023

23.2K 1.3K 1
                                    

"Kamu sih! Disuruh diem malah cerita" Gerutu Rara. Saat ini dua sojoli itu sedang berada di kursi taman.

"Ck, gapapa kali. Lagian males juga sama Ustazah Gina".

Rara mengela nafas pelan. "Nanti ketinggalan pelajaran!"

"Biarin sih, Kan niatnya kita kesini kan cuma biar deketan sama Zaura" Ujar Nara.

"Iya emang, Tapi apa salahnya kalo kita gunain buat belajar? Emang kamu udah tau agama sedalam apa?!" Ujar Rara sambil mengipasi wajahnya, Walaupun duduk dibawah pohon tetapi itu tidak cukup mengurangi panasnya siang hari.

Mau minum tapi inget lagi puasa, Sudahlah emang awal-awal puasa hari sangat lamban juga melelahkan.

Bibir Nara cemberut. "Ya tapi-"

"Kamu kan cita-cita mau punya Suami Sholeh kan?"

Narabmengangguk pelan. "Nahh, Kata pepatah 'Jodoh adalah cerminan diri sendiri' kalo Kamu gini-gini aja jodohmu juga kayak Kamu"

Nara mengeryit bingung. "Maksudnya?"

Rara tersenyum paksa. "Kalo mau dapet Suami Sholeh kamu juga harus Sholehah! Paham?!"

"Iya" Jawab aja dulu, Masalah paham nggak paham itu terakhir.

....

Zaura terbangun dengan rasa sakit yang menjalar di kepala nya. "Sshh" Ia meringis pelan.

Ia bangkit dan menyenderkan tubuhnya dikepala ranjang. "Astaghfirullahalazim"

Ia memejamkan matanya guna mengurangi rasa sakit dikepala nya. Beberapa menit Ia betah dengan posisi itu.

Bangkit perlahan dan mengambil nampan sisa makan tadi. Tubuhnya terasa lemas sekali, Ia berjalan dengan tangan yang menempel tembok guna menyangga tubuhnya.

Setelah selesai, Ia didapur membuat nasi untuk Buka nanti. Selesai itu, Ia kembali keatas, Ia akan membangun kan Sang Suami untuk Sholat Ashar.

"Mas, Bangun! Sholat Ashar dulu" Ia berucap dengan lirih.

"Enghh"

"Sholat Ashar, Mas!"

Rafka dengan perlahan merubah posisi nya menjadi duduk. Ia tidak merasakan sakit seperti tadi, Sudah mendingan.

"Jam berapa?" Tanya nya.

"Udah jam Setengah empat!"

Rafka mengangguk pelan.

"Masih pusing nggak?" Tanya Zaura.

"Udah enggak, Sayang!" Zaura tersenyum senang mendengarnya.

Setelah itu Rafka bangkit dan menuju kamar mandi, Disusul Zaura dari belakang yang berjalan dengan sangat pelan.

Rasanya Ia mau pingsan saja!.

Rafka selesai dengan wudhu nya dan menyiapkan Sajadah dan mukena untuk Zaura.

Zaura memakai mukenanya. "Udah, Sayang?" Tanya Rafka.

Zaura mengangguk sambil tersenyum , Rafka ikut tersenyum melihatnya. "Allahuakbar"

Beberapa menit setelah nya mereka sudah selesai menunaikan ibadah sholat Ashar dengan khusyuk.

Rafka belik badan, Mengulurkan tangannya yang segera diambil Zaura dan dicium. Rafka tersenyum bahagia, Ia tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi secepat ini.

Rafka mengikis jarak diantara keduanya, Ia memeluk tubuh Zaura dengan sayang.

Zaura menelan ludah pelan. Tubuhnya melemas juga kepalanya yang semakin sakit.

Pusing. Batinnya

"Sayang, Habis ini ke Ndalem ya?" Tanya Rafka.

"Sayang?" Rafka memanggil lagi, Ia merasa ada yang aneh.

"Dek?" Rafka menggeleng khawatir, dengan segera Ia melepaskan pelukannya.

Bruk!

Mata Rafka melotot sempurna dengan rasa khawatir yang menderanya.

Zaura sudah tidak kuat menahannya lagi, Ia ambruk pingsan. Rafka dengan segera membopong Sang Istri, Membawanya ke kasur.

"Dek?" Rafka menepuk-nepuk pelan pipi Zaura.

Cup!

Rafka mengecup pipi tembem Sang Istri sebelum keluar dengan berlari juga wajah nya yang ketara sedang tidak baik-baik saja, Ia akan memanggil Ummi nya!.

Dirinya terlalu khawatir hingga tak tahu harus berbuat apa.

....

Bersambung.....

Halal Bersama(Perfect Husband) Where stories live. Discover now