13

11.8K 1.1K 59
                                    

Wang Yibo tampak gelisah dalam duduknya, pasalnya meeting yang ia lakukan dengan kliennya belum juga kunjung selesai.

Wang Yibo melihat jam dipergelangan tangannya, ini sudah terlalu lama ia meninggalkan sang istri diruang kerjanya.

"Kapan ini akan selesai?" Batinnya gelisah. Wang Yibo sungguh merasa sangat tidak tenang karena meninggalkan istrinya sendirian dalam keadaan yang kurang sehat.

"Presdir," Yubin memberanikan diri menepuk pundak Wang Yibo, pasalnya sudah entah berapa kali ia memanggil presdirnya itu tapi tak kunjung mendapat sahutan.

Wang Yibo sedikit tersentak, ia menegakkan punggungnya dan menatap Yubin dengan tatapan bertanya.

"Apa anda baik-baik saja?" Tanya Yubin yang sedari tadi melihat Wang Yibo terus melamun. Bahkan klien mereka ikut memperhatikan Wang Yibo yang tenggelam dalam lamunannya.

"Tidak." Jawab Wang Yibo jujur. "Apa meetingnya masih lama?" Tanyanya kemudian.

"Sepertinya masih lama, presdir. Kita bahkan belum membuat kesepakatan-..."

"Batalkan saja kerjasamanya, aku harus kembali ke ruanganku." Setelah mengatakan itu, Wang Yibo langsung meninggalkan ruang meeting tanpa memperdulikan kliennya yang kini protes karena dirinya yang tidak profesional. Wang Yibo tidak perduli akan hal itu, biarkan itu menjadi urusan Yubin, yang terpenting untuknya saat ini adalah melihat Xiao Zhan, ia tidak akan bisa fokus melakukan pekerjaannya sebelum memastikan kalau istrinya itu dalam keadaan baik-baik saja.

Wang Yibo membuka pintu ruangannya dengan tidak sabaran, tapi ia tidak mendapati keberadaan sang istri didalam ruangannya itu, yang ada hanya kantong plastik berisi cemilan milik istrinya yang terletak diatas meja.

Wang Yibo berjalan cepat menuju kamar, dan ia baru bisa merasa lega saat melihat istrinya itu ternyata sedang tidur didalam kamar tersebut.

Ia perlahan mendekat ke ranjang, bibirnya mengukir senyum tipis saat melihat sang istri yang benar-benar pulas dalam tidurnya.

Wang Yibo mendudukkan dirinya ditepi ranjang, tangannya membelai lembut pipi sang istri dengan hati-hati agar tidak membangunkan istrinya itu.

"Syukurlah kau baik-baik saja, aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku tidak ingin kehilanganmu lagi, sayang." Batinnya. Sungguh kekhawatirannya itu sangat berlebihan, melihat Xiao Zhan yang sedikit kurang sehat, membuat ia secara otomatis berpikir akan kehilangan istrinya itu lagi.

Wang Yibo menunduk, mendekatkan wajahnya ke telinga Xiao Zhan. "Jangan sakit, bunny. Aku takut." Bisiknya lirih, tersirat akan rasa khawatir serta rasa takut yang mendalam.

Wang Yibo membuka jasnya, lalu ikut berbaring disamping sang istri dan menarik lembut tubuh istrinya itu kedalam pelukannya. Ia mengecup singkat kening sang istri, lalu ikut memejamkan mata menyusul istrinya itu ke alam mimpi.

.
.
.

1 jam kemudian.

Wang Yibo terbangun lebih dulu dari tidurnya, senyumnya mengembang saat melihat wajah cantik sang istri yang masih terlelap dalam pelukannya.

Sepertinya istrinya itu benar-benar kelelahan setelah melayaninya semalam, sampai-sampai istrinya tidak terganggu saat ia mulai mengecupi bibir mungil yang menjadi candu baginya itu.

Tidak puas hanya memberikan kecupan, Wang Yibo mulai memberikan lumatan lembut pada bibir sang istri, rasa manis yang ia rasakan dari bibir istrinya itu membuat ia enggan melepas bibir itu barang sejenak.

Wang Yibo semakin rakus melumat bibir Xiao Zhan, sampai-sampai membuat tidur sang istri terganggu yang membuat istrinya itu terbangun dari tidurnya.

Xiao Zhan yang baru saja membuka mata langsung melotot saat mendapati pemandangan sang suami yang kini sudah berada di atasnya tengah mencium rakus bibirnya.

Beloved Wife (Season 1 - YiZhan) End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang