EPILOG

731 45 20
                                    

Sebuket mawar putih kuletakkan di depan batu nisan milik Eleanor Aluna. Aku duduk bersila di gundukan rerumputan yang tumbuh di atas makam.

"Apa kabar, Lun? Maaf ya, gua ke sini sendirian, nggak bareng Papa Mama. Mereka berdua tuh beneran kayak anak ABG tau nggak? Masa udah umur segitu malah pergi bulan madu, tinggalin anaknya yang jomblo ini sendirian. Eh, tapi bentar lagi kayaknya gua bisa melepas status jomblo deh. Ada seseorang, salah satu kru program berita yang sama kayak gua. Orangnya baik, tulus, kebetulan suaranya bagus, dan yang pasti sefrekuensi. Diajak ngobrol apa aja, pasti nyambung kalo sama dia. Kita udah cukup lama dekat, dan rencananya besok gua mau nembak dia. Ya, gua ngaku deh, gua jilat ludah sendiri dengan bilang nggak mau pacaran. Kali ini, gua nggak takut lagi. Gua cuma pengen menunjukkan keseriusan gua sama dia. Doain gua ya, Lun. Mudah-mudahan kali ini gua bisa percaya kalo cinta sejati itu nggak cuma ada di dongeng aja."

♪ ♪ ♪ ♪ ♪

Fun fact: Tokoh Luna pernah muncul satu kali dalam Kisah Satu Dekade, sebagai teman Caca saat mereka menjadi anggota BEM.

♪ ♪ ♪ ♪ ♪

Author's note:
Untuk kalian yang sampai ke bagian author's note ini, aku nggak tahu harus bilang apa lagi, selain TERIMA KASIH SEBANYAK-BANYAKNYA. Meskipun tulisanku belum sempurna, tetapi kalian tetap menyelesaikan sampai akhir, bahkan memberi bintang dan komentar yang baik-baik (kadang lucu juga). Itu yang buat aku terharu huhuhu. Bagi yang bersedia memberi kritik dan saran agar tulisanku selanjutnya bisa lebih baik, kalian bisa meninggalkan komentar di bagian ini ya. Sampai bertemu di karyaku selanjutnya ♡°♡°♡

Romantic Interlude [END]Where stories live. Discover now