BAB 32

439 47 47
                                    

32. Mading dan Video

Happy Reading

Bulan tengah bersiap untuk pergi ke sekolah. Hari ini ia merasa lebih baik setelah istirahat beberapa hari. Terkadang Bulan masih merasa sedih tapi Jay selalu menguatkannya. Kehilangan janin bukan segalanya, ia hanya perlu bangkit lagi. 

"Udah siap?," tanya Jay masuk ke kamar Bulan. 

"Bentar lagi, gue lagi pasang ini," jawab Bulan yang kesusahan memasang jas sekolahnya karena perutnya masih sakit.

"Harusnya lo istirahat. Liat lo masih sakit," ucap Jay dengan telaten membantu Bulan memasangkan jas sekolah berwarna biru tersebut.

"Jay....," panggil Bulan seraya memegang tangan lelaki itu. "....makasih udah selalu ada," lanjutnya dengan terharu. 

"Gue kan pacar lo," ucap Jay mengusap rambut Bulan lembut dan memeluknya.

"Lo orang baik, Jay," ucap Bulan balas memeluk.

"Gue tau itu. Lo jangan sedih lagi. Gue janji setelah ini bakal nikahin lo," ucap Jay menghirup dalam-dalam aroma vanilla yang terkuar dari tubuh Bulan yang menjadi candunya.

Setelah pertengkaran di rumah sakit bersama Jay, Shaka memilih pergi dan tak pernah menemui Bulan lagi. Ia hanya memantaunya dari jauh dan khawatir Jay akan melukai Bulan lagi.

Shaka sebenarnya ingin memberitahukan tentang sifat asli Jay pada Bulan. Namun, lelaki itu sadar bahwa dirinya sama brengseknya dengan Jay. Ia bahkan menghancurkan Bulan dan mimpinya. 

Shaka menyesal tapi penyesalan itu kini tak ada artinya lagi.

***

"LIAT MADING WOY,"

"Ini beneran si cewek sok suci ini?,"

"Gak nyangka gue,"

"Jijik gue liatnya,"

"Sampah sekolah bikin malu aja,"

"Gue tau dari awal dia tuh cuma pura-pura polos,"

"Iya, nih. Ternyata dia jalang murahan,"

Bulan dan Jay yang baru sampai sekolah pun terlihat kaget dengan banyaknya gerombolan murid di depan mading sekolah. Selain itu, tatapan murid-murid pun begitu menusuk pada Bulan. 

Bulan membelalakan kedua matanya seraya menutup mulutnya karena ternganga dengan isi mading. 

Bulan terlihat sok dan tak bisa berkata apapun ketika murid-murid melemparinya dengan kertas. 

Jay yang mengerti pun merobek seluruh kertas di mading. Mading tersebut berisi tentang Bulan hamil dan bukti surat rumah sakit. 

"Huuu. Dasar jalang!,"

"Tidur sama lo bayar berapa?,"

"Mukanya sok polos dan sok suci,"

"Untung udah putus dari Shaka. Ih amit-amit gue kayak dia,"

Mauren berlari dan memegang bahu Bulan yang akan terjatuh.

"Coba ngomong lagi?! Gue sobek mulut kotor lo!," ucap Mauren dengan amarah menarik kerah salah satu siswi berambut pendek.

"Udah, Ren. Jangan bikin permasalahan makin rumit," ucap Jaka berusaha meleraikan.

Jay pun tetap di sisi Bulan dan melindungi gadis itu dari lemparan sampah oleh warga sekolah. 

Cacian dan makian pun terdengar oleh Bulan. Gadis itu hanya bisa diam dengan bibir bergetar. Sekarang semuanya sudah tahu kalau ia sudah hancur. 

Apa yang harus ia lakukan?

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora