Bab 5

23 3 0
                                    

3 hari berlalu..

"Abang!"

Naga menoleh ke arah Nash yang berlari kearahnya, "Apa? Tumben udah pulang?"

"Mau jemput Xyon, ayo anterin."

"Gak mau, gua sibuk. Lagian lo gak liat nih dokumen numpuk kayak dosa lo?"

"Maksud lo? Anjrit, ayo lah,"

Naga menghembuskan napas kesal sebelum berdiri, lalu meminta asistennya untuk membantunya mengurus berkas yang ada di mejanya.

Naga mengikuti Nash yang berjalan dengan santai menuju arah lift sembari melihat ponselnya sesekali, mereka turun ke lantai dasar untuk menunggu mobil mereka di lobby kantor.

"Abang, kenapa tangan lo di perban gitu?" Tanya Nash ketika melihat Naga menyilangkan dua tangannya.

"Gak papa, kemarin pas gua gym ada gua sempat pukul dinding terlalu keras," jawabnya santai.

"Anyway, apa lo tau sesuatu soal Xyon?"

Naga mengerutkan alisnya bingung, "Itu, kan temen lo, kenapa pula gua yang harus tau soal temen lo itu?"

Nash menyilangkan dua tangannya di depan dada sembari memberikan ekspresi tak percaya, "Kemarin pas gua jenguk dia, gua liat ada kartu lo yang ada di rumah sakit itu. Ya, gua tau lo yang nemuin Xyon pas di taman tapi, kenapa lo sampe kasih kartu itu ke dia?"

"Nash, semua orang berhak punya kartu yang sama kayak gua, kenapa lo yang ribet?"

Nash berdecih mendengarnya, "Gua itu adik lo, gua pasti tau betul mana kartu abang gua. Lo mau begoin gua? Gak bisa, maaf saja."

Mobil merekapun sampai, Naga langsung masuk dengan santai tanpa ada rasa gugup atau takut sekalipun setelah mendengar itu. Nash tau betul sang kakak tak bisa di tanya berulang kali, tapi apa salah ia ingin tau?

Selama perjalanan Nash masih sibuk dengan pikirannya, sementara Naga hanya sibuk dengan urusan pekerjaannya yang tak bisa ia tinggal.

Empat puluh lima menit berlalu, akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Mereka langsung bergegas pergi ke kamar Xyon, dan mendapatinya tengah membereskan tasnya.

Mata mereka bertemu lagi, Xyon merasakan pipinya hangat. Apaan, nih? Bisa-bisanya gua malu-malu kambing liat Naga, udah kek jantung jangan senam dulu.

"Eh, udah siap ternyata. Gimana kepala lu? Masih sakit?"

Xyon menggeleng pelan, "Udah lumayan baik, makasih, ya. Udah repot-repot jemput, jadi gak enak."

"Gak enak kasih kucing saja, ayo, kita pulang. Biar abang yang bawa barang-barang lo, dia kan lelaki tangguh."

"Ma-"

"Gak ada penolakan, makasih."

Nash menarik pelan Xyon, Naga hanya mengerutkan dahinya bingung. Jadi, tugas dia ikut adiknya adalah menjadi pembawa barang?

Naga mengambil tas dan botol milik Xyon, lalu turun kembali ke mobil. Ia melihat Nash dan Xyon sudah duduk di belakangnya dan Naga masuk sambil memberikan barang milik Xyon dengan santai.

Selama perjalanan Xyon takut Nash dan Naga melihat kondisi keluarganya, ia takut orang tuanya akan marah kepadanya ketika mereka tau anaknya tak pulang. Naga yang menyadari itu hanya diam tak mau ikut campur, ia hanya fokus kepada kerjaannya yang masih sulit di tinggal.

Satu jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di perumahan yang tak begitu besar. Banyak anak-anak di sana yang melihat dengan kagum ke arah mobil yang di iringi polisi itu, mereka semua berkumpul untuk menyambutnya.

Naga [ONGOING]Where stories live. Discover now