🄺🅃🄷 23 : Supermasiv

135 14 1
                                    

[Pelabuhan Rakyat Sorong, Papua Barat July 2021]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Pelabuhan Rakyat Sorong, Papua Barat July 2021]

"Iya kamu enggak salah dengar, pakai saja uang saya Hana saya tidak keberatan sama sekali," kata Annelyn dia menatap Hana dengan serius.

"Toh saya juga baru menyadari kalau saya sudah terlalu bekerja sangat keras untuk menghasilkan uang namun uangnya tidak saya pergunakan dengan semestinya."

Annelyn melanjutkan dengan suara yang tegas, tidak memedulikan raut terkejut sekretarisnya.

Ya, kalau itu Hana memang setuju, Annelyn memang telah bekerja sangat keras tanpa pernah libur untuk menghasilkan uang.

Sebagai seorang sekretaris pribadi Annelyn selama tiga tahun ini dia tahu bahwa Annelyn tidak pernah mencoba
bersenang-senang dan menikmati indahnya sebuah kehidupan maksudnya di sini adalag bossnya itu tidak pernah
menghambur-hamburkan uang seperti beberapa anak konglomerat lainnya.

Annelyn juga tidak pernah neko-neko karena hidupnya serba lurus! intinya hidupnya itu agak monoton dan gak asik sama sekali dibandingkan dengan dirinya deh.

Hana yang telah memprediksi bagaimana Annelyn mencari solusi hanya mengangguk, "Saya akan mencoba bertanya dahulu."

"Iya oke terima kasih," kata Annelyn dengan puas.

Walaupun merepotkan Hana tetap menjalankan tugasnya, ia bertanya kepada petugas Wings Air tentang permintaan Annelyn, keduanya terlibat percakapan yang serius dan selama Hana mengurus itu semua Annelyn mengistirahatkan dirinya di sofa First Class Longue melihat pemandangan apron yang tidak pernah sepi, beberapa menit berlalu Hana kembali dengan wajah masam.

"Bu Annelyn," Panggil Hana dengan suara yang pelan.

"Ya Hana bagaimana?" Annelyn bertanya kepada Hana yang mendekat kepadanya

"Jadwal feri terakhir sepertinya memang telah terlewat karena di sini feri hanya beroperasi hingga jam dua siang. Speedboat pun sepertinya tidak tersedia saat ini kalau ibu ingin tetap menggunakan moda transportasi via laut kita harus menginap dulu di Sorong untuk satu malam," katanya menjelaskan dengan panjang lebar.

"Bagaimana dengan menyewa sebuah boat?" tanya Annelyn tidak menyerah.

"Saya juga tidak yakin ibu, kita hanya bisa tahu itu setelah sampai di Pelabuhan tidak banyak bahkan mungkin tidak ada yang memiliki boat yang stand by di sini mengingat skala pelabuhan yang dimiliki," ungkap Hana dengan jujur, wanita itu diam-diam ingin Annelyn agak sadar dengan keadaan sekarang.

"Tidak dapat menghubungi perusahaan penyebrangan?"

"Tidak Bu ini sudah lewat jam kerja mereka, agak susah membuka jalur juga Bu mengingat mereka bukan sebuah perusahaan swasta," kata Hana.

Annelyn mengetuk-ngetuk tangannya di atas sofa berpikir apakah dia akan tetap kekeuh dengan keinginannya atau
menerima keadaan dan tetap ke Raja Ampat dengan pesawat terbang.

Welcome On Board | KTH Where stories live. Discover now