13. Kebahagiaan

195 41 0
                                    

Tenerife Sea - Ed Sheeran

And all of the voices surrounding us here
They just fade out when you take a breath
Just say the word and I will disappear
Into the wilderness

♪ ♪ ♪ ♪ ♪

Ketika mempunyai seseorang yang kau sayangi, kebahagiaan yang kau rasakan, sekecil apapun itu, kau tetap ingin membaginya kepada dia.

Seorang ayah yang sedang bekerja, tiba-tiba saja mendapat sekotak nasi dengan ayam goreng karena ada acara di kantornya, tetapi memilih untuk tidak menyantapnya saat jam istirahat. Ia akan membawa pulang makanan itu untuk dinikmati bersama istri dan anaknya. Meski tak seberapa, tetapi sang anak senang bukan main karena bisa mencicipi makanan restoran.

Seorang kakak merasa sangat bahagia ketika baru saja mendapat boneka sebagai hadiah ulang tahunnya. Tak sengaja ia melirik kepada adiknya yang memandang boneka itu kagum tanpa berkedip. Dengan tulus, ia izinkan sang adik untuk lebih dulu memainkan bonekanya sampai puas.

Seorang anak kecil yang menemukan selembar uang sepuluh ribu di jalan, tidak berpikir untuk menyimpannya seorang diri. Ia akan bercerita pada sahabatnya, lalu mereka berdua akan pergi ke warung terdekat membeli dua buah es krim sebelum bermain layangan.

Kebahagiaan akan terasa hampa jika kita tak punya seseorang untuk berbagi.

Teman-temanku akhirnya berhasil menyelesaikan kuliah mereka. Shaga, Dave, Gilang, dan Rian dengan bangga mengenakan toga sambil menenteng ijazah. Aku senang bahwa di antara semua kesibukan yang dijalani, mereka bisa lulus tepat waktu. Namun, aku juga sedih karena tidak bisa lulus bersama mereka. Perjalananku masih satu tahun lagi.

"Selamat, selamat. Habis ini, nggak cuma jadi beban keluarga, tapi jadi beban negara juga," candaku sambil memeluk mereka satu-satu.

"Asli. Diselamatin orang-orang malah berasa kayak, 'Selamat menganggur, ya' gitu," celetuk Gilang.

"Ya, nggak apa-apalah istirahat dulu sebentar. Asal jangan kelamaan aja," ucap Rian.

"Oh, iya. Jadi nggak nih acara kita?" tanya Dave.

Sejak beberapa bulan lalu, kami telah berencana pergi ke Dieng untuk merayakan kelulusan. Bisa dibilang, ini juga sebagai perpisahan Lumière, sebuah band yang awalnya terbentuk karena berhasil lulus audisi, kemudian lambat laun berubah menjadi komunitas ternyaman dengan orang-orang yang kuanggap sebagai saudara sendiri. Setelah ini, kami akan melanjutkan hidup ke tujuan masing-masing, mengejar masa depan. Pada akhirnya, Lumière dengan segala kerja keras dan masa kejayaannya akan tinggal sebagai sesuatu yang bisa dikenang di hari tua nanti. Sedih sebenarnya, tetapi sama-sama gengsi untuk mengatakan dan menunjukkan. Maka dari itu, kami memilih untuk bersenang-senang saja.

Ada sebuah acara di Dieng yang diadakan setahun sekali. Namanya Dieng Culture Festival, sebuah acara yang mempertontonkan kebudayaan lokal, sekaligus memanfaatkan wisata alam, untuk membantu perekonomian masyarakat Dieng. Yang membuatku antusias menyetujui ide Shaga ini adalah adanya festival musik jazz.

"Kalo lo semua oke, malam ini gua deal sama turnya. Eh, kalo gua ajak Jenny, kalian keberatan nggak? Dia pengen banget ikut festival lampion."

Sementara yang lain langsung berkata tidak masalah sama sekali dengan kehadiran Jenny, aku justru hanya memikirkan satu hal. "Ada Festival Lampion?"

"Ada. Nanti gua share di group chat deh jadwal acaranya."

"Gua boleh ajak Luna?" tanyaku spontan sambil mengedarkan pandangan kepada mereka satu per satu, minta persetujuan.

Romantic Interlude [END]Where stories live. Discover now