12

11K 1.1K 35
                                    

Xiao Zhan tengah bersandar lemah diranjang setelah memuntahkan isi perutnya, sudah dua hari ini ia terus mengalami hal seperti itu dipagi hari yang membuat Wang Yibo merasa sangat khawatir.

"Kita kerumah sakit ya, bunny." Entah sudah keberapa kalinya Wang Yibo ingin membawa Xiao Zhan kerumah sakit, tapi istrinya itu tetap saja menolaknya.

"Tidak perlu, ge. Aku baik-baik saja." Seperti sebelumnya, Xiao Zhan menolak dengan mengatakan kalau ia baik-baik saja.

"Kau selalu seperti itu, mengatakan baik-baik saja saat aku akan membawamu kerumah sakit. Tapi lihat kondisimu, sudah dua hari ini kau terus muntah-muntah dan wajahmu juga pucat, apa itu yang kau katakan baik-baik saja?" Wang Yibo tak habis pikir, bagaimana bisa istrinya itu mengatakan baik-baik saja sedangkan kondisi kesehatannya saat ini terlihat sebaliknya.

Wang Yibo menggenggam kedua tangan Xiao Zhan, ia mengelus lembut punggung tangan istrinya itu. "Sayang, jangan keras kepala. Aku sangat menghawatirkanmu, kita ke rumah sakit ya, atau aku panggilkan dokter saja agar datang untuk memeriksamu."

Xiao Zhan menggeleng, "aku baik-baik saja, ge. Pasti sebentar lagi mualnya akan hilang, kemarin juga seperti ini, paginya aku muntah-muntah tapi siangnya aku baik-baik saja. Jadi, gege tidak perlu khawatir."

Wang Yibo menghela nafas pasrah, sangat susah menghadapi sifat keras kepala istrinya itu.

"Ya sudahlah, terserahmu saja. Lebih baik kita segera sarapan, aku ada meeting pagi ini." Wang Yibo membantu Xiao Zhan turun dari ranjang, ia membawa sang istri kelantai bawah dengan memegang erat pinggang istrinya itu, takut-takut jika tubuh istrinya yang sedikit lemas itu akan terjatuh.

"Kenapa tidak dimakan?" Tanya Wang Yibo saat melihat sang istri yang hanya mengaduk-aduk makanan di piringnya tanpa berniat untuk memakannya.

Xiao Zhan menghela nafas, "aku tidak berselera." Jawabnya lesu.

"Tapi kau harus tetap makan, apa kau ingin sesuatu?" Tanya Wang Yibo.

Xiao Zhan mengangguk cepat, "aku ingin Jian Bing." Ujarnya semangat dengan mata yang berbinar.

Wang Yibo mengangguk, ia segera menyuruh koki untuk membuatkan makanan yang diinginkan oleh istrinya itu.

"Tunggu sebentar, hm." ucap Wang Yibo lembut yang ditanggapi anggukan oleh Xiao Zhan.

Tak membutuhkan waktu lama, makanan yang diinginkan oleh Xiao Zhan kini telah tersaji didepannya. Ia segera melahap makanan tersebut.

"Ge," panggil Xiao Zhan dengan mulut yang masih mengunyah.

"Ada apa? Apa kau ingin sesuatu lagi?" Tanya Wang Yibo.

Xiao Zhan menggeleng. "Apa aku boleh ikut ke kantor? Aku bosan disini sendirian." Pintanya setengah merengek.

Wang Yibo tersenyum, "tentu saja boleh. Apa yang tidak untuk istriku ini."

Xiao Zhan tersenyum lebar sampai gigi kelincinya terlihat, "aku akan bersiap-siap, gege tunggu sebentar."

"Habiskan dulu sarapanmu, sayang. Setelah itu baru bersiap-siap." Ucap Wang Yibo yang melihat sang istri ingin segera bersiap tanpa menghabiskan sarapan yang baru dimakan sedikit oleh istrinya itu

Xiao Zhan menurut, ia dengan cepat menghabiskan sarapannya dan setelahnya bergegas pergi ke kamar untuk segera bersiap-siap agar tidak membuat suaminya menunggu lama.

.
.
.

Mobil milik Wang Yibo sudah memasuki area perusahaan Wang Corp. Supir segera turun dan membukakan pintu belakang untuk tuan dan nyonya-nya.

Wang Yibo segera turun dari mobilnya, ia mengulurkan tangannya pada sang istri. Dimana setelah itu istrinya dengan senang hati menerima uluran tangannya.

Hal itupun tak luput dari pandangan para pegawai yang sedang berlalu lalang, membuat para pegawai itu segera bergosip setelah sang atasan dan istrinya masuk kedalam lift.

"Ada apa, bunny? Apa kau merasa mual lagi?" Tanya Wang Yibo saat tak sengaja melihat tangan istrinya itu mengusap perut dengan ekspresi wajah yang tidak nyaman.

"Tidak, ge. Aku tidak apa-apa." Xiao Zhan berbohong, sebenarnya ia memang merasa sedikit mual, tapi ia tidak ingin membuat suaminya itu merasa khawatir.

"Benarkah?" Wang Yibo tidak percaya.

"Mn. Aku baik-baik saja, gege tidak perlu khawatir." Ucap Xiao Zhan sungguh-sungguh, berusaha meyakinkan suaminya itu.

Obrolan mereka terhenti saat pintu lift terbuka. Wang Yibo segera membawa sang istri keluar dari lift dan menuju ke ruangannya.

Setelah sampai diruangan tersebut, Wang Yibo membawa istrinya untuk duduk di sofa. "Duduklah disini, aku harus memeriksa beberapa file untuk meeting nanti." Ucapnya yang diangguki oleh Xiao Zhan.

Wang Yibo segera ke meja kerjanya, memulai pekerjaannya dan memeriksa beberapa file yang telah dikirim Yubin untuk meeting yang akan dilakukan sebentar lagi.

Tok tok tok

Fokus Wang Yibo teralihkan saat pintu ruangannya diketuk.

"Presdir, meetingnya sebentar lagi akan dimulai." Yubin memberitahu.

"Kau pergilah lebih dulu, nanti aku menyusul." Ucap Wang Yibo.

"Baik, presdir." Yubin yang sudah ingin keluar dari ruangan terhenti saat Wang Yibo memanggilnya.

"Sebelum itu, bisakah kau membelikan beberapa cemilan untuk istriku terlebih dahulu?" Tanya Wang Yibo.

"Tentu, presdir. Saya akan membelikannya." Yubin segera pergi untuk melakukan perintah dari presdirnya itu.

Wang Yibo berdiri dari duduknya, ia menghampiri sang istri yang kini tengah bermain ponsel.

"Bunny, kau tidak apa-apa kan jika aku tinggal sebentar?" Wang Yibo mendudukkan dirinya disamping sang istri.

Xiao Zhan meletakkan ponselnya diatas meja depan sofa. "Tidak apa-apa, ge." Jawabnya.

"Nanti Yubin akan membawakan cemilan untukmu, dan kalau kau lelah kau bisa beristirahat dikamar." Wang Yibo menunjuk pintu yang letaknya tidak jauh dari rak buku, itu adalah sebuah kamar untuknya tidur kalau ia sedang lembur dan malas pulang ke rumah saat belum menikah dulu.

Xiao Zhan mengangguk dengan senyum manisnya. "Mn, aku akan."

Wang Yibo berdiri. "Baiklah, aku tinggal sebentar, hm?"

Xiao Zhan mengangguk.

"Ingat, nyonya Wang. kau tidak boleh nakal. Tetaplah disini sampai aku kembali. Kalau kau tidak menurut, kau akan dihukum." Wang Yibo memperingati.

"Baik, tuan Wang. Aku tidak akan nakal dan tetap disini, tidak akan pergi kemanapun." Ucap Xiao Zhan menuruti keinginan suaminya itu.

Wang Yibo tersenyum puas, ia mengecup singkat kening dan bibir istrinya itu. "Aku pergi." Pamitnya.

"Mn," Xiao Zhan mengangguk. Ia kembali meraih ponselnya dan memainkan game di ponselnya itu.

Tak lama setelah Wang Yibo pergi, Yubin pun datang dengan kantong plastik ditangannya yang berisi penuh dengan berbagai macam cemilan.

"Terimakasih." Ucap Xiao Zhan setelah menerima kantong plastik tersebut.

"Sama-sama, nyonya. Saya permisi." Yubin segera keluar setelah mendapatkan anggukan kepala dari istri presdirnya.

"Woah, banyak sekali." Xiao Zhan berujar girang dengan mata yang berbinar, ia dengan cepat memakan cemilan tersebut.

"Ah, aku sangat kenyang." Ucapnya setelah menghabiskan beberapa cemilan dalam kantong plastik itu.

"Hoaam.." ia menguap lebar. "Aish, aku jadi mengantuk." Gumamnya dengan mata yang sudah sedikit sayu akibat rasa kantuk yang menderanya.

Xiao Zhan pergi ke kamar yang tadi disebutkan oleh Wang Yibo. Ia segera merebahkan tubuhnya di kasur dan langsung memejamkan matanya untuk mengarungi alam mimpi.













Tbc.

Jangan lupa vote dan komen.

See you.

Beloved Wife (Season 1 - YiZhan) End ✓Where stories live. Discover now