027

21K 1.1K 1
                                    

"Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya dia pasti melihatmu." (HR Muslim)

....

"Jangan yang itu"

Zaura mendengus kesal, Dari tadi Ia menunjuk beberapa penjual makanan atau minuman. Tapi yang Ia dapat malah larangan. "Terusss mau beli apa? Mas!!"

Saat ini Rafka tengah menepati janjinya untuk membawa Zaura ke Pasar Malam, Malam ini adalah minggu ketiga Bulan suci Ramadhan. Tinggal menunggu satu Minggu lagi Hari kemenangan Muslim akan tiba.

Usia kandungan Zaura pun sudah memasuki usia kurang lebih Satu setengah bulan. "Itu terlalu pedas" Jawab Rafka.

Zaura melepaskan genggaman tangan mereka. "Pulang aja kalau gituu!" Ucapnya kesal.

Rafka menghela nafas melihat tingkah Zaura, Memang semenjak hamil Istrinya itu menjadi lebih sensitif terhadap sesuatu. "Cabenya tiga aja ya?" Ucap Rafka menegoisasi.

Zaura menggelengkan kepala. "Nanti nggak kerasa, Mas!"

"Kalau mau Ayam geprek Tiga aja cabenya, Nanti Sakit perut" Ucapnya selembut mungkin agar Zaura tak merasa sakit hati.

Zaura mengatupkan kedua tangan nya didada. "Maunya sebelassss" Ucapnya merengek.

"Nggak bakal sakit perut!!" Lanjutnya meyakinkan.

Rafka menarik tubuh Zaura kedalam rengkuhannya. "Kamu nggak kasian sama Adek?" Tanya Rafka pelan.

Seketika Zaura menatap kedua bola mata Rafka. "Tapi ini kan yang mau juga Adek sendiri!"

"Mauu Ayam geprek, Titik"

Rafka menghela nafas kasar. "Ya udah, Nanti kalau sakit perutnya, Mas nggak mau tahu!" Bulshit, Mana ada seorang Rafka membiarkan Sang Istri kesakitan! Itu hanya omong kosong belaka.

"Okee, Zaura nggak bakal sakit perut!" Zaura dengan semangat menuju stand yang menjual Ayam geprek yang sedari tadi menggoda penglihatannya.

Zaura memesan Ayam geprek dengan jumlah cabai yang Ia pengini sebelumnya, Menunggu beberapa menit akhirnya pesanan jadi.

Rafka hanya membiarkan saja, Kalau sudah menyangkut ngidam-mengidam Ia tak bisa melarangnya. "Udah? Pulang ya?" Rafka mengusap dahi Zaura dengan pelan.

Ia juga khawatir nanti kalau masih disini, Zaura tambah meminta yang aneh-aneh. Apalagi yang bisa membahayakan tubuhnya dan juga calon anak mereka.

"Mau beli Pop ice dulu"

Rafka menggelengkan kepalanya. "Udah malem, Sayang! Nanti sakit" Larangnya.

Bibir Zaura mengerucut. "Nanti kepedesan kalau makan Ayam geprek nya, Mas!"

"Siapa yang suruh beli Ayam geprek?"

"Mass?" Zaura merengek.

Rafka menatap datar Zaura, Ia sebenarnya khawatir. Takut terjadi sesuatu pada calon anaknya juga Istrinya, Ayam geprek dengan cabai yang cukup banyak tadi bisa saja membahayakan.

"Cuma sekali ini aja" Ucap Zaura takut-takut karena melihat tatapan datar Sang Suami.

"Yaudah, Beli sana"

Zaura agak takut sebenarnya, Tapi karena Ia sangat ingin jadilah Ia membeli Pop Ice. "Udah, Mas. Ayo pulang" Ajak Zaura.

Rafka hanya mengangguk pelan sebagai jawaban, Mereka berjalan menuju parkiran.

"Mas, Mau nggak?" Tawar Zaura sambil menyodorkan Ayam yang sudah dipenuhi cabai.

Rafka menggeleng sebagai tanda penolakan.

Zaura hanya acuh-tak acuh, Memilih melanjutkan kegiatannya. Sedikit heran karena tak biasanya Sang Suami menjadi cuek begini.

Zaura melirik Rafka, Tapi Ia langsung mengalihkan pandangannya pada Ayam geprek nya lagi karena Rafka tengah melihat dirinya.

Ia jadi merasa takut melihat Rafka saat ini yang menurut nya agak menyeramkan saat Diam.

....

Bersambung.....

Halal Bersama(Perfect Husband) Where stories live. Discover now