BAB 6

603 124 26
                                    

6. Berusaha menjauh

Happy Reading

Sang Supir taksi pun melihat ke kursi penumpang yang terdapat Bulan sedang tertidur dengan mata yang sembab.

"Neng, bangun. Ini udah sampe rumah sakit," ucap pak supir mencoba membangunkan Bulan. Bulan pun membuka matanya dan langsung terduduk tegak.

"Ini pak uangnya. Makasih ya pak udah bangunin saya," ujar Bulan memberikan selembar uang 20.000 pada sang supir taksi.

"Ya neng, sama-sama"

Kemudian, Bulan membuka pintu taksi dan berlari menuju meja resepsionis.

"Sus, pasien atas nama Windi Jelita ada di ruang mana?," tanya Bulan ketika ia sampai di meja resepsionis.

"Di ruang IGD sebelah kanan," jawab perawat tersebut.

"Makasih, Sus"

"Bulan," panggil Jay yang ikut berlari ke arah Bulan.

Bulan pun terkejut karena Jay yang mengikutinya.

"Kenapa kesini?," tanya Bulan pada Jay yang terlihat kelelahan.

"Gue tadi di sekolah liat lo nangis karena khawatir gue nyusul lo. Ada masalah apa?," ujar Jay bertanya pada Bulan. Raut muka kekhawatiran Jay pun membuat Bulan terpaksa bercerita.

"Ibu gue jatuh dari tangga di butik Jasmine, tempat kerjanya. Sekarang gue buru-buru mau liat keadaannya," ujar Bulan sambil berjalan ke koridor sebelah kanan.

"Gue ikut," Jay pun mengikuti Bulan untuk melihat keadaan Ibu Windi.

Bulan bisa melihat Hesa yang sedang duduk lemas di depan ruangan IGD.

"Bang, keadaan Ibu gimana?"

"Ibu lagi ditangani dokter dari 30 menit yang lalu"

"Halo, Bang. Saya Jayandra teman Bulan," ujar Jay memperkenalkan diri karena merasa tak enak ikut campur dalam masalah keluarga Bulan.

"Halo saya Hesa," ucap Hesa menjabat tangan Jay.

Bulan tak terlalu memperhatikan sesi perkenalan itu karena rasa cemasnya ia hanya bisa bulak-balik di depan ruangan UGD tersebut sambil melihat Ibunya yang sedang terbaring lemah.
Tiba-tiba air mata Bulan jatuh kembali. Segera Bulan hapus air matanya supaya Hesa tak perlu khawatir padanya. Sedangkan Jay dan Hesa duduk dibangku besi rumah sakit menunggu dokter keluar dari ruangan.

"Dek, lo gak sekolah? Lo juga Jay?," tanya Hesa karena Bulan dan Jay yang masih memakai seragam mereka.

"Gakpapa, Bang. Gue udah izin kok ke Mauren sahabat kita juga," sahut Jay memberitahu Hesa.

"Makasih ya, Jay udah ngizinin gue," ucap Bulan merasa tertolong dengan absen hari ini.

"Bagus deh kalau gitu," jawab Hesa.

Tiba-tiba pintu ruang UGD terbuka yang menampakkan seorang dokter wanita.

"Dengan keluarga pasien?," tanya sang dokter.

"Iya saya anaknya, Dok. Gimana keadaan Ibu saya?," ujar Bulan mendekati dokter tersebut. Hesa dan Jay pun berdiri untuk melihat keadaan Ibu Bulan.

"Ibu anda baik-baik saja tetapi karena pendarahan di otak akibat terjatuh maka Bu Windi mengalami koma sementara," ucap dokter tersebut menjelaskan keadaan Bu Windi Ibunya Bulan.

"K-koma? Tapi Ibu saya bisa sadar lagi kan, Dok?," ucap Bulan menahan air matanya agar tak terjatuh kembali. Ia harus kuat dan yakin Ibunya akan sadar kembali.

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt