045

17.8K 938 17
                                    

"Aku adalah sinar silau panasmu dan bayang-bayang hangat mentarimu, bumi pasrah langitmu"

Happy Reading!

....

"Alhamdulillah, Pendarahan bisa dihentikan. Keadaannya sudah membaik hanya perlu istirahat yang cukup"

"Alhamdulillah, Terimakasih Dok!" Rafka keluar dari ruangan pribadi Dokter tersebut.

Ia berjalan menuju kamar rawat Istri nya. Didalam sana sudah ada Kedua Orang tuanya dan juga Mertua. "Abbi bisa jelasin?" Tanya Rafka.

"Duduk dulu sini!" Aisyah menepuk sofa samping nya. Rafka menuruti dan duduk disana, Zaura kini masih belum sadar.

Husein dan Fatim juga ikut mendekat, Ingin mendengar penjelasan yang jelas. "Kenapa bisa kejadian kayak gini? Emang ada apa, Mbak" Tanya Fatim pada Aisyah.

"Sebenernya gini--" Maulana dan Aisyah dengan bergantian menjelaskan permasalahan nya.

"Astaghfirullah, Jadi Zaura salah paham?" Rafka beristighfar.

"Nanti jelasin ya sama Zaura, Jangan bikin Dia kepikiran!" Husein bercelutuk.

Rafka mengangguk pelan. "Iya, Baa" Rafka berdiri dan beralih duduk di kursi samping Zaura. Ia menggenggam tangan Zaura dan menciumnya, Ia tak malu jika ada Orang tuanya atau pun Sang Mertua.

Fatim memberi kode kearah Aisyah, Aisyah yang mengerti langsung mengangguk dan mengajak Maulana. "Kita keluar dulu ya? Cari makan, Kamu mau nitip sekalian nggak?" Ujar Aisyah pada Rafka.

Rafka menggeleng. "Enggak, Mii. Rafka udah makan tadi" Tolak nya.

"Ya udah, Kita keluar dulu" Setelahnya mereka pun keluar.

"Bangunn" Ucap Rafka lirih. Ia mengelus kepala Istrinya yang terbalut jilbab instan nya. "Jangan bikin khawatir!" Lanjutnya.

Rafka mengelus perut Zaura. "Sehat-sehat didalem ya?"

Cup!

"Shh-"

Rafka langsung mengangkat kepalanya. "Dek! Alhamdulillah-" Syukur nya, Ia dengan segera mengambil air putih yang ada dimeja nakas.

"Minum dulu" Zaura menerima nya dengan mata berkaca-kaca.

"Stt, Jangan nangis! Kamu cuma salah paham." Rafka menghapus air mata Zaura yang menetes sedikit. "Nanti, Mas jelasin. Kamu harus istirahat, Jangan dipikirin ya?" Lanjutnya.

"Tapi- Hiks" Zaura melelehkan air matanya kembali.

Rafka menggeleng kan kepalanya. "Stt, Jangan nangis Dek! Yang penting tadi itu bukan, Mas" Rafka menghapus air mata Zaura.

Cup!

Rafka mencium kening Zaura. "Istirahat ya! Apa mau makan dulu?" Tanya Rafka.

Zaura mengangguk.

Rafka mengeryit bingung, Lalu terkekeh. "Ngangguk aja! Mau apa?" Tanya nya.

"Makan" Zaura menjawab lirih, Ia masih sedikit kepikiran dengan tadi.

Rafka tersenyum tipis, Mengelus-elus kening Istrinya. Zaura memejamkan matanya nyaman. "Bubur mau? Atau mau apa" Tawar juga tanya Rafka.

"Seterah"

Rafka mengangguk paham. "Yaudah, Mas beliin bubur dulu."

Cup!

Sebelum keluar Rafka menyempatkan mencium kening Sang Istri. Setelah melihat Rafka keluar, Zaura kembali meneteskan air matanya.

Mau tidak dipikirkan tapi pikiran nya selalu menuju masalah itu, Ia ingin tahu yang sebenarnya. Dan kenapa Suaminya malah bilang salah paham? Jelas-jelas Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalo didalam tadi itu Suaminya.

"Apa, Mas Rafka cuma nenangin Aku aja? Jadi Mas Rafka bilang kayak gitu" Gumam Zaura, Air matanya semakin turun dengan deras.

....

Tmksi Vote dan Komen

Bersambung.....

Halal Bersama(Perfect Husband) जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें