BAB 18

509 76 22
                                    

18. Mengintip

Happy Reading
Sebelum baca vote dulu

Setelah kejadian di atas rooftop tadi Bulan belum berbicara sepatah katapun pada Shaka. Termasuk, saat ini ketika mereka masuk ke apartemen.

"Nih obat buat perut lo," sahut Shaka memberikannya pada Bulan.

"Enggak usah," jawab Bulan tertunduk.

"Gue yang keberatan karena tubuh indah lo terluka. Nih, terima aja!," ujar Shaka merentangkan tangan Bulan dan gadis itu hanya bisa meremas obat luka itu karena perlakuan Shaka. Shaka sendiri yang menendangnya namun ia sendiri yang memberikan obat.
"Mulai besok lo harus nemenin gue 24 jam. Sekarang sana tidur biar gue yang siapin makan terus oles perut lo pake obat itu," ujar Shaka lalu pergi membuka kenop pintu kamarnya untuk melihat sesuatu yang seru sambil tersenyum dalam hati. Sebenarnya obat hanya alasan Shaka agar Bulan membuka baju untuk lelaki itu lihat di laptopnya.

Bulan pun hanya diam saja dan masuk ke kamar tamu tidak lupa menutup pintu.

Shaka melemparkan tas punggungnya ke kasur kemudian Shaka menghampiri meja belajar dan mengeluarkan laptopnya dari lemari. Laptop itu pun terbuka dan Shaka mulai menyalakannya.

Senyuman miring itu terpatri di wajah tampan Shaka ketika mendapati sosok  Bulan terlihat di layar monitor. Ia mencondongkan tubuhnya seraya kedua tangannya yang berada diatas meja menjadi tumpuan dagunya. Matanya yang awas terus mengikuti pergerakan Bulan di layar tersebut. Kegiatan mengintip pada Bulan sudah sering Shaka lakukan jauh sebelum gadis itu pindah sekolah. Setahun yang lalu ia menyuruh Reno untuk meletakkan kamera kecil di kamar Bulan agar ia dapat melihat tubuh Bulan lalu memotretnya. Seperti saat ini, Shaka juga meletakkan kamera tersembunyi di kamar tamu.

Memang sejak awal Bulan sudah menjadi targetnya. Maka, dengan begitu Shaka akan menghancurkan Hesa.

Shaka terkekeh kecil kala mendapati Bulan yang mulai membuka dasi serta kancing seragam sekolahnya dengan lemas. Mungkin Bulan masih memikirkan kejadian di rooftop bersamanya.

Matanya terus tertuju pada tubuh bagian atas Bulan seolah menantikan sesuatu yang tidak terduga. Ekspresi wajah Shaka menggambarkan semuanya, lelaki itu menatap minat gadis yang sedang ditontonnya.

Ketika baru dua kancing teratas yang dibuka, Bulan mengaitkannya kembali karena ponselnya yang berbunyi membuat Shaka menggeram kesal.

"Ah, shit!," geram Shaka.

Gadis itu mengangkat telepon tersebut dan menempelkan hpnya ke telinga.

"Halo, kenapa Jay?,"

Shaka menatap sengit Bulan dari layar monitor dan mendesis pelan saat mengetahui kalau Jay yang menelepon membuat dirinya gagal melihat tubuh indah Bulan.

Lelaki itu dapat mendengar percakapan telepon antara Jay dan Bulan sebab Shaka juga memasang penyadap suara.

"Sialan! Berani banget si Jay telepon cewek gue! Ganggu aja!," umpat Shaka sambil terus memperhatikan Bulan yang masih menelepon.

"Ada yang mau gue omongin langsung sama lo,"

"Tentang apa ya?,"

"Lo bisa ke kafe gue gak?,"

"Sekarang? Kenapa gak diomongin ditelepon aja?,"

"Iya sekarang. Gak enak mending ngomong langsung,"

Bulan penasaran dan ingin menemui Jay tetapi Bulan ragu Shaka akan mengizinkannya. Jadi demi kebaikannya Bulan menolak.

"Maaf Jay hari ini gue gak bisa,"

Toxic and Love Ft. Sunghoon [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora