021

24.2K 1.3K 10
                                    

Pagi buta kini Zaura tengah berkutat dengan alat-alat dapur, Setelah selesai sholat Ia buru-buru mempersiapkan makanan untuk sahur nanti.

Raut wajahnya begitu berbinar bahagia, hari yang dinanti nya kini sudah tiba. Hari ini Ia memasak Sayur lodeh, Tempe goreng, ada sambal tomat , Susu, Kerupuk dan juga Kurma yang merupakan Sunah Rasulullah.

Kurma adalah menu sahur Rasulullah dan buka puasa setiap harinya. "Dianjurkan menggunakan kurma di waktu sahur, karena sahur sendiri adalah keberkahan. Dan dikhususkan kurma, sehingga menjadi keberkahan bertumpuk keberkahan.

Setelah selesai ia segera menata makanan tersebut dimeja makan, ia menuju kekamar untuk memanggil Sang Suami.

Ceklek!

"Assalamu'alaikum" Zaura berjalan menuju arah ranjang, Suaminya kenapa tidur lagi? Tadi memang sudah Sholat Tahajjud bersama.

"Mas? Bangun!" Zaura mengusap lembut rambut Rafka.

"Mas, Sahur dulu!" Zaura mencium pipi Rafka.

Rafka tak merespon, Ia malah menggeliat pelan. Zaura menggoyang-goyangkan lengan kokoh Rafka dengan agak kasar, bagaimana lagi? Suaminya tidak kunjung bangun juga.

Nah! Berhasil.

"Sahur, Mas"

"Rrghh" Rafka menggeram pelan. "Jam berapa?"

"Udah jam setengah empat, Mas" Jawabnya, Zaura segera membantu Sang Suami bangun.

Kini posisi kedua pasutri itu tengah duduk berhadapan diatas ranjang. "Pusing" Adu Rafka sambil melihat Istri dengan wajah memelas.

Zaura menaikan alisnya. "Sakit?" Zaura mengecek dahi Rafka.

'Hangat'. Batinnya

"Ga puasa dulu ya?" Ucap Zaura, Ia segera memeluk tubuh tegap Rafka.

Rafka terlihat menggeleng pelan dicuruk lehernya. "Mau Sahur disini aja?" Tanya Zaura.

"Iya" Zaura ingin melepas pelukannya, namun Tangan Rafka yang melingkar ditangannya malah mengerat.

"Mas!" Tegur Zaura.

"Dalem"

Zaura menghela nafas pelan, Suaminya tidak peka atau bagimana?. "Lepas! Mau ambil lauk dulu" Ucapnya yang masih mencoba melepas Pelukannya.

Dengan berat hati Rafka melepas pelukannya. "Cepet!"

"Iyaa, Mas tiduran dulu aja" Zaura berdiri dan hendak melangkah, Namun ditahan Rafka. "Kenapa, Mas?"

"Cium dulu, Sini" Jawabnya menunjuk bibirnya.

Cup!

Zaura langsung menuruti perintah Suaminya itu. "Udah, Mas? Mau Sahur kapan? Keburu Shubuh" Ucapnya agak menyindir.

"Sekarang, Sayang" Tapi sebelum Zaura benar-benar akan pergi, Ia segera mencium bibir ranumnya.

Mengabaikan tingkah Suaminya yang menurutnya agak aneh, Ia segera turun mengambil makanan untuk Sahur nanti.

Tak selang berapa lama, Zaura sudah kembali dengan nampan yang berisi makan untuk Sahur.

"Mau lauk apa?" Tanya Zaura yang sedang memasukkan nasi kedalam piring.

"Seterah" Kalimat keramat itu seharusnya kan Perempuan yang punya, Tapi sudahlah.

"Satu piring berdua aja!" Celetuk Rafka tiba-tiba.

Rafka segera mengambil alih kegiatan yang tengah dilakukan Istrinya.

"Kamu duduk aja! Biar Mas yang siapkan" Setelah selesai menyiapkan Rafka duduk berhadapan dengan Zaura.

"Doa dulu"

Di tengah-tengah Sahur, Zaura bercelutuk. "Tadi katanya pusing?"

Rafka mengangguk pelan sambil menerima suapan Zaura. Ya, mereka Sahur dengan satu piring, Suap-suapan pula.

Zaura menggeleng pelan melihat Suaminya itu. "Habis ini minum obat, Nanti kalo nggak kuat Puasanya batal aja"

"Hmm"

Setelah selesai Sahur kini keduanya masih dengan posisi yang sama.

Cup!

Cup!

Cup!

Rafka menciumi seluruh wajah Sang Istri, Ia kenapa gemas sekali!. "Kamu kok lucu banget!" Ucapnya.

"Dari lahir" Jawaban itu keluar dengan sangat pedenya.

Rafka terkekeh pelan, Ia mengambil tangan mungil Sang Istri. Menaruhnya diatas kepalanya. "Usap" Pintanya.

"Mas?"

"Dalem" Jawab nya.

"Mas, Manja!"

Rafka terkekeh menanggapi itu, Memang akhir-akhir ini Ia selalu pengen nempel terus dengan Sang Istri.

....

Bersambung.....

Next...

Cuma foto, Bukan visual

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Cuma foto, Bukan visual. Lgi gaada visual buat tokoh nya.

Bersambung.....


Halal Bersama(Perfect Husband) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora