3

16.9K 1.4K 80
                                    

Wang Yibo menatap makam sang istri dengan pandangan kosong, bahkan air matanya tak bisa berhenti mengalir, dadanya terasa sesak akibat rasa penyesalan yang mendalam. Andai saja ia menerima kehadiran istrinya itu dengan baik, mungkin tidak akan seperti ini kejadiannya.

"Kau pasti sangat membenciku sampai kau tidak mau memberiku kesempatan." Ia berbicara pada gundukan tanah tersebut, kini hanya tinggal ia sendiri yang masih berada dimakam sang istri, yang lain telah kembali saat pemakaman telah selesai dilakukan.

"Kau jahat, Xiao Zhan. Kenapa kau meninggalkanku sendirian? Aku tau aku salah, tapi tidak bisakah kau memaafkanku dan memberiku kesempatan sekali saja. Kenapa kau harus meninggalkanku? Apa ini hukuman yang kau berikan untukku? Kalau begitu, kenapa tidak kau bawa saja aku sekalian? Kenapa disaat aku ingin memperbaiki semuanya kau malah pergi meninggalkanku? Kau jahat, Xiao Zhan! Kau jahat!" Wang Yibo tersentak kaget saat merasakan ada yang menepuk bahunya, ia menoleh dan menemukan wajah sang kakak yang ternyata masih berada disini.

"Ayo kita pulang. Kau harus istirahat, Yibo. Wajahmu terlihat sangat pucat." Wang Haikuan berbicara lembut pada adiknya itu. Meskipun ia kecewa, tapi tak menampik rasa kasihan itu muncul saat melihat penampilan adiknya yang sangat menyedihkan.

"Aku tidak mau. Aku ingin menemani istriku disini, kasihan dia sendirian." Wang Yibo mengelus lembut makam istrinya itu, ia tersenyum memandang makam tersebut.

Haikuan menghela nafas, "jangan seperti ini, Yibo. Adik ipar pasti tidak akan suka melihatmu seperti ini."

"Kalau begitu suruh dia kembali, aku tidak akan seperti ini kalau dia kembali padaku." Lirih Wang Yibo.

Haikuan kembali menghela nafas, bagaimana bisa ia mengembalikan orang yang telah mati.

"Yibo, sadarlah. Adik ipar akan bertambah sedih kalau kau seperti ini terus, apa kau ingin membuat kesedihannya bertambah? Apa kau tidak puas membuatnya sedih saat dia masih hidup, sampai kau tetap membuatnya sedih ketika dia sudah tiada?"

Wang Yibo menatap sang kakak dengan pandangan yang sulit diartikan, sekejap kemudian ia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak ingin dia sedih lagi." Ucapnya lirih.

"Kalau begitu ayo pulang, kau harus istirahat." Haikuan membantu Wang Yibo untuk berdiri, ia membawa adiknya itu menuju mobilnya.

Sebelum benar-benar pergi, Wang Yibo kembali menatap makam sang istri. "Aku pulang dulu, aku berjanji akan sering mengunjungimu." Batinnya.

.
.
.

Wang Yibo kembali ke mansion yang selama ini ia tempati dengan Xiao Zhan, tadinya Haikuan ingin membawanya pulang ke mansion utama Wang. Tapi Wang Yibo menolak dan lebih memilih pulang ke mansionnya sendiri.

Wang Yibo memasuki kamar yang dulu ditempati oleh Xiao Zhan, ya mereka tidur dikamar terpisah. Itu adalah permintaan Wang Yibo yang tidak ingin privasinya diganggu, sehingga dengan teganya ia menyuruh istrinya itu tidur dikamar tamu sedangkan dirinya tidur dikamar utama yang seharusnya menjadi kamarnya dengan sang istri.

Ia dapat melihat kamar itu tertata dengan sangat rapi dan aromanya juga sangat wangi, ia mendekati lemari dan membuka lemari tersebut, didalam lemari itu tersusun rapi baju-baju mendiang sang istri. Wang Yibo mengambil salah satunya, ia mencium baju tersebut dan tanpa sadar air matanya menetes begitu saja.

"Maafkan aku, aku sangat menyesal." Gumamnya dengan bibir yang masih menempel pada baju tersebut.

Wang Yibo menyesal, sangat sangat menyesal. Bisakah dewa memberinya kesempatan? Kalau dewa berbaik hati untuk memberinya kesempatan satu kali lagi, ia berjanji akan mencintai sang istri dengan sepenuh hati dan tidak akan menyia-nyiakan istrinya itu lagi. Tapi itu tidak akan mungkin terjadi, orang yang telah tiada tidak mungkin bisa kembali lagi.

Wang Yibo beralih pada meja nakas panjang yang terdapat jejeran foto Xiao Zhan diatasnya, ia mengambil salah satunya. Didalam foto tersebut Xiao Zhan tersenyum sampai matanya menyipit, sepertinya foto itu diambil saat istrinya itu masih remaja. Ia meletakkan foto itu kembali pada tempatnya, lalu beralih pada foto satunya lagi, dan didalam foto tersebut Xiao Zhan tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya yang membuatnya terlihat sangat menggemaskan, Wang Yibo mengelus lembut wajah sang istri didalam foto itu. Dan pada foto terakhir dada Wang Yibo terasa sangat sesak saat melihat foto tersebut, itu adalah foto pernikahan mereka. Pernikahan yang tidak ia inginkan, didalam foto tersebut Xiao Zhan terlihat cantik, amat sangat cantik. Dan ia baru menyadari kalau istrinya itu memiliki paras yang sangat cantik, bahkan lebih cantik dari paras wanita yang selama ini menjadi kekasihnya.

"Kau sangat jelek, kau tidak pantas bersanding dengannya." Wang Yibo menunjuk dirinya sendiri yang berada dalam foto tersebut, yang mana ia memasang raut wajah tak suka dengan senyum paksanya yang terlihat sangat kentara. Sedangkan Xiao Zhan tersenyum ceria, terlihat kalau istrinya itu benar-benar sangat bahagia dengan pernikahan mereka.

"Aku ingin mengulang foto ini dengan diriku yang bahagia bisa memilikimu." Harapnya yang tidak akan pernah terwujud.

Wang Yibo membawa foto tersebut ke ranjang yang biasa ditempati istrinya saat tidur, ia merebahkan dirinya dikasur king size tersebut, dan ia dapat mencium aroma shampo milik sang istri yang tertinggal dibantal dan itu membuatnya merindukan sosok istrinya untuk pertama kalinya.

Kenapa kau menerima perjodohan ini?! Kenapa kau tidak menolaknya?!

Aku membencimu! Aku benar-benar membencimu! Aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai istriku!

Aku sangat membencimu! Dan aku sangat membenci pernikahan ini! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggap kehadiranmu ada di hidupku!

Aku muak denganmu! Aku muak dengan pernikahan ini! Kenapa kau tidak mati saja?!

Perkenalkan, dia adalah kekasihku. Namanya Cheng Xiao, orang yang aku cintai dan satu-satunya orang yang pantas untuk menjadi istriku.

Bayangan saat ia melontarkan kata-kata kasar terhadap istrinya terngiang-ngiang ditelinga Wang Yibo. Bahkan dengan santainya ia memperkenalkan seorang wanita sebagai kekasihnya dihadapan sang istri, dan yang lebih parahnya lagi ia dengan begitu tega meminta istrinya itu untuk mati, dan itu benar-benar terjadi, istrinya kini telah mati sesuai dengan keinginannya.

"Maafkan aku, maafkan aku. Tolong maafkan aku hikss..." Wang Yibo kembali terisak, ia memeluk bingkai foto pernikahan mereka. Kini ia hanya bisa pasrah tenggelam dalam rasa penyesalannya.

"Dewa, aku mohon padamu. Tolong kembalikan istriku, aku berjanji akan mencintainya, aku berjanji akan menjadikannya satu-satunya, aku berjanji tidak akan menyia-nyiakannya. Aku mohon dewa, aku berjanji dengan nyawaku sendiri. Kalau aku mengingkarinya kau bisa mencabut nyawaku ini. Aku mohon, tolong kembalikan istriku padaku, tolong kembalikan Xiao Zhan-ku. Hiks.. aku mohon." Wang Yibo memohon dengan sangat, berharap dewa akan berbaik hati untuk mengabulkan permohonannya.

Karena terlalu kelelahan menangis terus menerus, Wang Yibo akhirnya jatuh tertidur dengan memeluk bingkai foto pernikahannya dengan Xiao Zhan.














Tbc.

Jangan lupa vote dan komen.

See you.

Beloved Wife (Season 1 - YiZhan) End ✓Where stories live. Discover now