27. Memories

3.2K 509 17
                                    

"Jadi, kita harus memilih lagi?"

"Aku yang akan memilih, dan tidak akan ada yang keberatan."

.

.

.

Rin menatap keempat orang yang kelelahan itu. Ada yang berbaring, dan ada yang duduk.

"Aku benar-benar tidak bisa memprediksi permainan terakhir. Ini pertama kalinya semenjak datang ke Blue Lock, aku merasakan kekalahan. Itu menambah daftar orang yang harus kuhancurkan. Kusso, takkan kubiarkan kau tenggelam disini..."

Rin berjalan dan berhenti di depan seseorang.

"Kemarilah, Haru."

Mendengar itu membuat Haruhi mendongak dan membuka matanya.

"Kau akan melihat dari garis depan, perjalananku menjadi nomor 1 di dunia dan mengalahkan Itoshi Sae yang kau kagumi" ujar Rin sambil mengulurkan tangan pada gadis yang sedang berbaring di tanah itu.

Bachira tersenyum lebar mendengar pilihan Rin yang sama dengan pilihannya.

Haruhi mengabaikan uluran tangan Rin dan berdiri sendiri. Ia kalah. Ini adalah kekalahannya yang kedua dari Rin setelah pertandingannya dengan stratum 1.

"Aku tidak sendirian untuk sampai di titik ini. Sampai jumpa di seleksi ketiga" ujar Haruhi sambil menoleh ke arah mantan rekan timnya.

"Cepat pergi baka imouto! Aku akan menghancurkanmu nanti!" seru Barou yang muak dengan kekalahannya.

Haruhi berjalan menuju tim barunya. Menyakitkan sekali, kekalahan ini.

"YEEEYYY!! Akhirnya aku satu tim dengan Hacchan! Ayo kita bermain bersama!" seru Bachira yang melompat dan merangkul bahu gadis itu dari belakang.

"Blwe~ aku lebih hebat darimu, Hacchan!"

"Sampai jumpa besok, Hacchan!!"

"Hacchan, besok kau akan datang lagi kan?"

"Tentu saja, Megurin! Bermain bola bersamamu selalu menyenangkan! Mari kita bermain bola selamanya!"

DEG!

Brugh..

"AARGGHH!!!"

Haruhi terjatuh sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit, seolah-olah kepalanya akan meledak.

"Aku bahagia bisa bertemu denganmu. Jangan tinggalkan aku ya, Hacchan. Besok kesini lagi ya."

Haruhi melihat seorang anak kecil berambut bob cokelat pirang yang sedang memegang bola dan tersenyum ceria padanya.

Denyutan di kepalanya terasa makin sakit. Haruhi berteriak kesakitan seperti orang gila. Para lelaki yang berada di tempat itu sangat panik melihatnya. Terutama Barou dan Rin dengan ekspresi panik yang terlihat sangat jelas di wajah mereka.

Seketika Haruhi berhenti berteriak dan pingsan. Anri yang melihat itu dari monitor langsung bergegas menghubungi ambulan.

Grap!

Barou mencengkram kerah Bachira. "Kau sengaja kan?!"

Mereka semua bingung dengan yang dilakukan oleh Barou. Kenapa laki-laki itu tiba-tiba marah kepada Bachira.

"LALU APA AKU HARUS DIAM SAJA SAAT MELIHAT ORANG YANG KUSAYANG TIDAK MENGENALIKU?!!" Bachira ikut mengamuk dan mencengkram kerah Barou.

Barou terdiam mendengar ucapan penuh emosi dari lelaki berambut bob itu. Begitu pula dengan keempat lelaki lain yang terlihat bingung sekaligus terkejut.

[Thief] Blue Lock x Female Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang