengan motif polos yang saat ini tengah dikenakan Zaura.

Dengan perlahan Ia menuangkan beberapa tetes minyak kayu putih ke atas tangan nya, Lalu Ia oleskan di perut Zaura.

Zaura yang melihat itu hanya bisa terdiam.

Rafka dengan perlahan mengelus-elus perut Zaura yang sudah sedikit menonjol. "Udah enakan?"

Zaura masih terdiam, Rafka yang merasa tak akan jawaban yang keluar pun melihat ke arah Istri nya.

Menghela nafas pelan saat masih melihat Sang Istri menangis, Rafka membantu Zaura untuk duduk. Ia mengusap air mata yang dengan gampangnya turun dipipi cabby Sang Istri.

"Ssttt, Udah! Jangan nangis lagi. Perutnya masih sakit?" Rafka mendekap tubuh Istrinya dengan erat. Satu tangan mengelus-elus punggung dan satunya Ia gunakan untuk menyingkapkan rambut Zaura yang menutupi wajahnya.

"Enghh- Maaf, Maaf u-udah nggak nurut sama Mas Rafka" Ucap Zaura dengan patah-patah.

"Sstt, Udahh" Rafka melepaskan dekapannya, Mengelus dada bagian atas Zaura.

"Hiks, Enghh-"

Rafka masih mengelus dada atas Zaura. "Udah, Sayang! Sesak nanti"

Zaura mengigit pelan bibirnya. "Jangan digigit! Sini tiduran aja" Perintah Rafka.

Zaura menurut dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan dibantu Rafka. Rafka memeluk Zaura dari samping.

Mengelus-elus perut Zaura dengan lembut, Berdoa berharap rasa sakit yang sedang Istrinya rasakan cepat menghilang. "Tidur ya? Jangan nangis terus, Maafin Mas!"

Zaura menahan tangisannya lagi saat mendengar ucapan yang keluar dari bibir Sang Suami, Ia telah membuat kebaikan apa sehingga dikasih Tuhan takdir yang begitu indah.

Ia yang salah tapi kenapa Suaminya itu juga meminta maaf?.

Rafka masih setia mengelus perut Zaura. "Udah enakan belum?"

Zaura mengangguk pelan didalam dekapan Rafka.

Rafka kini beralih menepuk-nepuk punggung Zaura dengan pelan. "Tidur!"

Setelah beberapa menit akhirnya Istrinya itu tertidur.

Cup!

"Maaf, Sayang!" Rafka langsung mendekap Zaura erat setelah mencium kening Zaura.

....

Trmksi yg udh pada vote dan komen!!

Bersambung......

Halal Bersama(Perfect Husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang