18. Get Out

3.6K 627 94
                                    

Barou sebelumnya memiliki waktu 24 jam untuk berada di luar gedung Blue Lock. Sehabis menjenguk Haruhi, ia pulang ke rumahnya dan bermalam di sana tanpa memberitahukan keberadaan Haruhi pada adiknya, Shiho. Haruhi sendiri yang meminta Barou untuk tidak memberitahu Shiho terkait kondisinya karena gadis itu tidak ingin membuat adiknya lebih merasa bersalah.

Keesokan harinya, Barou menjemput Haruhi dari rumah sakit dan mereka pergi bersama-sama ke Blue Lock. Akan tetapi karena masih ada banyak waktu, Barou membeli camilan di jalan untuk adiknya. Mereka diantar dengan mobil dari pihak Blue Lock.

"Apa dokter mengatakan sesuatu tentang kakimu?" tanya Barou.

"Hm?" Haruhi yang sedang memakan es krim itu tersentak kaget mendengar pertanyaan tiba-tiba Barou.

"Gak ada tuh" ujar Haruhi tak berbohong. Ia heran kenapa Barou tiba-tiba penasaran dengan kakinya.

"Souka" gumam Barou. Sebenarnya ia kepikiran dari kemarin gara-gara Haruhi menahan bola yang ia tendang sekuat tenaga.

Setelah perjalanan panjang, mereka akhirnya tiba di depan pintu gedung Blue Lock. Keduanya keluar dari mobil dan berdiri di depan pintu. Barou yang menghentikan langkahnya membuat Haruhi ikut berhenti dan menatapnya bingung.

"Jika kau ingin melanjutkan sepak bola, aku akan menghancurkanmu" ujar Barou.

Perkataan itu tentunya membuat Haruhi terkejut. Gadis itu terbelalak mendengar ucapan kakaknya. Ia menggigit bibirnya dan mengepalkan kedua tangannya. Ia ingin melangkahkan kakinya, namun terhenti karena seseorang membuka suara.

"Untuk selanjutnya, aku akan mencetak gol lebih banyak darimu. Aku tidak akan kalah untuk yang kedua kalinya" ujar Barou dan berjalan duluan melewati Haruhi.

Ucapan itu membuat kesalahpahaman Haruhi hilang seketika. Ia kira kakaknya melarangnya untuk bermain sepak bola. Namun ternyata kakaknya sudah menganggapnya sebagai rival.

Mendengar itu membuat senyuman sumringah mekar di wajah Haruhi. Gadis itu melompat dan memeluk kakaknya dari belakang.

"Kalau begitu, aku hanya harus mencetak gol lebih banyak dari Aniki" ujar Haruhi yang terdengar sangat senang.

Mendengar suara yang ceria itu membuat kedua sudut bibir Barou terangkat 0.0001 mm.

Drap drap drap

Suara langkah kaki yang buru-buru terdengar mendekat dan membuat kedua bersaudara itu mengalihkan perhatian.

"Haruhi-chan!" seru Anri yang merasa senang melihat kehadiran gadis itu dalam keadaan sehat.

Haruhi melompat turun dari punggung Barou dan berlari menghampiri Anri dengan kedua tangan yang terbuka lebar. Mereka saling berpelukan seolah tidak bertemu bertahun-tahun.

"Maafkan aku karena tidak bisa menjengukmu!~" seru Anri merasa bersalah.

"Um um~ tidak apa-apa. Tokorode..." Haruhi melepas pelukan mereka, namun  tangannya memegang kedua bahu Anri.

Melihat tatapan haus darah dari mata merah Haruhi membuat Anri seketika merasa gugup. Senyum creepy yang ditunjukkan gadis itu menambah kecepatan detak jantung Anri.

"Bagaimana dengan keputusan Ego?"

Satu pertanyaan itu saja yang membuat pikiran Haruhi terusik berhari-hari ini. Yang ia inginkan hanyalah jawaban dari pria kurus itu.

"Kebetulan sekali, dia memintamu untuk langsung menemuinya" ujar Anri. Ia ditugaskan untuk menjemput dan mengantar Haruhi menuju tempat Ego.

Barou dipersilahkan untuk kembali melanjutkan pelatihan fisik hari keempatnya.

[Thief] Blue Lock x Female Où les histoires vivent. Découvrez maintenant