🄺🅃🄷 12.2 : Self Sabotage

240 22 7
                                    

“Ann–”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Ann–”

“Dimana Claude sekarang?" Tanya Annelyn dengan gusar.

“Sekarang dia masih berada di rumah sakit," Jawab Jaenalendra dengan suara rendah.

“Dia baik-baik saja?" Tanya Annelyn lagi agak cemas.

“Ya, Claude baik-baik saja," Jawabnya lagi kali ini pria itu mencoba menahan semua ucapannya.

“Bagaimana dengan yang lain?” Tanya Annelyn ingin tahu apa yang telah dia lewatkan selama dia tidak sadarkan diri.

“Tiga puluh delapan orang mengalami luka berat, termasuk empat crew on board. Mereka sekarang dirawat di dua rumah sakit city town hingga kondisi mereka menjadi lebih baik untuk dipindahkan ke Metropolis, kamu baik-baik saja?”

“Ya aku baik-baik saja, Terima kasih namun kamu tidak perlu melakukan hal seperti ini,"

“Hal seperti ini?"

“Terima kasih atas bantuan kamu, namun kamu tidak perlu khawatir padaku dan berhenti memperlakukan ku seperti ini kamu sekarang orang nomor satu di Indonusia bagaimanapun juga ini tidak pantas apabila sampai diketahui awak media,"

“Aku hanya merawatmu seperti korban yang lain bagian mananya yang tidak pantas Annelyn?" Tanya Jaenalendra tidak senang.

“Dengan menempatkan ku di sini, ini tidak sama dengan korban lainnya,"

Jaenalendra menatap Annelyn dengan pandangan datar tidak habis pikir karena wanita yang pernah dicintainya dengan sepenuh hati itu mengatakan kata-kata yang membuatnya tersinggung.

Seolah seperti Annelyn sedang kembali menegaskan kalau yang ia lakukan melewati batas padahal bagi Jaenalendraia hanya berniat untuk membuat Annelyn nyaman tanpa perlu menunggu mendapatkan perawatan karena dua rumah sakit di Christmas Island sudah penuh karena korban TWA-756.

Ditambah dengan fakta kalau Annelyn merupakan orang yang ia kenal dan pernah ‘dekat’ membuatnya mengambil langkah demikian dia tidak bisa bukan bersikap seolah tidak kenal kalau pada kenyataannya mereka bahkan hampir saja akan menikah?.

“Kamu berlebihan," kata Jaenalendra.

“Kamu tidak pernah berubah Ann sedikitpun bahkan setelah lima tahun berlalu masih seenaknya dan sangat egois." Lanjutnya dengan suara datar.

Lima tahun yang lalu walaupun pertunangan mereka dilandasi dengan alasan ‘kepentingan keluarga untuk keuntungan bersama’ namun bagi Jaenalendra, Annelyn adalah wanita terpilih yang akan menghabiskan seluruh hidup bersamanya ia menerima wanita itu dengan ikhlas dan belajar mencintainya.

Mereka bahkan menghabiskan banyak waktu yang menyenangkan bersama namun secara tiba-tiba dan dengan tanpa perasaan Annelyn membatalkan pertunangan mereka dengan hanya meninggalkan sepucuk surat dan menghilang begitu saja meninggalkan Jaenalendra yang sudah terlanjur mencintai Annelyn.

Sangat kurang ajar bukan?

Annelyn yang di serang dengan perkataan tajam itu hanya bisa terdiam membatu di tempat menerima segalanya karena ia juga berpikir kalau dia pantas menerima itu setelah apa yang ia lakukan kepada Jaenalendra.

Walaupun semua orang akan menganggapnya dan mengingatnya sebagai wanita jahat, egois dan tidak memiliki perasaan karena telah menyakiti orang sebaik Jaenalendra.

Namun bagi Annelyn semua yang telah ia lakukan hingga kini adalah sebuah bentuk pemberontakan dan pertahanan diri yang ia lakukan untuk Ayahnya – Abraham Sasongko –

Annelyn yang merupakan anak tertua keluarga Sasongko hidupnya sedari kecil sudah dipersiapkan menjadi pewaris utama kerajaan bisnis Sasongko Holdings, dalam keluarga Sasongko semua pria bebas melakukan keinginannya sedangkan para wanita harus menerima apa yang telah ditentukan untuknya.

Saat Claude masuk ke Aeroflight academy – akademi penerbangan terbaik di Indonusia – Annelyn harus berpuas diri dan berlapang dada menerima ultimatum ayahnya untuk melanjutkan studi bisnisnya ke University of Pennsylvania, dan mengelola salah satu anak perusahaan Sasongko Holdings – Silvetter Private Limited, dan merelakan mimpinya menjadi seorang penerbang.

Dan lima tahun yang lalu, kalau ayahnya tidak memanfaatkan keluarga Jaenalendra untuk memperoleh dukungan untuk maju menjadi kandidat calon Pemimpin Partai dan melepaskan Sasongko Holdings untuk dikelola sepenuhnya oleh Annelyn dan membebankan tanggung jawab yang begitu besarnya untuk Annelyn pikul sendirian dia tidak akan melakukan hal nekat dengan memutuskan pertunangan dengan Jae.

Andaikan ayahnya menyerah menjadi kandidat calon pemimpin partai dan hanya berfokus kepada Sasongko Holdings Annelyn tidak akan mengambil langkah yang dapat menyakiti semua orang termasuk Jaenalendra –cinta pertama nya –

Wanita itu pernah ke psikiater dan dokternya berkata bahwa perilaku atau pola pikir yang ada pada Annelyn sebenarnya menahan dan mencegah dirinya sendiri untuk melakukan apa yang sebenarnya ingin Annelyn lakukan.

Psikiaternya juga mengingat Annelyn kalau menyabotase diri sendiri yang ia lakukan selama ini perlahan namun pasti mengikis kepercayaan diri juga harga diri nya sendiri serta berpengaruh pada hubungannya dengan orang lain.

Tiap kali Annelyn gagal dalam usahanya untuk meraih impian atau tujuannya ia seperti 'membuktikan' pada dirinya sendiri bahwa dia memang tidak bisa atau tidak boleh melakukannya.

“Harusnya hal pertama yang kamu lakukan setelah lima tahun berlalu adalah bertanya keadaan aku dan menjelaskan alasan kamu meninggalkanku dan mengecewakan semua orang! Bukannya melemparkan perkataan egois seperti itu," ujar Jaenalendera.

“Kamu menikahinya dan itu artinya kamu baik-baik saja! Aku tidak perlu menanyakan pertanyaan yang sudah jelas jawaban nya," ujar Annelyn tidak ingin kalah.

“Kamu dan prasangka kamu! Seolah kamu mengetahui segala hal dan itu sangat menyebalkan kamu tahu itu Ann!"

“…”

“Kamu tidak memiliki rasa penyesalan ya sedikit pun?" tanya Jaenalendra menatap wanita itu tidak percaya.

“…”

“Bahkan mungkin karena jika kecelakaan pesawat ini tidak terjadi kamu tidak akan menemui ku bukan walaupun hanya meminta maaf setelah semua yang telah kamu lakukan?" Tanyanya.

“Kamu sudah tahu jawabannya Jae," kata Annelyn pada akhirnya menghela nafasnya dengan lelah.

“Serius? kamu sungguh keterlaluan Ann," kata Jaenalendra tidak habis pikir.

Jaenalendra menyugar kasar rambutnya ke belakang lalu melemparkan pandangan marah kepada Annelyn sebelum pergi keluar dengan membanting pintu chalets dengan keras. Lagi-lagi Annelyn dengan keegoisannya menyakiti Jaenalendra untuk yang kesekian kalinya dan membohongi dirinya sendiri.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Welcome On Board | KTH Where stories live. Discover now