BAB 9

481 105 14
                                    

9. Insiden

Happy Reading

Hari berganti hari sejak kejadian di apartemen Shaka kemarin malam. Bulan memutuskan untuk menolak tawaran Shaka yang ingin agar dirinya tinggal di apartemen Shaka. Bulan pergi dari apartemen Shaka dengan membawa kopernya dan ia sama sekali tidak peduli dengan tanggapan Shaka.

Bulan terlalu sakit hati jika harus tinggal bareng dengan Shaka. Perlakuan Shaka padanya tak bisa dimaafkan. Shaka bahkan berani memukul dirinya. Bulan merasa sedih karena hal itu namun ia harus tetap tersenyum untuk menjalani hari.

Bulan bersyukur karena sampai siang ini Shaka belum menemuinya semenjak ia kabur dari apartemennya tadi pagi. Menurut siswi-siswi sekolah, Shaka sedang sibuk latihan ice skating di gedung olahraga untuk persiapan bertanding.

"Bulan gue boleh tanya sesuatu enggak sama lo?," celetuk Mauren membuyarkan lamunan Bulan yang sedang mengaduk-aduk kuah bakso.

"Mau nanya apa?," balas Bulan sambil memperhatikan Mauren di depannya. Saat ini mereka sedang di kantin sekolah.

"Kemarin lo bareng Jay? Kemana?," tanya Mauren merasa ragu namun penasaran dengan hubungan Bulan dan Jay.

"Iya gue sama Jay, cuman ke cafe terus makan udah. Emangnya kenapa?," tanya balik Bulan pada Mauren.

"Enggak ada gue cuman penasaran kemarin ngeliat lo buru-buru ke parkiran," sahut Mauren dengan nada lesu dan mengaduk minumannya.

"Kirain gue ada apa-apa," lega Bulan namun merasa aneh dengan pertanyaan Mauren terkait Jay.

"Ada yang ngomongin gue nih," celetuk Jay mengambil minuman yang akan diminum Bulan lalu meminumnya.

"Heh!! Itu minuman gue ihh," sahut Bulan ingin mengambil kembali es tehnya tapi telat karena Jay sudah meminumnya.

"Gue haus abis latihan basket," jawab Jay sambil duduk di kursi pinggir Bulan.

Bulan pun tak menjawab dan malah memukul kepala Jay. Jay hanya bisa meringis dan tertawa ketika Bulan memukulnya.

"Gue duluan dipanggil Pak Arif buat ke TU," ucap Mauren berdiri lalu berlari pergi menuju ruang TU karena merasa sesak dengan kebersamaan Bulan dan Jay.

"Mauren kenapa tuh?," tanya Jay kepada Bulan yang sedang kebingungan karena tiba-tiba Mauren pergi. Biasanya Mauren tidak seperti itu.

"Enggak tau nanti gue tanya deh kayaknya dia marah ke gue," jawab Bulan menghela napas.

"Aneh banget," ujar Jay kembali meminum es teh Bulan.

"Jay gue kayaknya enggak bisa jadi vokalis band lagi," sahut Bulan sambil menatap Jay.

"Lah, kenapa?"

"Gue harus kerja part-time karena Ibu gue masih sakit dan enggak bisa kerja," jawab Bulan.

"Okedeh ntar gue bilang ke anak-anak band lainnya buat nyari pengganti lo," ujar Jay.

"Thanks, Jay,"

Jay pun tersenyum manis sambil mengusap pipi Bulan lembut. Bulan pun tersenyum dan memegang jari Jay. Mereka pun saling tatap-tatapan.

Shaka yang baru selesai latihan ice skating dan berniat mengisi perutnya pun mematung di depan pintu kantin melihat interaksi Bulan dan Jay yang begitu dekat. Shaka mengepalkan tangannya penuh emosi dan berbalik pergi.

***

Sore yang ramai dengan suara seruan-seruan dari pelanggan cafe membuat Bulan sangat sibuk. Bulan berlari dari satu meja ke meja lain untuk melayani mereka.

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Where stories live. Discover now