17. Hospital

3.9K 632 66
                                    

Di sebuah ruangan dingin bernuansa putih, terdapat seorang gadis yang tengah berbaring lemas di atas ranjang. Selang infus terpasang di nadinya selama 3 hari. Oleh karena itu, seorang perawat datang untuk mengganti infusnya.

"Ergh..." Ringisan pelan terdengar dari sang gadis yang tak sadarkan diri selama 3 hari. Gadis itu membuka matanya dan memperlihatkan manik rubynya yang memantulkan cahaya dari jendela.

Seorang perawat yang berada di sana sangat terkejut karena akhirnya gadis itu telah sadar.

"Haruhi-san! Haruhi-san! Apa anda bisa mendengar suara saya?" tanya perawat tersebut. Haruhi membalas dengan anggukan kecil yang membuat perawat tersebut langsung bergegas pergi ke luar untuk memanggil dokter dan menghubungi wali Haruhi.

'Aniki... Ah, tidak mungkin Aniki akan datang.. Dia tidak memegang HP.. Dia juga tidak boleh keluar... Paling Anri yang akan datang....'

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Brak!

Pintu terbuka dengan sangat keras, membuat atensi teralihkan padanya.

Mata Haruhi membulat kala melihat ke ambang pintu. Terlihat seorang lelaki dengan nafas yang tidak beraturan dan keringat yang mengucur dari pelipisnya. Manik lelaki itu melebar kala melihat sang gadis yang memakai baju pasien itu duduk dan menatapnya.

Barou menghela nafas panjang. Ia menutup pintu dan berjalan mendekati ranjang.

"Kau, jangan membuat kegaduhan. Pelan-pelan saja buka pintunya" ujar Dokter yang sudah tua. Pria paruh baya itu terkejut akan suara keras yang ditimbulkan Barou.

"Ah, maafkan—"

"Maafkan saya." Haruhi tercengang melihat orang yang menganggap dirinya sendiri sebagai seorang Raja itu meminta maaf pada seseorang. Padahal biasanya Haruhi yang selalu mewakili lelaki itu meminta maaf.

"Oh, kau Shouei-kun kan? Wah, kau semakin tinggi saja" ujar dokter itu setelah mengangguk menanggapi permintaan maaf Barou.

Barou mengangguk mengiyakan. Sebenarnya yang mendaftarkan diri sebagai wali Haruhi adalah Anri. Namun wanita itu tengah sibuk dan memanggil Barou lewat speaker untuk segera pergi keluar.

"Haruhi-chan terlalu kelelahan. Sepertinya dia melakukan pekerjaan berat selama kurun waktu yang panjang. Dia mengalami dehidrasi, syukurnya tidak dehidrasi berat. Tapi, kalau terlalu kelelahan bisa menyebabkan penyakit jantung. Kelelahan adalah salah satu gejala umum penyakit jantung, terutama gagal jantung. Gejala ini lebih buruk pada pasien gagal jantung dengan gangguan fungsi diastolik. Syukurnya dia tidak mengalami itu karena sepertinya tubuhnya sudah terbiasa" jelas dokter panjang lebar.

Barou hanya diam mendengarkan semua penjelasan pria paruh baya itu. Haruhi meneguk ludahnya gugup. Ia tak dapat melihat raut wajah Barou.

"Besok kau sudah bisa pulang. Hari ini istirahat saja dulu disini. Jangan memaksakan diri ya" ujar sang dokter yang kemudian pamit keluar ruangan.

"Arigatou gozaimasu, Mochida-sensei" ujar Barou pada pria paruh baya yang sudah ia kenal sejak ia masih kecil.

Melihat Barou yang tak seperti biasanya membuat Haruhi gugup. Sepertinya lelaki itu marah besar, atau tidak? Entah, Haruhi tidak dapat melihat ekspresinya. Tapi dari suasana ruangan yang makin tegang, sepertinya iya.

"A-Aniki, kenapa kau bisa keluar? Bukannya tidak boleh?" tanya Haruhi gelagapan.

"Aku menukar poin gol dengan tiket keluar" ujar Barou dengan suara beratnya.

[Thief] Blue Lock x Female Où les histoires vivent. Découvrez maintenant