Spoiler Beloved Wife Season 2

2.3K 279 55
                                    

Beberapa potongan adegan dari 2 chap pertama di Beloved Wife Season 2.

***




"Kau belum bangun juga, anak nakal?! Apa kau tidak lihat jam berapa sekarang, hah?! Apa Kau ingin terlambat pergi kuliah?!" Ia menarik kasar selimut yang menutupi tubuh putranya.

"Aish! Ibu... tidak bisakah sehari saja tidak mengganggu tidurku? aku masih mengantuk." Ucapnya dengan tangan yang mencari-cari letak selimutnya, tapi ia tidak menemukannya sebab ibunya telah membuat selimut itu jatuh ke lantai.

"Ck! Dimana selimutku?" Gumamnya saat tak berhasil menemukan selimutnya.

"Sudah ibu buang!" Jawab sang ibu penuh emosi, "cepat pergi mandi sebelum kau yang ibu buang!" Ibunya berucap tegas, sudah bosan setiap pagi harus membangunkan putranya yang kalau tidur seperti babi mati, sangat sulit untuk dibangunkan.

"Lima menit lagi." Tangannya menarik bantal guling untuk ia peluk, tapi ibunya sudah lebih dulu menarik bantal guling tersebut untuk dijauhkan dari jangkauannya.

"Ibu!" Protesnya tidak terima.

"Cepat pergi mandi!" Sang ibu memelototinya.

"Lima menit lagi, bu.." ia kembali menyamankan posisi tidurnya.

"Pergi mandi? Atau motormu ibu sita?" Ancaman yang sangat manjur, putranya itu langsung terduduk dengan mata terbuka lebar.

"Aish, selalu seperti itu." Ia mencebikkan bibirnya, "baiklah.. baiklah, aku akan mandi." Ucapnya cepat saat melihat ibunya akan melayangkan pukulan sayang padanya.

"Bagus. Jangan lama-lama, ibu dan ayah menunggumu untuk sarapan." Ucap sang ibu sambil berjalan menuju pintu kamar putranya.

"Mn," gumamnya malas.

"Langsung mandi, jangan tidur lagi." Peringatannya lagi sebelum benar-benar keluar dari kamar putranya itu.

"Iya, iya..." Ia mendengus kesal.

"Ibu sangat kejam!" Ucapnya setengah menggerutu, ia berjalan malas masuk ke dalam kamar mandinya.

.
.
.
.

"Aku berangkat." Pamitnya lalu mencium pipi ibunya.

"Hati-hati! Jangan ngebut!" Sang ibu sedikit berteriak saat melihat putranya yang sudah menjauh.

"Aku tidak janji!" Jawab sang putra yang ikut berteriak.

"Yak! Anak nakal, jangan coba-coba!"

"Aku menyayangimu, bu!"

"Yak! Wang Yibo!!!"

.
.
.

"Kyaaaa.. Wang Yibo, kenapa kau sangat tampan?"

"Astaga! Dia benar-benar tampan, aku ingin menjadi kekasihnya."

"Wang Yibo, ajak aku kencan!"

"Wang Yibo, katakan pada ibumu aku ingin menjadi menantunya!"

.
.
.

Hujan semakin bertambah deras, Wang Yibo pun semakin memacu kuda besinya.

Dan entah karena kaca helmnya buram terkena tetesan air hujan atau hal lainnya, Wang Yibo tidak menyadari ada sebuah mobil melaju kencang kearahnya.

Brak!

Tabrakan itupun terjadi, Wang Yibo terpental jauh dari motornya. Bahkan helmnya pun terlepas, membuat kepalanya membentur aspal cukup kuat.

.
.
.

"Kenapa perasaanku sangat tidak enak?"

Drrttt.. drrttt..

Ponselnya bergetar, nyonya Wang segera meraih ponselnya. Ia mengerutkan dahi saat melihat nomor yang tak dikenal, meskipun begitu ia tetap mengangkatnya.

"Nyonya, putra anda mengalami kecelakaan dan sekarang sedang berada di rumah sakit."

.
.
.

"Cepatlah bangun, ibu akan menuruti semua keinginanmu termasuk mengizinkanmu ikut balapan."

"Aku tidak sanggup melihatnya seperti ini."

"Putra kita anak yang kuat, dia pasti akan bertahan."

.
.
.

Ia terbangun di tempat yang menyerupai sebuah dimensi, tubuhnya seakan melayang di udara tanpa ada siapapun disisinya.

Di depan Wang Yibo kini ada sebuah layar proyektor tengah memutar video layaknya sebuah film.

Wang Yibo di buat terkejut saat mengetahui dirinyalah yang menjadi tokoh utama di dalam layar tersebut.

.
.
.

"Sebenarnya apa ini? Aku bahkan belum lulus kuliah. Dan kenapa disana aku memiliki seorang kakak?"

.
.
.

Ia mengetahui nama wanita tersebut adalah Cheng Xiao.

.
.
.

Membuat Xiao Zhan yang tadinya tersenyum dengan wajah berseri menjadi sedih seketika.

.
.
.

Melihat adegan itu, tangan Wang Yibo otomatis menyentuh dadanya. Sakit, rasanya sangat sakit melihat dirinya di dalam layar itu yang terus menerus menyakiti Xiao Zhan.

"Rasanya sakit sekali. Sebenarnya apa itu? Kapan semua itu terjadi? Kenapa aku bisa melihat adegan seperti itu?" Wang Yibo mencengkram kuat dadanya yang terasa sangat menyakitkan.

.
.
.

"Aku tidak akan menyia-nyiakanmu lagi, tidak akan pernah."

"Aku akan mencarimu di kehidupan yang sekarang. Aku akan membuatmu bahagia sampai kau lupa bagaimana caranya untuk menangis. Kita akan bersama dan hidup bahagia, sayang. Aku berjanji!"






***

Cerita lengkapnya ada di Beloved Wife Season 2, jangan lupa dibaca.

Besok di publish S2 nya.

Jangan lupa vote dan komen.

See you.

Beloved Wife (Season 1 - YiZhan) End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang