037

16.5K 1K 7
                                    

"Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh mahramnya."(HR. Muslim)

Happy Reading

....

"Ummi sama Abbi kesana dulu ya? Nanti Kalau udah selesai tunggu dimobil aja" Izin Aisyah sambil menunjuk tempat yang berisi buah-buahan.

Kini mereka sudah sampai di supermarket, Dan mereka akan berbelanja sedikit untuk membawa buah tangan.

"Iya Ummi, Hati-hati ya" Zaura mencium telapak tangan kedua Mertuanya.

Padahal cuma misah sebentar, Heran nggak sih kalian kalau orang yang cuma pergi beberapa meter harus Saliman dulu?.

Setelahnya Kedua orang yang sudah berusia tak muda lagi itu pergi.

"Mass"

"Dalemm Sayangg" Rafka menggenggam sebelah tangan Zaura.

Zaura melihat kesekeliling. "Mau beli apa buat Abba sama Umma?" Tanya nya.

"Roti-roti sama Teh?" Usul Rafka, Ia juga bingung mau memberi apa pada Sang Mertua.

Zaura mengangguk setuju. "Yaudah, Ayok Mass" Zaura menarik tangan kekar Rafka.

"Pelan-pelan!" Tegur Rafka.

Zaura memelankan jalannya, Menoleh kebelakang. "Hehehe, Maaf"

Rafka menggeleng kan kepalanya, Ia menggenggam erat tangan Zaura dan kini Ia yang memimpin jalan.

"Katanya mau beli sesuatu, Mau beli apa emang?" Tanya Rafka saat teringat ucapan Istrinya saat dirumah tadi.

Zaura nampak berfikir sebentar. "Mau beli Snack" Jawabnya.

Rafka menjawil hidung Zaura. "Tadi kayaknya serius banget pas bilang, Ternyata cuma mau beli Snack" Ucap Rafka.

Zaura tertawa pelan. "Hehehe, Kalau disana kan pasti nggak ada Snack. Nanti bingung mau makan apa"

Rafka geleng-geleng melihat nya. "Jangan sering-sering, Lagi hamil lohh" Ingat Rafka.

"Teh celup apa teh biasa, Mas?" Zaura malah bertanya saat sudah sampai dijejerkan tempat Teh berada.

"Dua-dua nya nggak papa" Jawabnya, Rafka mendorong troli nya mendekat.

Zaura memasukan beberapa teh kedalam troli. "Cukup segitu?" Tanya nya.

Rafka mengangguk. "Dekk"

"Emm?" Rafka melihat Rafka bertanya.

"Jangan sering makan Snack nya!" Ucap nya.

Zaura tertawa pelan, Ia kira Suaminya itu akan lupa akan hal tadi. Ternyata malah Suaminya kepikiran. "Iya-iya, Mas Rafka ingetin aja kalau Zaura makannya kebanyakan"

Rafka mengangguk dan tersenyum tipis. "Ayo, Beli gula nya"

Setelah selesai dengan urusan Buah Tangan, Kini mereka sedang ada dijejeran Persnackan.

"Mau banyak ya, Mass, Boleh?" Izin Zaura

"Tapi makannya jangan sering-sering, Kamu udah jarang makan nasi!" Jawab Rafka.

Zaura mesem mendengarnya. "Kan kalau makan nasi kadang muall" Elaknya.

"Yaudah, Ambil aja. Jangan yang pedes-pedes!" Peringat nya, Lagi.

Zaura menghela nafas pelan. "Iyaa, Massss"

Rafka tertawa pelan. "Beli susu sekalian ya? Pasti nggak dibawa susu hamil nya"

"Kok tau-"

Rafka berdecak, Istrinya ini memang kurang suka dengan susu ibu hamil. "Bandel ya!" Rafka mengusap kepala Zaura.

"Enggak enak rasanya"

Rafka mendorong troli kearah jejeran susu ibu hamil, Satu tangannya Ia gunakan untuk menggenggam tangan Zaura.

"Mau rasa apa?" Tanya Rafka saat sudah sampai.

"Terserah, Rasanya sama semua"

Rafka menggeleng kan kepala, Istrinya yang kurang menikmati rasanya. Padahal rasanya berbeda-beda.

"Mass, Zaura mau beli minuman botol" Pinta nya.

Rafka mengangguk, Zaura kini berjalan sendiri disampingnya, Tanpa Ia genggam tangannya. Karena Ia sedang menata belanjaan yang akan jatuh.

Srekk

'Deg'

Nafas Rafka terasa berhenti sebentar untuk sesaat. "Dekk?!"

Zaura menelan ludahnya saat melihat tatapan tajam Rafka, Rafka segera mengusap-usap perut Istrinya. "Gapapa kan?" Tanya nya khawatir.

Zaura hanya menggeleng, Shock juga sebenarnya. Hampir aja Ia jatuh kalau Sang Suami tak sigap menangkap nya.

"Maaf- Gamis nya yang salah" Ujar Zaura membela diri, Padahal Ia kesandung kakinya sendiri.

Nafas Rafka masih naik-turun tak beraturan, Untungnya tadi Ia dengan sigap menangkap tubuh Zaura.

"Ya Allah" Rafka berujar lirih, Ia memeluk Zaura.

"Jangan ceroboh, Kalau tadi kenapa-napa gimana? Jalannya yang bener!" Ucapnya terlampau khawatir.

"Iyaa" Jawab Zaura lirih, Ia juga tak bisa membayangkan jika Ia tadi terjatuh.

Rafka mengatur nafasnya. "Jangan cepet-cepet jalannya!" Rafka kembali menggenggam tangan Zaura.

"Beli minuman terus udah ya?" Ujarnya masih sedikit khawatir.

Zaura mengangguk mengiyakan, Setelah itu mereka membeli Minuman dan membayar dikasir. Lanjut memasuki mobil dan ternyata sudah ada kedua orangtuanya.

Mereka melanjutkan perjalanan nya....

Rafka dimobil pun selalu menanyakan keadaan Sang Istri.

.....

Up lagi, Tdi liat komennya wkwk..

Mksih vote dan komen nya...

Bersambung......

Halal Bersama(Perfect Husband) Where stories live. Discover now