BAB 23

396 61 5
                                    

23. Menyerahkan Bukti

Happy Reading

"Jadi, Ayah punya anak lain diluar sana?," tanya Hani begitu Pratama datang ke rumah setelah dari pemakaman.

"Ayah lelah, setelah istirahat Ayah jelaskan," ucap Pratama menghindari pertanyaan putrinya.

"Jawab dulu, Yah! Apa yang dibilang Mama itu bener? Ayah punya anak lain? Terus Bulan anak Ayah juga?," tanya Hani merasa kesal setelah mengetahui kenyataan tersebut.

"Jaga bicara kamu, bukan urusanmu kalau Bulan anak Ayah!," jawab Pratama melepaskan cekalan lengan Hani dan pergi ke kamarnya.

"Yah...," ucapnya sambil mengusap wajah cantiknya.

"Hani! Jaga ucapanmu dia Ayahmu!," tegur Dewi Mama Hani dari arah dapur.

"Aku gak terima, Mah. Aku benci Bulan dan gak bisa nerima dia jadi saudara aku!!," ucap Hani berlari keluar rumah.

"Hani...dengerin Mama dulu, Nak," ucap Dewi mengejar Hani tetapi anak itu sudah menghilang. Dewi pun hanya bisa menghela napas merasa menyesal telah menikah dengan Pratama. Dewi tidak tahu kalau Pratama sudah beristri dan punya anak.

***

Satu hari berlalu, semenjak kepergian Ibunya. Hesa pun sudah kembali ke penjara dan kini tinggal dirinya yang sedang membereskan barang-barang di kamar yang menjadi saksi Bulan kehilangan orang terkasihnya.

Bulan pun menyentuh baju rumah sakit yang dipakai Ibunya saat koma. Tak disadari, Bulan pun meneteskan air matanya sambil melipat baju itu. Kenangan indah bersama Ibunya ketika sebelum koma pun teringat kembali. Ibunya yang selalu mengingatkan Bulan untuk giat belajar, Ibunya yang selalu memasak, dan Ibunya yang selalu memperhatikannya. Bulan rindu dengan semua hal itu.

"Bulan, lo gak papa?," tanya Jaka masuk ke kamar inap dan memegang bahunya.

"Gue ingin mencoba baik-baik aja tapi gak bisa. Gue kangen Ibu...hiks...hiks..," tangis Bulan pun pecah sambil memeluk Jaka.

"Lo boleh nangis hari ini sepuasnya tapi besok dan seterusnya lo janji ya gak boleh nangis lagi. Lo harus ikhlasin Ibu lo biar dia tenang liat anaknya. Gue janji bakal jaga lo apapun yang terjadi.," ucap Jaka mempererat pelukannya dan memberikan ketenangan pada Bulan.

"Lo bisa pegang janji, kan? Jangan tinggalin gue sendiri, please...hiks," jawab Bulan sambil mendongak melihat wajah Jaka.

"Iya, gue janji," ucap Jaka menatap mata indah Bulan.

"Ehemm!," ucap Mauren masuk bersama Jay yang sempat menguping pembicaraan Jaka kepada Bulan tadi. Jay pun mengepalkan tangan kanannya.  Mauren sengaja memberikan kode pada Bulan dan Jaka

Bulan dan Jaka pun seketika melepaskan pelukannya.

"Ada apa, Ren?," tanya Bulan sambil mengusap air matanya.

"Lo mau nyerahin bukti video hari ini, kan?," ucap Mauren menanyakan rencana Bulan terkait bukti kalau Shakalah yang ngebunuh Karina.

"Iya, hari ini. Ntar gue cari dulu flashdisknya," ucap Bulan sambil berbalik dan mengambil tas selempang dan membukanya.

Bulan bertekad bahwa ia akan melaporkan Shaka dan menyerahkan bukti ini agar Hesa dapat bebas. Gadis itu mendapatkan bukti video tersebut dari kamar privasi Shaka di apartemen.

Flashback On

Sore ini Shaka ada latihan skating, Bulan pun di apartemen sendiri. Bulan ke dapur dan memasak mie karena merasa lapar. Ketika akan mengambil mie di rak Bulan melihat kamar privasi Shaka tidak terkunci sebab pintunya terbuka sedikit.

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Where stories live. Discover now