031

18.5K 1K 2
                                    

"Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak". (HR. Ahmad)

Happy Reading....

Trmksi buat vote dan komen nya!!

Jangan lupa bantu promosiin ceritanya juga ya....

....

"Jadi nanti siang pulang ya?" Ujar Zaura lirih.

Fatim terkekeh pelan."Iya, Sayang! Nggak mungkin juga Umma sama Abba disini terus"

"Disana juga harus ada yang menghandle" Sahut Husein yang ada dibelakangnya.

Saat ini mereka sedang jalan-jalan pagi disekitar Pesantren saat usai melakukan tadarus bersama Subuh tadi.

"Bentaran banget disini? Kan sebentar lagi juga Idul Fitri, Kenapa nggak sekalian aja Baa?" Tanya Zaura pada Abba nya itu.

"Besok kalo Idul Fitri, Kita yang kesana" Timpa Aisyah.

Zaura mengangguk pelan. "Jadi besuk Sholat Idul Fitri nya Dipondok nya Abba?" Tanya nya.

Rafka, Husein, Aisyah, Fatim dan Maulana tersenyum mendengar pertanyaan itu.

"Sholat nya disini, Nanti kalau udah selesai silaturahmi diwarga sekitar sini nanti baru kepondok Abba!" Jawab Fatim menjelaskan.

"Ribet bangett"

Rafka menahan gemas nya, Ia ingin memeluk Istrinya itu.

Rafka maju dan sekarang Ia menggenggam tangan mungil Istri nya. Sama pula dengan pasangan Suami-Istri yang lain.

Maulana-Aisyah berada dibarisan paling depan dan belakangnya Husein-Fatim dan Rafka-Zaura paling terakhir.

Jalannya memang harus dua-dua yang dikarena jalan yang tidak selebar saat dijalan raya.

Rafka mengelus perut Zaura. "Cape belum?"

"Baru sebentar masa udah cape?!" Zaura mengeplak pelan tangan Rafka dengan tangan satunya.

Rafka tertawa pelan. "Udah keringetan gini! Yakin nggak cape?" Ucap Rafka sambil mengelap keringat yang ada didahi Sang Istri dengan tangannya.

"Bentaran lagi, Masih pengen jalan-jalan" Jawab Zaura.

Aisyah menengok ke belakang."Mau istirahat dulu?" Tawar nya.

Ucapan kedua Insan tersebut masih bisa didengar oleh kedua orang tua masing-masing.

Fatim mengangguk mengiyakan. "Didepan ada taman, Istirahat dulu mau ya?" Sahut Fatim.

Zaura menggeleng. "Lanjut aja, Masih belum cape"

Keduanya mengangguk, Berjalan pelan dengan diiringi obrolan antar kedua besan dan menantu.

....

Jam sudah menunjukan pukul 07.24, Matahari pun sudah terlihat menerik memancarkan sinarnya.

Hampir sejaman mereka berjalan-jalan, Bukan berarti mereka jalan terus. Sudah beberapa kali mereka duduk untuk beristirahat sejenak.

Mereka sudah berjalan pulang menuju Pesantren kembali.

"Mas gendong ya?" Tawar Rafka.

Zaura menggeleng. "Malu ihh" Bisik Zaura pelan.

Tak dipungkiri kini Ia memang merasa lelah, Padahal jarak yang ditempuh hanya dekat. Bahkan jika dihitung Ia malah lebih banyak beristirahat daripada berjalan-jalan.

"Gapapa, Daripada kenapa-napa?"

"Nggak, Malu dilihatin orang-orang" Tolak Zaura lagi.

"Udah nurut aja, Dek! Apa mau Abba yang gendong?" Celetuk Husein.

Zaura merengek pelan. "Abbaaa"

Semua tertawa pelan melihatnya.

"Udah, Daripada nanti kenapa-napa? Nggak baik kalau Hamil terus kecapean!" Kata Fatim.

"Nanti perutnya kegencet dong? Nanti malah kenapa-napa"

"Nggak papa, Perut nya belum terlalu membesar" Sahut Aisyah.

"Nurut aja, Nanti biar Abbi yang bilang pada orang kalau mantu Abbi lagi Hamil. Nggak usah malu!"

"Dulu waktu Ummi Hamil juga sering digendong Abbi pas jalan-jalan gini! Ummi malah seneng" Cerita Aisyah

"Iya, Umma dulu juga pernah. Digendong ya? Biar nggak nambah cape" Bujuk Fatim.

"Ya udah deh" Pasrah Zaura.

Rafka tersenyum mendengarnya, Akhirnya Istrinya mau digendong.

Rafka lalu berjongkok memposisikan badannya agar Zaura bisa menaiki punggung nya.

Dengan dibantu tangan Rafka, Zaura menaiki punggung tegap Suaminya.

"Sakit nggak perutnya?" Tanya Rafka memastikan.

"Nggak, Mas"

Mereka mulai melanjutkan perjalannya menuju Pesantren.

....

Terima kasih atas dukungan kalian!!

Bersambung......

Halal Bersama(Perfect Husband) Where stories live. Discover now