17

30 2 0
                                    

Seorang lelaki berjalan dengan santai, ia tersenyum ketika melihat lelaki yang memakai baju warna oranye dengan raut wajah yang sangat tengil. Lelaki paruh baya itu mengangkat dagu lelaki yang ada di hadapannya demgan kaki kanannya, ia tersenyum tipis melihatnya.

"Banyak juga suruhanmu, ingat kau berurusan denganku. Ketika kau bermain denganku, maka akan habis kau di tanganku."

"Lepaskan kaki baumu itu, dasar bajingan!"

Lelaki itu tersenyum meremehkan, "Aku bajingan? Lihat siapa aku sekarang, lihat betapa suksesnya diriku. Sementara kau? Ku peringatkan, siapapun suruhanmu jangan sampai mengganggu karena kau akan tau akibatnya!"

"Kau pikir aku takut, hah?!"

Lelaki paruh baya itu terbahak, "Kau bukan hanya berurusan denganku, tapi dengan seseorang yang lebih berbahaya dan lebih menyakitkan tentunya."

"Aku tidak takut!"

"Tetaplah seperti itu, dan kita lihat siapa yang akan minta ampun."

"Hey, bajingan. Siapapun orang yang akan menghabisi semua orangku, dia belum melawanku. Akanku hancurkan keluargamu sampai semuanya hancur, tidak peduli seberapa berbahayanya kalian."

Lelaki paruh baya itu memutar tubuhnya, "Lakukan saja semaumu, aku tahu dari dulu kau takut posisimu di rebut. Jadi, lakukan saja apa yang perlu kau lakukan, jika itu tidak membuat dirimu malu."




─── ∙ ~εïз~ ∙ ───




Xyon terbangun dengan posisi berada di pelukan Naga, kepalanya sakit entah berapa banyak ia minum semalam. Ia melihat wajah tenang itu, memperhatikan setiap sudut wajah lelaki itu. Ia tampak sempurna, bukan?

Sialan, bawah gua sakit banget. Apa semalam gua main lagi? Main sebrutal apa sampe kamar berantakan kayak gini? Batin Xyon sembari mencoba mengingat apa yang terjadi setelah dirinya di lamar Naga.





Malamnya....

"Aku mau nikah, haha!"

"Ah, mabok. Kenapa minum sebanyak itu tadi?" Omel Naga swmbari menurunkan tubuh itu.

"Aku, aku gak mabok. Aku sadar, aku masih bangun."

Naga menatap lelaki imut itu, wajahnya merah dan sangat sexy menurutnya. Tapi, Naga menahan semuanya agar tidak terjadi hal lebih kasar nantinya.

"Sayang," panggil Xyon sembari memeluk Naga.

"Hm?"

"Lucky to have you, do not leave me alone. I'm scared to open my eyes if you're not here."

Naga tertegun, ia melihat Xyon yang tersenyum. Naga hanya bisa larut dalam perkataan itu sembari mencium lelaki yang mungkin sekarang ia sudah sangat mencintainya? Apakah perasaan Naga benar adanya?

Xyon menarik tubuh itu agar lebih dekat dengannya, ia merasakan tubuh Naga sangat hangat dan mampu melindunginya.

Xyon menatap Naga dengan raut wajah yang sulit di artikan, "Naga,"

"Hm?"

"Apa aku cuma partner seks mu?"

Naga mengerutkan dahinya, "Pertanyaan macam apa ini? Kenapa bisa ada pertanyaan goblok macam ini keluar dari mulutmu itu?"

Naga [ONGOING]Where stories live. Discover now