⚠️9. Sisi Kelam⚠️

543 56 29
                                    

⚠️ TW: kekerasan, kata-kata kasar, hubungan yang tidak sehat

--------------------

Treat You Better - Shawn Mendes

And you're spending all your time
In this wrong situation

♪ ♪ ♪ ♪ ♪

Ada beberapa pertanyaan yang selalu bertambah seiring pertemuanku dengan Luna. Mengapa ia sering mengganti kacamata? Mengapa ia selalu mengenakan atasan berlengan panjang? Mengapa ia beberapa kali seakan menghilang tanpa kabar? Mengapa ia berhenti les vokal? Mengapa Jonathan menangis waktu itu? Pertanyaan itu akhirnya terjawab pada suatu malam ketika untuk kedua kalinya aku mengantar Luna pulang, sehabis latihan bersama Lumiére di studio. Kalau sebelumnya Luna tidak mengizinkan aku mengantar sampai ke rumah, kali ini ia turun dari motorku tepat di depan gerbang rumahnya.

Setelah memastikan gadis itu masuk ke dalam rumah dan menutup pintu, kupacu motor menuju ke rumah. Namun, di dalam perjalanan aku teringat akan sesuatu. Hari itu, aku tidak ada jadwal kuliah. Aku datang ke kampus hanya untuk latihan saja, sehingga tidak membawa tas. Maka, ketika Shaga memberikan buku yang dititipkan Jenny untuk diberikan kepadaku, aku menitipkannya pada gadis itu saat kami pulang. Kuputuskan untuk kembali ke tempat Luna karena buku itu harus kupakai saat mata kuliah esok harinya.

Pintu gerbang dan rumah Luna terbuka sedikit, serta terdapat sebuah motor terparkir di halaman. Tanganku baru saja akan mengetuk pintu rumahnya, ketika mendengar suara lirih dengan nada bergetar mengucapkan, “Sampai kapan kamu mau giniin aku terus, Jo?” Suara Luna. Harusnya aku segera menjauh, memberi mereka privasi, tetapi yang kulakukan malah memasang telinga untuk merekam percakapan di dalam sana.

“Makanya kamu jangan bohong! Aku benci orang yang tukang bohong kayak kamu.” Jonathan membentaknya.

“Tapi, aku nggak bo—”

“Halah. Kamu pikir aku bisa langsung percaya? Kemarin soal drama apalah itu, kamu bohong. Kalo Aldo nggak bilang, aku nggak bakal tahu kalo selama ini kamu sibuk main sama cowok-cowok itu, bukan karena tugas dari UKM kamu. Terus, sekarang kamu minta aku percaya?” Aldo, salah satu anggota UKM Band, mahasiswa semester tiga, dan mungkin memang teman akrab Jonathan. Namun, kenapa Luna harus bohong soal drama musikal itu?

Gadis itu terisak sebelum menjawab, “Harus berapa kali aku bilang? Aku nggak bermaksud bohongin kamu soal itu. Aku cuma mau nunjukkin ke kamu kalo aku—”

Kata-kata Luna dipotong oleh suara gebrakan. Jonathan seperti sedang memukul sesuatu dengan keras. “Udah. Aku nggak mau lagi bahas yang kemarin. Sekarang, aku tanya sekali lagi, ada hubungan apa kamu sama cowok tadi, sampai dia bisa anterin kamu pulang?” Tubuhku mematung. Mereka bertengkar gara-gara aku?

“Aku mesti jawab apa lagi sih biar kamu percaya?” tanya Luna frustasi.

“Jawab yang jujur, Luna!”

Dengan suara melengking, Luna membalas, “Kalo kamu mau aku jujur, aku mau kita selesai di sini. Aku capek kayak gini terus.”

Ada hening selama beberapa detik, kemudian Jonathan mendecih, “Bener ‘kan dugaan aku? Kamu pasti selingkuh ‘kan sama dia?”

“Iya,” jawab Luna garang. “Itu ‘kan jawaban yang mau kamu dengar?”

Tepat setelah berkata begitu, terdengar suara umpatan Jonathan, “Cewek brengsek!” dibarengi pekikan Luna. Spontan, aku beranjak dari balik pintu, melihat apa yang terjadi. Darahku seperti langsung naik ke ubun-ubun ketika laki-laki itu secara membabi-buta menendang tanpa ampun tubuh Luna yang terbaring meringkuk di lantai, berusaha melindungi diri.

Romantic Interlude [END]Where stories live. Discover now