BAB 27

406 52 22
                                    

27. Orang Special

Happy Reading

"Abang....," teriak Bulan langsung memeluk kakaknya dengan penuh haru. Yang di maksud Jay orang special adalah Hesa. Hesa ingin bertemu sehingga ia membawa Bulan ke rumahnya.

Jay hanya bisa tersenyum senang melihat pelukan saudara tersebut. Ia pun ikut menghampiri kedua saudara tersebut.

"Gue gak dipeluk juga?," tanya Jay dengan wajah memelasnya membuat kedua saudara itu menoleh dan melepaskan pelukannya sembari tertawa.

"Makasih, Jay," ucap Bulan sambil mendekap punggung lebar Jay membuat lelaki itu tersenyum miring.

"Gue seneng kalau lo seneng," jawabnya balas memeluk membuat Hesa menggelengkan kepalanya.

"Gimana kabar lo, Lan? Shaka gimana?," tanya Hesa membuat Bulan melepaskan pelukannya dan menghadap Hesa.

"Gue baik, kok. Lo tenang aja, Bang. Shaka juga baik kok buktinya dia mau bebasin Abang," jawab Bulan berbohong lagi.

Maaf, Bang. Bulan harus bohong demi kebaikan kita, ucap batinnya.

"Syukur, deh. Kalau tuh anak mau tobat. Gue juga ngerasa bersalah sama Karina karena bunuh diri. Gue nyesel putus sama dia dan gak tau masalahnya," ucap Hesa tertunduk sedih dan Bulan langsung menepuk-nepuk punggung kakaknya.

"Udah itu bukan salah lo. Yuk kita masuk ngobrol di dalam," ucap Jay mencoba menenangkan Hesa.

Mereka pun mengobrol dan saling melepaskan rindu. Bulan bersyukur kakaknya dapat bebas walaupun ia harua berurusan dengan Shaka. Bulan akan mencoba bangkit dari keterpurukan ini dan meraih masa depan yang indah.

Bulan hanya ingin hidup dengan orang-orang tersayangnya. Itulah harapan Bulan yang tak mungkin terwujud, jika masih ada Shaka. Shaka adalah racun mematikan untuknya.

***

Jam istirahat berdenting di seluruh sekolah SMA Nusantara. Shaka pun beranjak pergi menuju kelas Hani dan Bulan. Shaka ingin mengajak Hani makan siang bersama.

Sejak pertemuan keluarga tersebut Shaka pun mematuhi perintah Papa untuk berkencan dengan Hani. Shaka pun tahu bahwa Papa Hani adalah Ayah Bulan juga. Shaka pun langsung menerima tawaran tersebut untuk dekat dengan Papa Hani sehingga dirinya dapat mengancam Bulan lagi.

"Hai, sayang. Tumben kesini?," tanya Hani dengan nada manjanya di depan kelas dan memegang tangan Shaka.

"Gue mau ngajak makan siang," jawab Shaka sambil celingukan ke dalam kelas dan tak melihat Bulan sekolah.

"Oh gitu, ayo," ucap Hani dengan bersemangat.
"Lo lagi cari apa?," tanya Hani penasaran dengan sikap Shaka.

"Bulan kemana? Gak sekolah?," tanya Shaka dengan raut tak bersahabatnya.

"Gak tau tuh. Dari pagi gak masuk. Udahlah gak usah pikirin dia, dia kan cuman mainan lo," ujar Hani terus menyeret Shaka yang rahangnya mulai mengeras karena Bulan tak ada.

"Gue mau pergi sebentar. Lo makan sendiri," ucap Shaka dan beranjak pergi seraya melepaskan tangan Hani.

"Loh? Kok gitu?....," ujar Hani terbengong dan kesal karena Shaka pasti mencari Bulan.

Sementara itu, di dalam kelas ada Mauren yang memperhatikan Hani. Mauren pun berdecak sebal karena merasa kasian dengan Bulan yang harus tersiksa lagi.

"Kenapa sih Shaka gak putusin Bulan aja kalau emang udah dijodohin sama si lonte?," ucap Mauren kesal dan keluar kelas menabrak bahu Hani dengan keras.

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Where stories live. Discover now