🄺🅃🄷 7.2 : Squawka 7700

585 34 0
                                    

“Mayday Mayday Mayday! Indonesia TWA 756 Contact Learnmonth International Airport," teriak Radean kencang berusaha membuat suaranya cukup terdengar untuk Air Traffic Controller

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Mayday Mayday Mayday! Indonesia TWA 756 Contact Learnmonth International Airport," teriak Radean kencang berusaha membuat suaranya cukup terdengar untuk Air Traffic Controller.

“What? Sorry sir? I can hear you," sahut Air Traffic Controller Learnmonth di ujung sana imgin kembali mengkonfirmasi apa yang ia dengarnya.

“We’ve lost thrust on engines one and the windscreen blow out!”

Ulang Radean kali ini dengan suara yang begitu keras dan penuh dengan penekanan.

“What?The windscreen blowout!- supp!  we have emergency here!!”

Radean menepuk keras bahu Baskara menyuruhnya menaikan volume perangkat komunikasi mereka. Pria yang mulai sadar itu mengangguk lemah dengan tangan terjulur memutar volume.

“We’ve got rapid decompression! Request Decrease to ten thousand feet,”  kata Radean meminta Air Traffic Controller untuk membersihkan jalur mereka.

We have cleared the traffic, you are safe at an altitude of ten thousand twelve thousand feet, TWA Indonusia 756,” kata mereka di ujung sana.

“Bas!!” Algis berteriak keras di telinga Baskara membuat pria itu berusaha menegak kan badan nya.

Walaupun sekujur tubuhnya sakit dan dia tidak dalam kondisi baik namun dia harus tetap mengendalikan pesawat karena tidak ada pilihan lain.

“Lo bisa kan Bas hang on oke?”

Baskara mengangguk, dia menoleh sejenak ke arah Claude yang sangat fokus meneliti panel sistem dan juga di saat yang bersamaan tengah mengendalikan pesawat.

A/p engaged,” kata Claude keras.

Check,” jawab Radean.

Gears up,” kata Claude lagi.

Check,” jawab Radean.

Okay!”

Dengan perlahan Claude mulai menurunkan ketinggian pesawat dari tiga puluh ribu feet menuju ke dua belas ribu feet awalnya mereka mulai descent secara mulus.

Namun saat pesawat mereka berada di altitude dua puluh lima ribu feet dengan speed hampir tiga ratus knots tanpa dapat mereka deteksi pesawat mereka masuk ke dalam posisi Clear air turbulence, jenis turbulensi pesawat yang sulit untuk dideteksi dan terjadi secara tiba-tiba.

Keadaan clear air turbulence membuat pesawat mereka berguncang karena turbulence yang hebat dan saat itu juga mereka kehilangan transmisi dengan ground.

CAT.”

Radean menekan panel di atas, kembali membunyikan dentingan hingga tiga kali memberikan peringatan kalau mereka mengalami turbulence yang keras dan cukup parah.

Welcome On Board | KTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang