26. Karena Kata

1.8K 205 79
                                    

🔫 Agam

Kelabu jadi terasa sangat panjang. Kabut yang semakin gelap seiring dengan perasaanku yang belum kunjung mau tenang.

Dan dokter Amalia yang masih jadi alasan utamanya.

Berita pernikahan, yang membuat pertahanan hatiku jadi langsung hancur berantakan.

Karena katanya, aku yang telah berhasil membuat dokter Amalia jadi jatuh cinta.

Jadi kenapa aku harus mendapatkan berita pernikahan dokter Amalia ketika aku sedang melaksanakan tugas negara?

Karena mauku, berita pernikahan dokter Amalia dari pinanganku. Jadi kenapa harus ada berita seperti ini yang sangat berhasil untuk mengeluarkan tangisanku?

"Selamat pagi, Pak Komandan."

"Ya. Selamat pagi juga, dokter Amalia."

"Sudah mau ada kegiatan lapangan, Pak Komandan?"

Pertanyaan berulang yang selalu saja tak bisa kuberikan jawaban.

Dulu, aku selalu beranggapan bahwa kebenaran sudah ada dalam setiap keputusanku.

Tapi ternyata, berita pernikahan dokter Amalia membuatku jadi langsung mau untuk percaya, bahwa ditinggalkan dan dikejutkan tanpa penjelasan serta kabar berita, memang menyesakkan sekali rasanya.

Yang sudah berulang kali bertanya, tapi hanya dibalas dengan diam tanpa suara. Yang sudah berusaha mencari tahu informasi pastinya, tapi seperti langsung ditutup karena aku yang tak kuasa membukanya.

Kini berganti aku yang sedang mengalaminya.

Bagaimana perasaanku seperti langsung dijatuhkan ke dasar jurang ketika tiba-tiba berita pernikahan dokter Amalia kudengar.

Jadi apa seperti ini perasaan tersakiti yang telah dokter Amalia rasakan?

Apa kepergian dan keterdiaman dariku juga memberikan keterkejutan yang sangat besar?

" ... Kalau Pak Komandan perlu beberapa vitamin untuk menjaga ketahanan tubuh saat sedang banyak kegiatan seperti sekarang, bisa langsung saya resepkan."

"Ya, dokter Amalia. Terimakasih untuk tawaran baiknya. Nanti, kalau saya memang sangat membutuhkannya, saya pasti akan menerima tawaran baik dari dokter Amalia."

Dan kini aku sungguhan sedang sangat membutuhkannya. Dan dokter Amalia yang harus memberikannya. Karena dokter Amalia yang harus jadi obat atas segala sesak yang sedang kupunya.

Aku butuh kejelasan bahwa berita pernikahan dokter Amalia tak benar.

Ya?

Katakan bahwa ini keliru. Supaya aku bisa kembali berdiri tegak di atas kedua kakiku. Supaya perasaan jatuh cintaku tak berubah jadi kelabu. Dan supaya gadis sholihah yang selama ini selalu ada di dalam setiap doa khusyuku benar-benar akan bisa jadi istriku.

Aku mohon.

Tolong.

"Baru berangkat?"

Lontaran pertanyaan yang sangat kuingat karena aku masih ingin terus melihat dokter Amalia.

Bagaimana pagi itu aku seperti semangat sekali karena bisa bertemu tatap dengan gadis cantik yang telah berhasil merebut perhatianku untuk mencari tahu segala hal tentang dirinya.

"Iya, Pak Komandan. Baru saja sampai."

"Datang sendiri?"

"Tentu saja. Memangnya, saya mau datang dengan siapa?"

Prawira Laksamana ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang