BAB 2

40 5 0
                                    

Semua orang menatap Nash dengan gemas, Nash yang canggung hanya bisa menggaruk lehernya yang tak terasa gatal itu.

"Halo, Nash!"

Suara cempreng yang membuat seisi kelas menutup telinganya, seorang gadis langsung duduk di samping Nash yang masih melongo.

"Kenalin, aku Freey. Anak paling kaya di sekolah ini, kamu pasti adiknya Naga dan Nxy yang tampan itu, kan?"

"Girl, don't you dare put your finger on my body. Gue gak suka di pegang orang gak di kenal, apalagi sama orang sok akrab kayak lo,"

Semua orang sontak terkekeh, gadis yang ada di hadapannya merasa di buat malu oleh Nash. Bagaimana bisa seorang yang terkenal di sekolah mendapatkan perlakuan seperti itu?

Nash beranjak dari kursinya dan duduk di samping laki-laki berkacamata yang tengah asik mendengarkan musik, Nash menyentuhnya untuk berkenalan.

"Boleh duduk di sini?"

"H-hah? Oh, boleh."

Nash tak sengaja melihat wallpaper ponsel laki-laki itu, ia tersenyum tipis melihatnya. Ternyata ia mengidolakan abang yang minus akhlak itu. Gumamnya dalam hati.

"Wah, jangan bilang lu suka abang gue," ledeknya spontan.

"Shhh! Jangan kencang-kencang, nanti kalau ada yang denger gimana? Gila, congormu jangan kencang kali."

Nash terkekeh, "Are you gay? Are you boti?"

"Pertanyaan macam apa itu?"

"Just asking, entah lah abang sulit di mengerti,"

"Maksudnya?"

"Kami saudaranya gak tau dia itu suka dengan laki-lakii atau perempuan, dia mempunyai mantan perempuan tapi tak lama kandas."

"Kenapa bisa?"

"Gak akan ada jawabannya, anyway, siapa nama lo?"

"Xyon,"

"Nice to meet you, Boti."

"Bro, jangan gitu."

Nash hanya terkekeh melihat ekspresi lelaki unik yang ada di hadapannya, ia merasa tertarik melihatnya.



─── ∙ ~εïз~ ∙ ───



Naga berjalan dengan dua pengawalnya di koridor sekolah Nash, hari ini ia di minta untuk datang ke sekolah karena Nash membuat sedikit masalah.

Naga menjadi pusat perhatian di sekolah itu, tak banyak murid yang mengaggumi dan meminta foto padanya.

Namun, langkahnya terhenti ketika seorang gadis centil berhenti di hadapannya. Naga menaikan satu alisnya, dan memperhatikan gadis itu dengan tatapan tajam.

"Halo, pasti mau ketemu Nash. Tenang aja, aku bakal buat Nash gak kena masalah di sekolah ini, karena secara papa ku salah satu pemegang saham di perusahaan keluargamu,"

"Oh, ya? Aku tidak peduli, karena orang tua mu tak terlalu berpengaruh di perusahaan kami."

Naga melanjutkan langkahnya, meninggalkan gadis yang menghentakan kakinya kesal.

Sementara itu, Nash menatap santai kepala sekolah yang ada di hadapannya, sembari memainkan pulpen yang ada di tangannya enggan untuk mendengarkan ceramah sang kepala sekolah.

"Kenapa kamu melawan guru? Kamu itu anak baru, dan orang paling berpengaruh di kota ini. Kenapa kamu tak bisa seperti kakak dan abangmu?"

Naga [ONGOING]Where stories live. Discover now