024

23.1K 1.3K 1
                                    

"Alhamdulillah" Raut bahagia begitu tercetak di wajah Rafka.

"Dijaga dengan baik ya! Kehamilan pertama itu rentan keguguran, Pola makan juga harus dijaga." Ucap Dokter yang usai memeriksa Istrinya.

Dengan senyunan yang tak luntur dari wajahnya. "Iya Dok, Terimakasih" Setelah itu Rafka keluar dari ruangan pribadi milik Doker tadi.

Ia berjalan dengan langkah lebar, Tak sabar ingin segera menemui Istrinya.

Ceklek!

Matanya langsung tertuju pada seorang Wanita yang kini tengah berbaring dengan setengah duduk, Ia disuapi makan oleh Aisyah.

"Mas" Panggil Zaura lirih, Kondisinya memang masih lemah.

Rafka tersenyum lebar. "Dalem"

Rafka segera duduk disamping brangkar sang Istri, Mengelus jilbab instan yang tengah digunakan sang Istri.

Zaura segera mengambil tangan kekar sang Suami. "Mau pulang"

"Kenapa? Nggak nyaman" Tanya nya

Zaura mengangguk pelan sebagai jawaban.

Aisyah menaruh piring yang berisi bubur itu ke nakas. "Disini dulu, Sayang! Kondisi Kamu belum pulih. Harus banyak istirahat!"

"Tapi Zaura pengen pulang"

"Disini dulu Nggeh? Biar cepet sembuh, Emang mau sakit terus?" Sela Rafka.

Bibir Zaura mengerucut. "Nanti Zaura istirahat di rumah aja, Disini Zaura nggak nyaman. Bau obatt"

Rafka menghela nafas pelan, Melihat kearah Ummi nya.

Aisyah tersenyum. "Biar Ummi bilang sama Dokternya, Tapi kalau nanti nggak diizinin jangan ngeyel ya?"

Zaura langsung tersenyum lebar. "Iya Ummi, Terimakasih"

Aisyah segera keluar dari ruangan, Meninggalkan Pasutri tersebut berduaan.

"Dek"

"Iyaa?"

"Mas seneng bagett" Ucap Rafka sambil mengusap pipi Zaura dengan lembut.

Zaura mengeyit bingung."Seneng kenapa, Mas?"

Rafka mengigit bibirnya menahan rasa senang yang sedari tadi membuncah didadanya, Ia beralih mengusap perut rata sang Istri.

Zaura merasa geli saat tangan kekar itu mengusap-usap perutnya."Mas?"

"Dalem, Sayang"

"Seneng kenapa?"

"Ada nyawa lain yang lagi kamu bawa" Jawab Rafka ambigu.

"Yang jelas, Mas! Zaura nggak paham sama sekali!" Ucapnya mencubit pelan tangan Rafka yang  sedari tadi mengelus perutnya.

"Shh" Rafka mendesis pelan merasakan sakit saat tangan mungil itu mencubit tangan nya.

"Dek?" Rafka memberi tatapan protes pada Sang Istri.

Zaura mendengus pelan."Lagian ngomong gak jelas!"

Rafka malah terkekeh pelan, lalu kembali mengelus perut rata Zaura.

Apa ini hormon orang hamil? Batinnya senang.

"Ya Allah, Mas!!" Zaura agak mengencangkan suaranya. Kesal sekali melihat tingkah Suaminya.

"Kamu hamil, Dek!"

Mata Zaura membola kaget. "Apaa?!"

"Kamu hamil! Disinya ada isinya. Anak kita, Sayang"

"Mas?" Zaura melihat sang Suami, Ia tak menyangka!.

Rafka segera menciumi seluruh wajah sang Istri. "Bener, Sayang!" Ucapnya.

Zaura segera memeluk tubuh Suaminya, Menangis haru dipundak kokoh yang selalu jadi sandaran nya.

"Terimakasih" Ucap Rafka sembari membalas pelukan sang Istri.

Ceklek!

Aisyah tersenyum melihat pemandangan yang ada dihadapannya, Putranya pasti sudah memberitahukan perihal kehamilan sang Istri.

"Ekhemm" Dehem nya pelan.

Zaura sontak melepaskan pelukannya,Menatap gugup sang mertua. "Ummi" Lirihnya

Aisyah terkekeh pelan. "Nggak papa, Kamu boleh pulang. Asalkan istirahat, Jangan kecapean!"

"Ummi tahu?" Tanya Zaura

"Sebelum Suamimu tahu, Ummi udah tahu duluan, Sayang!" Jawabnya sulit dimengerti oleh Zaura.

....

Bersambung......

Halal Bersama(Perfect Husband) Where stories live. Discover now