🄺🅃🄷 10.2 : Miracle on Christmas Island

252 26 7
                                    

“Apa ini Rae …” suara Bykta tertahan, diantara riuh sekelilingnya Bykta berusaha keras untuk tidak meneteskan air matanya ia berusaha kuat untuk Radean yang kelihatan sedikit terpukul dengan kejadian yang baru saja dia lalui,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Apa ini Rae …” suara Bykta tertahan, diantara riuh sekelilingnya Bykta berusaha keras untuk tidak meneteskan air matanya ia berusaha kuat untuk Radean yang kelihatan sedikit terpukul dengan kejadian yang baru saja dia lalui,

"Tidak pulang ke Jakarta selama setahun lamanya dan aku harus bertemu dengan kamu dengan cara seperti ini Radean? mengapa kamu suka sekali membuat Papa khawatir dengan kamu,” kata Bykta Wisaka dengan haru melihat Radean baik-baik saja tanpa kurang sedikit pun.

Bagi Bykta sendiri sebagai orang tua dia begitu sangat khawatir saat mendapatkan telepon kalau pesawat yang ditumpangi anaknya mengalami trouble.

“Maafkan Radean Pa maaf.”

Radean juga tidak menyangka bahwa dia harus melewati tragedi dramatis seperti ini hanya untuk pulang ke Indonusia setelah satu tahun berpergian keliling dunia.

Kalau tahu akan jadi seperti ini dia memilih tidak akan pulang lebih baik dia menetap saja di Perth!!!

“Bagaimana Papa bisa ada disini?” Tanya Radean dengan bingung.

“Harusnya Papa yang bertanya kepada kamu! pertama mengapa kamu naik pesawat komersial kalau kamu punya jet pribadi sendiri! kamu bahkan juga seorang pilot Radean..." Bykata berkata dengan nada tinggi.

"Dan astaga apa yang terjadi saat ini bagaimana bisa pesawat yang kamu tumpangi mendarat di sini karena Papa mendapatkan laporan dari maskapai kita bahwa TWA 756 meminta pendaratan darurat ke Cocos Keeling dan menahan semua penerbangan yang masuk dari Cocos Keeling, mereka mengarahkan kami ke Christmas Island sebab itu Papa ada di sini. Tapi mengapa di last minute kalian mengubah pendaratan!”

Bykta Wisaka yang merupakan pemilik The Wisaka Airlines tentu saja dapat dengan mudah mengetahui apa yang sedang terjadi, saat Krystal– sekretaris Romanvinch – memberitahukan kepada mereka semua yang saat itu sedang berkumpul untuk makan malam bahwa The Wisaka Airlines telah kehilangan satu unit aircraft di primary radar.

Karena masalah serius itu Bykta dan Romanvinch langsung bergerak cepat untuk meninjau status TWA-756. Bagi pengusaha Maskapai seperti mereka kehilangan satu pesawat saat mengudara adalah hal yang sangat fatal – itu dapat membuat citra maskapai buruk ke depannya, mereka juga bisa saja tamat saat itu juga–

Berkat Romanvinch yang menyuruh Krystal untuk mengecek daftar penumpang dan menghubungi para keluarga penumpang mereka secara tidak sengaja menemukan nama Radean Wisaka ada di daftar penumpang TWA -756 dan membuat mereka bertambah kalang kabut, Radean tidak pernah bilang akan pulang ke Jakarta namun tiba-tiba berada di dalam pesawat TWA-756 adalah sebuah kejutan – kejutan yang tidak menyenangkan.

Radean tidak harus menaiki pesawat komersial seperti itu dan mengalami kejadian naas seperti ini jika ingin pulang, karena Bykta Wisaka yang paling tahu bahwa anaknya itu memiliki sebuah jet pribadi sendiri!

Radean mengangguk paham, “Kami membuat keputusan yang sangat mendesak Pa.”

“Kami?” Tanya Bykta menatap anaknya.

Welcome On Board | KTH Where stories live. Discover now