Di alun-alun ibu kota. Keramaian menyelimuti tiap-tiap jalan. seperti biasa, ibu kota dengan segala aktivitasnya. Para perancang busana yang tengah mengukur tubuh Nona muda. Kok sebuah kedai makanan yang sibuk memasak. Bahkan kucing pun punya kesibukan sendiri dengan mengintai tikus di gang gelap.
Hari yang cerah untuk melakukan aktivitas dan juga hari yang cukup berisik sebab berita hangat yang baru saja diterbitkan oleh jurnalis. Dua berita teratas yang edang trending. Tentang calon permaisuri yang ditargetkan fraksi penentang kaisar sekaligus klarifikasi kasus racun yang menimpa Aurora. hal itu membuat nama baik Restia kembali. pandangan masyarakat pun sedikit berubah. Namun masih saja ada yang membenci Restia.
Itu berita pertama. berita keduanya adalah tentang keluarga Rosword yang dibantai dalam semalam oleh perampok tak dikenal. Tidak menyisahkan sedikit pun nyawa maupun saksi. Harta mereka pun dirampas habis.
Di tengah dua berita yang sedang menggemparkan negeri Eraslan, ada satu orang yang tengah tersenyum puas dengan teh hangat di tangannya.
“Tuan, Yang Mulia Livius mengundang Anda untuk makan malam di istana,” ucap kepala pelayan.
“Kapan?”
“Malam ini Tuan.”
“Baiklah. Sepertinya saudara tiri ku sangat kesepian sampai membutuhkan ku untuk menemaninya,” seringai itu mengembang singkat. Ia membenarkan posisi duduk seraya berkata “Siapkan kuda ku. Aku ingin pergi ke suatu tempat.”
“Baik Tuan.”
Elgar berdiri. Ia beranjak ke kamar guna mengganti pakaian.
Satu per satu pengait baju terlepas dari tempatnya. Kain yang membalut tubuh tegap itu luruh ke lantai. Bersamaan dengan itu, tubuh alteltis lengkap dengan segala lekuk otot sempurna itu terkespos. Ia meraih baju yang sudah disiapkan. Pengaitnya sengaja dibiarkan di dua sisi bagian atas sehingga dada bidang itu terlihat menggoda.
Surai hitam tersugar ke atas oleh kuasa tangan. Dengan tatapan tajam teriring senyum memukau, ia beranjak pergi. Menaiki kuda hitam gagah dengan poni menjuntai lebat yang akan berkibar jika dihembus angin. Kuda yang menjadi sahabat Elgar selama menapaki tangga kekuasaan melalui prestasinya di medan perang.
Ya, Elgar Zen Lustian adalah saudara tiri Livius berbeda ibu. Wanita biasa dari kalangat rakyat jelata, mampu menarik perhatian kaisar sebelumnya hingga ia mengangkat wanita yang tidak lain adalah Ibu Elgar menjadi selir. Sayangnya cinta itu hanya sesaat, sang raja harus kembali ke pelukan ratunya. Meninggalkan Elgar yang saat itu membutuhkan pelukan kasih sayang seorang Ayah.
Di tengah rasa haus kasih sayang. Elgar ditampar kenyataan bahwa dirinya hanya jadi yang ke dua. Tidak! Bahkan ketiga karena Ayahnya yang tidak lain Kaisar negeri ini memiliki dua putra. Satunya bernama Aron. Lebih tua lima tahun darinya. Lalu satu lagi bernama Livius yang seumuran.
Berkat pemahaman dari Ibu nya. Elgar belajar memahami situasi dan mengikhlaskan kasih sayang ayahnya dibagi. Berkat itu Elgar sangat mencintai Ibunya. Melebihi cintanya pada siapa pun kala itu. hingga akhirnya ia harus kehilangan sang ibu karena penyakit.
Dalam kesendiriannya. Livius mengunjungi Elgar. Menghiburnya selayaknya saudara kandung. Tak ada istilah jarak di antara mereka. Aron pun kadang berkunjung untuk menghibur adik tirinya. Mereka tampak rukun walau berbeda ibu.
Lalu hari itu tiba, saat Aron dinyatakan meninggal ulah bangsawan yang menentang. Elgar murka. Ia menabuh genderang perang dan mengajak Livius balas dendam. Namun Livius menolak. Ia terlihat layu dan masih larut dalam duka.Bangsawan yang tahu siasat Elgar menyerukan untuk membuang Elgar ke medan perang. Di usianya yang sangat muda, Elgar dipaksa menjadi komandan perang. Tak mau berakhir, Elgar bertahan mati-matian. Tumbuh dan terus tumbuh dalam balutan darah dan gesekan pedang. Hingga akirnya ia pulang membawa kemenangan. Prestasinya membuat Elgar diangkat menjadi Duke dan membawa nama Lustian yang berasal dari keluarga Ibunya sebagai nama keluarga bangsawan.
Namun, apakah kedamaian yang menanti saat ia pulang dari perang?
Tidak!
Sepanjang jalan Elgar prihatin melihat banyaknya rakyat tak tercukupi di daerah pinggiran. Hatinya semakin sesak ketika melihat Livius yang dikendalikan oleh bangsawan hina yang ikut berkonspirasi membunuh Aron.
Elgar marah! Elgar tidak puas! Elgar ingin menata ulang negeri yang telah hancur ini. pemikiran itu mencetuskan satu organisasi yang mulanya hanya sekumpulan penentang kaisar yang terdiri dari rakyat miskin. Ia mengelola perkumpulan itu dengan baik hingga menjadi besar seperti sekarang. Tentu saja, Elgar tidak pernah menunjukkan diri di depan mereka. hanya dua orang yang tahu tentang identitas pemimpin fraksi penentang kaisar. Tidak lain, komandan pasukan khusus milik Elgar dan wakil pemimpin fraksi penentang kaisar.
“Selamat datang Tuan,” sapa Wind, wakil pemimpin fraksi penentang kaisar.
Elgar melepas jubah hitamnya. Menaruhnya ke meja dan duduk di antara dua orang yang sudah lebih dulu datang.
“Sepertinya kuda Tuan mulai tua ya? Padahal Tuan berangkat lebih dulu dari pada aku. Tapi justru aku yang sampai duluan. Oh! Apa kendalanya bukan di kuda tapi di diri Tuan? Wah, ternyata Tuan sudah tua ya? sayang sekali belum menikah,” celetuk Hariun, komandan pasukan khusus. Dia bisa menjadi singa liar di medan peran tapi ia akan menjadi nyamuk berisik di lingkungan normal.
“Hariun, sepertinya latihan mu masih kurang ya?” celetuk Elgar seraya melirik horror.
“E-eh… ti-tidak mungkin kan? Hehe, baiklah, aku akan diam,” ucapnya menciut. Gawat jika pulang dari sini Tuannya menjadwalkan latihan ekstra yang seperti simulasi neraka itu.
Mereka mendiskusikan masalah penyerangan di kediaman Rosword. Dalang di balik perampokkan itu adalah fraksi penentang kaisar. Mereka memanipulasinya agar terlihat seperti perampokkan. Itu adalah balasan tepat atas fitnah yang mereka layangkan atas insiden racun Aurora. sebenarnya keluarga Rosword lah dalangnya. Namun mereka melempar kesalahan pada fraksi penentang kaisar yang memang tepat untuk dijadikan sasaran.
“Bisa-bisanya mereka menuduh kita! Jelas-jelas itu perbuatan keluarga Rosword yang ingin menciptakan hubungan dengan keluarga kerajaan dengan cara kotor. Kenapa melibatkan kita yang tidak ada hubungannya!” dengus Hariun menggerutu.
“Begitulah keluarga bangsawan bertindak. Mereka membuang ekornya untuk menyelamatkan diri. Tidak heran jika di kemudian hari akan ada kejadian seperti ini lagi. karena kita sedang menajdi sorotan kekaisaran. Mereka akan membuat kita terlihat buruk di depan rakyat supaya pandangan pahlawan itu menghilang,” jelas Elgar seraya menyeruput tehnya.
“Menyebalkan!” dengus Hariun mengerucutkan bibir.
“Tuan, ini buku yang Tuan minta untuk kami ambil dari kediaman Rosword,” serah Wind. Buku lumayan tebal itu diterima Elgar. Semua catatan keungan sekaligus kebusukan mereka ada di sana. Dengan ini Elgar akan melihat, keluarga mana saja yang ikut membusuk bersama keluarga Rosword.
“Kerja bagus. Sampai kan rasa puas ku terhadap orang-orang yang membobol kediaman Rosword. Mereka hebat karena tidak meninggalkan kecurigaan sedikit pun.”
“Baik Tuan. Saya akan menyampaikannya,” ucap Wind. Posisinya yang hanya rakyat biasa membuatnya bersikap kaku. Padahal Elgar tidak keberatan jika ia bersikap santai seperti Hariun. Yah, walau tidak perlu secerewet Hariun.
Mereka melanjutkan diskusi internal. Membahas banyak hal tentang keadaan negeri yang semakin hari semakin mengenaskan. Di ibu kota tidak lah terlihat. Tapi, rakyat di pinggiran sangat merasakan dampak buruknya.Dari sini udah tau kan jawaban dari pertanyaan di bab sebelumnya?
Siapa yg masih gak tau?
Silahkan dicermati lagi. Hehe
Vote & komen yak. Follow juga yaa
YOU ARE READING
The Villain Want to Die (END)
FantasyHanya karena nama karakter dalam novel sama, tanpa sebab Restia Wardani masuk ke dunia novel dan bertransmigasi ke tubuh Restia Alder D. Freya. Pemain antagonis yang selalu mencelakai female lead. Seolah sudah jatuh tertimpa tangga. Restia tau akhir...