BAB 36

383 40 8
                                    

36. Depresi dan Lemah

Happy Reading

Hesa menutup pintu ruang dokter pelan dengan ekspresi muram. Mauren dan Jaka pun menghampiri Hesa yang berdiri dengan tatapan kosong.

"Gimana kata dokter? Bulan baik-baik aja kan?," tanya Mauren pada kakak Bulan tersebut.

"Bang, gimana? Jangan bengong aja!," sahut Jaka terlampau kesal dengan Hesa yang tak kunjung menjawabnya.

"Bulan.....sakit jantung. Makanya dia sering pingsan jika shock seperti ini dan tubuhnya melemah," jelas Hesa dengan lutut lemas ingin ambruk namun Jaka menahannya.

"Sabar, Bang ya Bulan pasti bisa sembuh," ucap Mauren menepuk bahu Hesa dengan air mata terlampau sedih.

Jay yang baru datang ke rumah sakit pun mendengar semua hal itu. Hatinya sakit melihat gadis tercintanya seperti itu. Ia tahu kalau dia jahat namun Jay hanya mencintai Bulan.

"Izinin gue jaga Bulan, Bang," celetuk Jay membuat ketiga orang tersebut menoleh. Mereka belum tahu kebusukan Jay. Oleh karena itu mereka semua mempercayakan Bulan pada Jay.

"Iya, Jay. Gue percaya lo," jawab Hesa.

"Sana lo tengok Bulan. Dia butuh lo," ujar Mauren mempersilakan Jay masuk.

Jay mengangguk dan membuka pintu, lalu duduk dipinggir ranjang dekat Bulan seraya menghapus sisa air mata gadis itu.

"Gue gak tau lo sakit jantung, Lan. Maafin gue tapi gue cinta lo. Apa salah gue nyingkirin mereka?," tanya Jay dengan mata mulai berkaca-kaca.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Jay menangis karena satu gadis. Ia hanya mencintai Bulan dan caranya memang salah.

"Cepet bangun ya. Shaka udah dipenjara sekarang dan udah gak ada pengganggu lagi di antara kita," ujar Jay seraya mengenggam tangan Bulan yang sedang diinfus.

Bulan yang mendengar suara Jay pun terbangun dan berteriak marah bagai orang gila.

"Pergi lo!,"

"Lan, ini gue pacar lo," ujar Jay ingin memeluk Bulan namun gadis itu menjerit histeris dengan kedua tangan memukuli kepala dan menjambak rambutnya sendiri sampai beberapa helai rontok.

"Bulan berhenti! Sadar ini gue Jay," ujar Jay.

Bulan menepis kasar tangan Jay.

"Lo pembunuh! Lo udah bunuh Ibu!,"ucap Bulan seraya terus menjerit histeris membuat Hesa, Mauren, dan Jaka panik. Mereka langsung masuk dan melihat Bulan seperti orang gila kadang tertawa dan kadang menjerit. Bulan pun melemparkan beberapa barang disekitarnya.

"Gak gak, Lan. Gue gak bukan pembunuh. Lo harus percaya itu ulah Shaka," ujar Jay namun Bulan semakin histeris hingga Hesa memeluknya dan menenangkan gadis itu.

"Sttt, tenang ya ada Abang. Itu pacar lo Bulan," ujar Hesa.

"Gak, Bang! Dia pembunuh, dia bunuh Ibu kita," sahut Bulan tertawa lagi.

"Apa maksud Bulan, Jay? Lo pembunuh?," tanya Mauren mengernyitkan kedua alisnya.

"Gak gue gak bunuh siapapun. Bulan salah paham aja sama gue karena Shaka," jawab Jay tetap berkelit.

Jaka dan Mauren pun memicingkan matanya curiga.

"Terus kenapa Bulan histeris gitu? Ketakutan dia sama lo," balas Jaka membuat Mauren makin curiga.

"Mending lo ikut gue, biarin Bulan istirahat," ujar Mauren menarik Jay dan diikuti Jaka.

Ketika Jay sudah keluar Bulan tenang, membuat Hesa gelisah.

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Where stories live. Discover now