🄺🅃🄷 20 : The Best Thing

175 14 2
                                    

[Hidden Valley, Tembagapura – Papua Barat, July 2021]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Hidden Valley, Tembagapura – Papua Barat, July 2021]

Annelyn terbangun begitu alarm miliknya berbunyi di jam enam pagi tepat, hari ini adalah jadwal terakhirnya di Mimika sebelum kembali terbang ke Raja Ampat.

Seperti rutinitasnya sehari-hari setelah bangun tidur dia akan menghabiskan empat puluh lima menit nya untuk bersiap-siap dan baru setelahnya keluar untuk sarapan.

Namun sepertinya empat puluh menit yang selalu direncanakan Annelyn mendadak hanya menjadi tiga puluh menit saat dia mendengar suara yang sangat riuh dari luar.

Bergegas untuk menyudahi acara mandinya, Annelyn buru-buru berpakaian dan keluar dari kamar menuju asal suara riuh yang mengganggu pagi damai miliknya di Hidden Valley.

Saat Annelyn sampai di ruang makan dimana suara riuh itu berasal dia melihat pemandangan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya– Algis Hestamma pria yang ia tolong kemarin tengah berkutat di pantry miliknya –

pantry yang tadi malam kelihatan rapi bersih kini mendadak menjadi sangat berantakan belum lagi suara peringatan microwave yang mendadak terdengar keras berdenting berulang.

“Sir Algis?” panggil Annelyn pelan, Algis yang merasa terpanggil memutar tubuhnya dengan senyum canggung dengan kedua tangannya yang sibuk dengan perkakas dapur. Pria itu kelihatan sama berantakannya dengan pantry miliknya.

“Saya membuat sarapan, maafkan saya karena menggunakan pantry anda seenaknya…”

suaranya tertahan pria itu melihat sekelilingnya dan meringis karena baru menyadari bahwa ia telah mengobrak-abrik pantry milik orang lain,

“Saya berniat untuk membuat sarapan untuk anda karena telah menolong saya namun sepertinya saya malah menambah masalah ya.”

Annelyn tersenyum canggung tidak ingin mengangguk mengiyakan maupun menggeleng untuk tidak menyetujui. Dia tidak ingin menyinggung Algis yang telah berusaha untuk membalas budi.

“Saya tidak masalah, tapi sekarang memangnya anda baik-baik saja?”

“Ya, saya baik-baik saja lebih baik daripada tadi malam bagaimana dengan sarapannya?”

Algis memperlihatkan pan ditangannya kepada Annelyn dimana nasi goreng itu terlihat sangat berantakan. Annelyn sangsi kalau itu masih bisa dimakan dan dia tidak akan mengorbankan perutnya untuk mencoba-coba hal yang tidak pasti itu.

ini bukan karena Annelyn tidak menghargai namun, dia mencoba berpikir rasional dan mengingat pros dan cons dari setiap tindakannya itu. 

“Keberatan kalau saya mengambil alih Sir Algis?”

tanya Annelyn sedikit tidak enak, bagaimanapun juga dia tidak ingin menyinggung Algis yang telah berusaha sangat keras untuk bangun pagi dan menyiapkan ini semua walaupun gagal.

Welcome On Board | KTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang