BAB 15

475 71 8
                                    

15. Kesepakatan Sepihak

Happy Reading
Sebelum baca vote dulu

Sore yang indah dengan pelangi berwarna-warni menemani perjalanan Bulan dan Jaka. Dengan angin semilir yang menyejukkan hati, Bulan pun sampai ditempat tujuan.

"Thanks ya, lo udah nganterin gue," ucap Bulan sambil turun dari motor Jaka.

"Hmm," ucapnya

"Maaf tadi gue ngedadak nyuruh lo karena gue mau bikin Jay sama Mauren dekat," ujar Bulan mencoba menjelaskan kejadian tadi.

"Santai aja kali. Gue seneng malah. Ohh iya, kalau lo butuh bantuan bisa telepon gue," ucap Jaka.

"Okey, sekali lagi makasih ya Jaka. Kalau ada waktu gue traktir deh," balas Bulan.

"Gue pergi dulu," ujar Jaka memakai helmnya kembali dan pergi dengan motornya.

Bulan pun melambaikan tangannya pada Jaka. Untung saja, Jaka dapat diajak kerja sama tadi.

"Ada hubungan apa lo sama Jaka?! Jaka selingkuhan lo yang baru?!," sahut Shaka dihadapan Bulan membuat Bulan kaget ketika berbalik sudah ada Shaka menunggunya di lobi rumah sakit.

"Lo ngikutin gue? Ngapain kesini?," ujar Bulan masih dengan nada tak sukanya.

"Jawab pertanyaan gue tadi!!," ucap lelaki bertaring tersebut sambil memegang bahu Bulan dengan keras.

"Dia gak ada hubungan sama gue. Tadi gue menghindar dari Jay dan Jaka cuma nganterin doang. Puas lo?," ucap Bulan melepaskan lengan Shaka dari bahunya dan akan pergi masuk ke dalam rumah sakit.

"Lo lagi enggak bohong, kan?," ucap Shaka dengan suara dinginnya masih menginterogasi Bulan.

"Terserah!," jawab Bulan lalu menghilang di belokan koridor. Shaka ingin mengejar Bulan namun orang-orang di rumah sakit memperhatikannya jadi ia hanya bisa menunggu Bulan keluar untuk membahas kesepakatan bersama.

Shaka tetaplah Shaka si cowok posesif yang tidak akan mudah percaya pada ucapan Bulan.

***

Bulan menaruh tasnya disofa lalu duduk dipinggir Ibunya sambil menggenggamnya erat. Beban dipundak Bulan sangat berat karena berbagai masalah ini.

"Bu, Bulan harus gimana? Sekarang abang di penjara dan Ibu masih tidur. Bulan enggak kuat lagi, Bu. Hiks... Hikss," ujar Bulan berbicara sendiri mengeluarkan keluh kesah hatinya.

"Apa Bulan harus nyusul Ayah aja? Biar rasa sakit ini hilang. Bu, Bulan sangat membenci dia yang udah buat Ibu gini. Bulan pengen bunuh dia tapi Bulan takut, Bu. Lelaki itu kejam dan tidak berperasaan. Bulan udah enggak tau harus gimana lagi. Bu, ayo sadar biar Bulan gak kesepian lagi," ucap Bulan meratapi dirinya sambil terus menangis dan berdoa memohon agar Ibunya segera sadar.

Terakhir kali pemeriksaan Ibunya sempat kritis dan mengalami kejang-kejang tapi setelah itu kembali membaik.  Dokter pun tidak dapat memprediksi kehidupan seseorang. Buktinya, sampai sekarang Ibu Bulan belum kunjung sadar.

Benda pipih yang berada ditangan Bulan berbunyi membuat Bulan segera menghapus air matanya. Ternyata, ada pesan dari Jay yang menanyakan apakah Bulan sudah sampai dengan selamat? Jari lentik Bulan pun mengetikan pesan tersebut dengan membalasnya bahwa ia sudah sampai dengan selamat dan Jay tak perlu mengkhawatirkannya.

"Bu, sekarang Bulan pulang dulu ya. Bulan bakal berkunjung lagi ketika Ibu udah sadar," ucap Bulan mencium tangan Ibunya.

"Ibu juga tenang aja soal Hesa. Bulan bakal cari cara buat bebasin Abang. Bulan yakin Abang gak salah" lanjutnya berdiri dan menatap wajah tenang Ibunya.

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Where stories live. Discover now