Bab 3

40 5 0
                                    

Xyon melihat rumah Nash dengan sangat kagum, ia malu mengingat perkataan Naga yang sukses membuatnya jadi merasa takut.

Nash datang dengan membawa keranjang berisikan cemilan, bersama dua temannya yang baru datang siapa lagi kalau bukan Ryan dan Tasya.

"Gila, rumah lo gede banget. Hampir sama kayaknya sama bangunan sekolah, lo gak kesasar kah?" Tanya Ryan kagum.

"Tch! Tinggal pake maps ribet amat, sini duduk."

Ryan duduk di samping Xyon yang masih sibuk dengan lamunannya, Nash yang menyadari itu langsung menyentuh hidung Xyon yang langsung tersentak.

"Bisa-bisanya ngelamun, mikirin apa?"

"Gak ada, cuma kagum aja sama rumah ini. Oh, orang tualu kemana?" Balas Xyon sambil melihat keseluruhan kamar Nash.

"Iya, kok gak ada ortu lo?" Timpal Tasya heran.

Nash duduk di samping Ryan dan Xyon sembari memakan cemilan, "Mereka tinggal di Amerika, kami anak-anaknya mutusin buat tinggal di sini. Mereka bakal pulang sampai Naga menikah, itu-"

"Uhhuk! Uhhuk!!"

Nash sontak memberikan minum kepada Xyon yang tersedak setelah mendengar ucapan Nash, apa? Menikah? Kenapa gua kaget?

"Lo kenapa, anjrit?" Tanya Ryan bingung.

"H-hah? Ini keselek ludah, gaktau kayaknya ada yang ngomongin."

"Aneh-aneh aja," timpal Nash heran.

"Emang Naga kenapa? Kok nunggu dia nikah dulu?" Tanya Tasya.

Nash menaikan pundaknya singkat, "Kakak pertama gua sudah menikah, tapi sama perempuan. Kami sekeluarga cuma menutupi saja, karena media gak boleh tau pernikahan anak pertama sesama jenis."

"Jadi, kalau Naga homo, gak akan ada orang yang tau gitu?"

"Daddy dan Mommy udah nyerah, sekarang Naga mau sama laki-laki atau perempuan media akan terus menyorot dia,"

Xyon berpikir apakah ia bisa menjadi calon pengantin di suatu hari nanti? Apa iya gua bisa nikah? Sama Naga misalnya? Eh, kok gua malah mikir gini, sih?

Mereka larut dalam obrolan, di sisi lain ada yang menatap mereka dengan seksama, lalu ia pergi sambil tersenyum.

"Tolong cari tau lebih lanjut soal temen Nash itu,"

"Pardon? Lo pikir lo siapa nyuruh gua?"

"C'mon, kapan lagi lo lihat gua tertarik sama orang?"

"Fuck off!"

"Gimana?"

"Siapa?"

"Xyon,"

"Bro? Are you-"

"Just do your job, no need to ask for the next,"

Lelaki itu hanya menganga setelah mendengarnya, apa yang harus dia perbuat? Apa yang harus ia rasakan? Kaget? Bingung? Senang? Kenapa sulit sekali menghadapi laki-laki aneh yang meninggalkannya itu?



─── ∙ ~εïз~ ∙ ───



Akhirnya, Xyon sampai di rumahnya yang tak seberapa itu. Ia melihat kedua orang tuanya berdebat seperti biasanya, ia ingin cepat lulus dari sekolah itu sehingga ia tak bertemu dengan keluarga yang sangat menyebalkan.

Ia masuk kedalam kamarnya lalu meneteskan air matanya singkat, ia iri melihat Nash yang di lindungi oleh kakaknya. Itu membuat Xyon rindu akan kehadiran kakak perempuannya, ketika kepergian sang kakak semua keadaan menjadi runyam.

Naga [ONGOING]Where stories live. Discover now