🄺🅃🄷 11.2 : Live Is Worth For Living

241 25 3
                                    

“Do your job Claude, aku akan menunggu kamu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

“Do your job Claude, aku akan menunggu kamu."

“Kamu akan baik-baik saja?"

“Iya tentu saja."

Setelah mendapat persetujuan Annelyn, Claude mulai bergerak ke segala penjuru mencari keberadaan Sylvia dan Amora.

Setelah Claude bergabung dengan keriuhan Airport Annelyn melangkahkan kakinya tertatih seorang diri menuju bangku terdekat yang masih kosong menenangkan dirinya sendiri setelah kejadian luar biasa yang baru saja menimpanya.

Bohong kalau dia bilang ia baik-baik saja tidak ada orang yang baik-baik saja setelah merasakan dirinya di ambang kematian.

Sampai sekarang Annelyn bahkan masih bisa merasakan tubuhnya yang bergetar ketakutan saat pesawat yang dia tumpangi kehilangan daya, dan mengakibatkan seluruh kabin senyap gelap mencekam hanya terdengar desingan angin dan gumaman lirih orang yang berdoa kepada tuhan mereka karena tahu bahwa mereka mungkin saja akan berpulang.

“Ann," panggilan dari arah belakang Annelyn diikuti pelukan yang cukup erat di tubuhnya membuat Annelyn terkejut.

“Jae–”

Belum reda keterkejutan nya karena pelukan itu, Annelyn dibuat semakin terkejut setelah mengetahui siapa pelaku yang kini memeluknya.

Jaenalendra Andaru – Orang nomor satu di Indonusia sekaligus mantan tunangannya sekarang berada di hadapannya tanpa jarak tengah menatap nya dengan raut wajah kuyu karena khawatir.

“Kamu baik-baik saja?"

“Bapak Jae apa yang kamu lakukan disini?"

Annelyn dengan kesadaran diambang batas mencoba mengurai pelukan mereka namun semakin ia mencoba mengerahkan tenaga nya semakin lemas dan tidak bertenaga.

“Lemme take care of you," kata pria itu tanpa kompromi, dan tanpa bisa Annelyn cegah tubuh nya diangkat dengan begitu mudah oleh Jaenalendra pria itu membopong nya dan berjalan dengan cepat di tengah kerumunan orang-orang di Christmas Island dibantu dengan beberapa Paspampres.

“Jae, tapi Claude," kata Annelyn dengan lemah.

“Jangan khawatir dengan itu, karena Claude baik-baik saja dia bersama Oliver kamu harus mengkhawatirkan dirimu sendiri dahulu," katanya.

Annelyn baru menyadari jika dia benar-benar lemah dan shock, kepalanya lunglai di pundak Jaenalendra dan Annelyn tidak merasakan apapun selain pusing yang mendera kepalanya dan rasa berat di matanya sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya.

Kita adalah makhluk terkutuk yang sadar akan batas dan kematiannya sendiri — yang tahu segala sesuatu yang bisa terjadi — but isn't — who is given things to love and then all is taken away ... But, the answer is not despair. It’s to take on the suffering head- first.

Pikir Jaenalendra, pria itu menatap Annelyn dengan raut wajah tidak terdefinisi – karena kejadian ini dia bisa saja kehilangan seorang Annelyn Sasongko selama-lamanya dalam hidupnya.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.




Welcome On Board | KTH Donde viven las historias. Descúbrelo ahora