🄺🅃🄷 7.1 : Squawka 7700

247 23 0
                                    

Cockpit View Above Indiana Ocean, Australia – [07:10 PM Mid-Flight After Bird Strike]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cockpit View
Above Indiana Ocean, Australia –
[07:10 PM Mid-Flight
After Bird Strike]

“Radean apa yang sedang kamu lakukan!”

Mengabaikan teriakan Annelyn di belakangnya Radean memaksakan tubuhnya untuk masuk ke dalam kokpit di ikuti oleh Algis Hestamma di belakangnya.

Mereka lalu menutup pintu kokpit dengan susah payah dan mengunci pintunya dari dalam hingga tekanan di cabin passenger kembali normal, setelah memastikan bahwa udara di cabin passenger telah berangsur normal, setidaknya mereka yang ada di kokpit dapat fokus untuk mengendalikan masalah yang ada di dalam kokpit.

Begitu Radean dan Algis masuk ke dalam kokpit dia melihat Claude Sasongko memegang kemudi pesawat dengan wajah pucat pasi pria itu kesulitan bernapas karena hypoxia.

Semua orang tahu semakin tinggi posisi mereka dari permukaan air laut maka oksigen semakin tipis dan Radean tahu bahwa Claude dan Baskara tidak memiliki cukup oksigen dalam jaringan untuk mempertahankan fungsi tubuh mereka sendiri.

Dan yang paling memperhatikan selain itu adalah keadaan Baskara Mannue yang setengah tubuhnya terjulur keluar jendela karena kaca depan pesawar mereka yang pecah.

Radean bertindak cepat memasang masker oxygen kepada Claude lalu melanjutkannya dengan duduk di jump seat di ikuti Algis yang juga duduk di jump seat samping Radean, mereka memasang seatbelt dan masker oxygen.

Tangan Algis memegang erat tubuh belakang Baskara mencoba menarik tubuh itu ke dalam namun sia-sia sedangkan Claude yang tahu kalau dia tidak memiliki banyak waktu untuk menyelamatkan Baskara dari Hypoxia.

Dia mulai berusaha untuk mengambil alih kontrol pesawat dari sistem yang terus eror, dia mencoba melakukan manual aircraft seorang diri, terlalu beresiko namun dia tidak memiliki banyak waktu nyawa Baskara dan semua orang yang di pertaruhan di sini.

Claude mendorong mundur perlahan yoke ditangannya mengontrol pesawat, dengan pitch hingga membuat pesawat kembali mendaki ke atas hampir dengan posisi vertikal tajam membuat tubuh Baskara yang sebelumnya berada di depan kini terhempas ke belakang berlawanan dengan arah windscreen.

Radean dan Algis menahan tubuh Baskara dengan erat mencoba mendudukkan pria itu di kursinya dan memasangkan shoulder harness untuk pria itu walaupun sulit mereka tetap melakukannya dengan secepat mungkin. 

Tangan Radean dan Algis menarik Baskara sekuat tenaga hingga pria itu duduk kembali di kursinya dengan setengah sadar, pria itu terserang hypoxia parah.

Radean paham betul, mereka ada di ketinggian tiga ribu dua ratus kaki dan hanya punya tidak lebih dari dua menit untuk tetep sadar dan sepertinya Baskara berada di ambang kesadaran itu, dengan cekatan Radean memasang masker oxygen tangannya kembali menutup pintu kokpit yang kembali terbuka dan menguncinya memastikan bahwa cabin temperatur tidak turun.

Karena tidak mungkin bagi Baskara untuk melakukan tugasnya dan Claude yang tengah sibuk mencoba menstabilkan pesawat, akhirnya Radean memutuskan untuk mengambil alih tugas Baskara dan membantu Claude menjadi Pilot Monitoring untuk pria itu

Pertama-tama Radean mematikan sistem alural warning dan melakukan reset pada master cautions bersamaan dengan Algis mereka melakukan non-normal checklist lalu berlanjut melakukan test warnings untuk memvalidasi indeks peringatan sesegera mungkin karena mereka gak punya banyak waktu untuk memikirkan segalanya.

We got rollin back," kata Algis berseru dia melepaskan masker oxygen nya sejenak sebelum menepuk keras bahu Claude dan Baskara mencoba membuat mereka kembali dari poor coordination.

Bagaimana pun juga Claude dan Baskara lah yang memegang kendali penuh aircraft dan tiga ratus lima nyawa ada di tangan keduanya.

Keadaan windscreen yang blow out tentu saja membuat keadaan menjadi tidak memungkinkan untuk berpindah duduk.

Baskara yang mulai dapat bernafas dengan normal menekan tombol Squawka tujuh tujuh kosong kosong yang berada di sampingnya, memberikan sinyal kepada Air Control Service bahwa pesawat mereka dalam keadaan darurat dan butuh pertolongan segera.

Claude yang tahu kalau satu mesin mereka kehilangan daya mencoba memanfaatkan peluang glide yang ada karena mesin pesawat yang masih berputar karena aliran udara yang melewati baling-baling dimanfaatkan Claude untuk melakukan windmilling namun tidak berhasil- they lost thrust.

Satu engine tidak bisa dinyalakan kembali walaupun mereka telah mengikuti prosedur sesuai dengan Emergency Responses Guide sebuah Buku Panduan Tanggap Darurat, untuk Responden Pertama Selama Fase Awal keadaan bahaya pesawat.

Decompression!” kata Radean berteriak tepat di samping Claude dan di respon anggukan Claude.

Dan satu-satunya keputusan yang paling mendesak dan masuk akal yang bisa mereka lakukan sekarang adalah menurunkan ketinggian dengan segera agar memperoleh supplai oksigen yang mencukupi sebelum memutuskan melakukan prosedur yang berikutnya.

Start Descend to ten thousand, fourty  thousand feet,"  kata Claude selaku pilot flying, dia memberikan command untuk semua orang.

Clear descend to fourty thousand feet, Mayday mayday mayday we’ve lost thrust on engines one and the windscreen blow out!”

Radean yang menggantikan Baskara menjadi seorang Pilot Monitoring dengan segera mengecek altitude mereka ia juga berusaha untuk berkomunikasi dengan Air Traffic Controller Learnmonth International Airport satu-satunya airport servis terdekat dalam jangkauan mereka, sedangkan Algis menekan tombol memasukan altitude ke dalam sistem.

"MAYDAY, MAYDAY MAYDAY Indonesia TWA 756!"

"MAYDAY, MAYDAY MAYDAY Indonesia TWA 756!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Welcome On Board | KTH Where stories live. Discover now