🄺🅃🄷 5.2 : Mid Flight

282 25 1
                                    

“Saya gak keberatan kok Annelyn

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Saya gak keberatan kok Annelyn.”

Sebenarnya Radean juga menyadari jika dirinya sekarang semakin tidak masuk akal karena terus memaksakan kehendaknya kepada Annelyn, tapi siapa peduli? Dia hanya berusaha berjuang untuk mendapatkan apa yang ia mau.

Kalau ayahnya dan Ibunya tahu apa yang telah Radean lakukan sekarang pasti keduanya akan memarahi Radean habis-habisan karena menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang ‘anak Bykta Wisaka’

–Old money nomor lima di Indonesia, konglomerat berkelas yang telah menjadi penggerak ekonomi di Indonesia sejak berpuluh-puluh tahun lamanya– dan ia sekarang terlihat seperti pria hidung belang yang tidak punya harga diri!

“Kita baru bertemu beberapa jam yang lalu, lalu kalau saya memang tidak ada yang jemput dan naik taksi saya harus menerima tawaran dari Anda begitu?"

Banyak alasan mengapa Annelyn ingin menjauhi Radean, pertama dia tidak suka cara pria itu mendekatinya kedua, Radean itu sangat cerewet ketiga, pria itu tidak tahu malu!

“Memangnya kenapa?” tanya pria itu begitu polos.

“Flirting Anda sangat norak, dan supir taksi di Jakarta Soekarno Hatta International Airport lebih dapat dipercaya daripada kamu! asal kamu tahu saja.”

Radean tertawa dengan sedikit keras membuat Annelyn dengan segera menutup mulut pria itu dengan tangannya secara tidak sadar.

“Banyak yang sudah tidur jangan tertawa keras-keras selain gak sopan kamu juga tidak peka situasi ya!”

Annelyn mengedarkan pandangannya ke sekeliling dimana enam orang passenger yang duduk di first class telah menaikkan sliding gate mereka dan meredupkan lampu.

Dengan lembut Radean meraih telapak tangan Annelyn yang berada di mulutnya membawanya menjauh dan memegangnya.

Annelyn yang merasa bahwa ia salah langkah karena melakukan skin ship dengan Radean ia buru-buru menarik tangannya.

“Memang norak sih namanya juga sedang usaha, jadi gimana?” Tanya Radean tidak menyerah sama sekali.

“Pertama saya dan kamu gak sedekat itu untuk kamu yang akan mengantarkan saya pulang, kedua saya sudah dijemput oleh sekretaris saya ketiga saya tidak benar-benar tahu siapa kamu sebenarnya," kata Annelyn dengan sabar.

“Bukannya kamu sudah tahu siapa saya? Radean kalau kamu lupa siapa saya.”

Annelyn menghembuskan nafasnya lelah, mereka memang berkenalan namun hanya sebatas bertukar nama bukannya tahu secara in personal.

“Kamu tahu kan bukan itu maksud saya.” jawab Annelyn kesal.

“Kalau begitu kita bisa pelan-pelan Annelyn, kamu boleh bertanya apa pun kepada saya.”

Radean tidak pernah menjatuhkan harga dirinya sendiri seperti ini sebelumnya namun untuk sekali lagi dia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk dekat dengan Annelyn begitu saja, alasannya konyol tapi itulah dia dan perasaan nya. Tidak ada seorang pun yang dapat menghakimi perasaan bukan?

“Tapi saya tidak tertarik bertanya apa pun kepada Anda,” jawab Annelyn dengan pedas dan menusuk.

“Annelyn let me–”

“I see the case…” kali ini Annelyn menghadap Radean sepenuhnya menatap pria itu dengan pandangan serius.

“... I am not that person, saya gak tahu apa tujuan anda sebenarnya tapi saya yakin I am not that person.”

“Kenapa anda bisa berpikir seperti itu mungkin saya Love at –”

“Tidak!” Potong Annelyn dengan tegas.

Radean yang hendak kembali menyanggah mengurungkan niatan nya saat melihat keseriusan di wajah Annelyn wanita itu lebih serius dari sebelumnya matanya yang menyorot tajam menegaskan kalau wanita itu sungguh-sungguh dengan ucapannya dan tidak ingin diganggu gugat.

“Jangan mengatakan love at first sight! Saya tidak akan menerima alasan itu karena memang sebenarnya tidak ada yang seperti itu. Saya rasa kamu hanya berada di titik terendah dalam hidup kamu sekarang seperti yang telah kamu katakan kepada saya sebelumnya di Longue Perth International Airport tentang kamu yang di paksa untuk segera menikah oleh kedua orang tua kamu dan kebetulan kamu bertemu dengan say sekarang disini.”

“Annelyn you mistaken saya tidak –”

Listen to me first Radean, kamu melihat saya sebagai kandidat yang paling sesuai! kamu melihat saya sebagai pemenuhan kebutuhan anda yang tidak terpenuhi, Alam bawah sadar kamu segera menyadari bahwa saya adalah orang yang dapat memperbaiki masalah dalam hidup kamu dan mengembalikan keseimbangannya, untuk memastikan hal itu kamu menarik saya mendekat dengan cara apa pun.”

Radean membisu ditempatnya, tidak mendapatkan pembelaan apa pun dari lawan bicaranya Annelyn melanjutkan perkataannya dengan satu tarikan nafas.

“It’s how science explain, itulah yang dilakukan kamu sekarang dan banyak orang di luar sana. kita sudah cukup dewasa untuk menyimpulkan ini tell me if you agree with me.”

“...”

“Kamu tidak bisa menjawabnya kan Radean?!”

“...”

Okay I get it, take a break gunakan waktu itu untuk berpikir saya akan ke lavatory dulu.”

Pungkas Annelyn lalu berdiri namun sebelum ia benar-benar melangkah suara Radean terdengar pelan, pria itu menatapnya dengan pandangan yang serius.

“Bagaimana jika memang itu awal mula dari segalanya? Awal mula dari a deep love kamu tidak bisa menyimpulkan perasaan orang lain semudah itu karena bukan kamu yang merasakannya, and btw not everything can be proven by science Annelyn.”

Memilih tidak lagi menanggapi apa pun yang di katakan oleh seorang Radean, Annelyn melanjutkan langkah nya menuju Lavatory dan meninggalkan Radean sendiri dengan pertanyaan yang tidak ingin dia jawab sama sekali.

Poor Radean Wisaka.

Poor Radean Wisaka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Welcome On Board | KTH Where stories live. Discover now