🄺🅃🄷 15.2 : Penghakiman

184 15 2
                                    

Michael Yudhi terkesip namun buru-buru menormalkan kembali raut wajahnya, dia berdehem pongah sebelum berbicara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Michael Yudhi terkesip namun buru-buru menormalkan kembali raut wajahnya, dia berdehem pongah sebelum berbicara.

“Ngomong-ngomong soal hal tersebut mengapa Anda tidak mencoba mendaratkan di Cocos Keeling Airport? runway mereka lebih panjang dari Christmas Island loh?” tanya Michael tanpa tedeng aling-aling.

Claude mencoba melirik respons Romanvinch Wisaka yang ada di sebelahnya menelaah ekspresi bosnya itu, namun sepertinya Romanvinch menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Claude tentang bagaimana ia akan menangani masalah ini.

“Ketinggiannya kurang memadai, we are gliding dan Christmas Island satu-satunya lokasi yang terdekat dan aman daripada dimana pun itu adalah opsi terbaik yang kami miliki saat itu," Jawab Claude lugas.

Pria itu nencoba menjelaskan bahwa pesawat mereka meluncur turun tanpa mesin dan mereka tidak memiliki kuasa sama sekali untuk mengubah atau memperbaiki itu.

Air Traffic Controller Learnmonth bilang bahwa Anda hendak menuju Cocos Keeling dan ATC Cocos Keeling Island pun telah mengkonfirmasinya namun Anda tidak ke sana di saat-saat last minute," kata Michael menjelaskan pokok permasalahannya.

Claude terdiam sejenak, menggali kenangan tragedi itu tentang apa yang ia pikirkan pertimbangan dan konsekuensi apa yang mempengaruhinya saat ia memilih berbelok ke kanan ke Christmas Island daripada melanjutkan ke Cocos Keeling.

“Saat saya hendak berbelok ke kiri setelah kehilangan daya mesin terakhir saya sadar bahwa I can’t make it saya tidak akan bisa ke Cocos Keeling Island dan itu menyingkirkan semua pilihan yang ada ...." kata Claude menarik nafas.

"And I fee I made a mistake kalau saya berbelok ke kiri kami tidak akan sempat ke Cocos Keeling mungkin kami akan berakhir di air kalau kami tetap menuju Cocos Keeling sekali lagi saya ingatkan bahwa kami dalam posisi gliding tanpa mesin kami pun juga telah mencoba melakukan windmilling namun kembali lagi ketinggian kami tidak memadai.” Jawab Claude, tangannya bertaut erat berusaha menjelaskan tanpa harus merasa gusar.

Michael menatap Claude dengan tampang meremehkan yang kentara, membuat Algis mendengus tidak suka dengan less attitude yang di perlihatkan kepada mereka.

NTSC tidak memiliki wewenang apa pun untuk menghakimi mereka karena tugas pokok mereka bukan untuk memperkarakan maskapai.

“Apa yang membuat Anda begitu yakin kalau itu bukan sebuah kesalahan? If you don’t mind bisa jelaskan bagaimana cara kamu menghitung semua patokan itu?” Tanya Michael pria itu bersiap untuk menulis di kertas note miliknya.

No time for calculate .…” Claude berkata dengan sangat jujur dia tidak menghitung, tidak ada orang yang sempat menghitung walupun ada empat orang di Kokpit TWA 756, everyone too busy mereka terlalu sibuk untuk menghitung.

“Saya hanya mengandalkan pengalaman saya atas ribuan jam terbang lebih dari enam tahun.” Jawab Claude secara gamblang.

“Jadi maksudnya Anda tidak–”

Welcome On Board | KTH Where stories live. Discover now