25

2.8K 355 35
                                    

Pagi hari datang begitu cepat. Wang Yibo sudah sedari tadi terbangun dari tidurnya, ia tampak sedang menatap Xiao Zhan yang tertidur pulas disampingnya, tangannya pun terulur mengelus lembut pipi sang istri dan memberikan kecupan di pipi chubby itu setelahnya.

Wang Yibo meraih ponselnya yang terletak di atas nakas samping tempat tidur, ia beranjak dari tempat tidur menuju balkon untuk menghubungi seseorang. Ia tak ingin suaranya akan mengganggu tidur istri cantiknya.

"Batalkan seluruh jadwalku di kantor hari ini." Ucap Wang Yibo setelah sambungan teleponnya diterima oleh orang di seberang sana yang ternyata adalah sekretarisnya

"Baik presdir." Yubin segera mematuhi keinginan presdirnya tanpa perlu bertanya kenapa presdirnya itu membatalkan jadwal secara tiba-tiba.

Setelah mendengar jawaban dari Yubin, Wang Yibo pun langsung memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak lalu kembali ke dalam kamar dan mendapati Xiao Zhan yang terlihat tidak tenang dalam tidurnya.

"Gege.. ja-jangan pergi.. jangan tinggalkan aku.." racau Xiao Zhan dalam tidurnya.

Wang Yibo yang mendengarnya pun segera menghampiri sang istri. Tidur istrinya itu terlihat sangat tidak tenang, dahinya pun mulai berkeringat.

"Bunny, sayang.. kau kenapa, hm? Bangun dulu, sayang." Wang Yibo berusaha membangunkan Xiao Zhan, ia menepuk pelan pipi istrinya itu. Tapi Xiao Zhan malah menepis tangan Wang Yibo yang berada di pipinya.

"Ja-jangan pergi, ge... jangan tinggalkan aku.." Xiao Zhan kembali meracau dan itu membuat Wang Yibo menjadi sangat khawatir.

"Sayang, ada apa denganmu? Ayo bangun, bunny.. jangan membuatku khawatir."

"Gege jangan pergi.. jangan tinggalkan aku.. gege!!!"

Xiao Zhan terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah, ia menatap kedua telapak tangannya.

"Kenapa, hm? Apa kau bermimpi buruk?" Tanya Wang Yibo khawatir, tangannya mengelus punggung Xiao Zhan untuk memberikan ketenangan pada istrinya itu.

"Da-darah.. a-aku melihat banyak darah.." Xiao Zhan masih menatap kedua telapak tangannya, bahkan air mata terlihat sudah membasahi pipinya. "Banyak sekali darah.. hikss.. a-aku takut.. ja-jangan tinggalkan aku.. gege jangan—"

"Sayang, tenanglah. Aku disini, lihat aku.. aku disini, sayang. Tidak akan ada yang meninggalkanmu." Wang Yibo menangkup wajah Xiao Zhan untuk menatapnya, sedari tadi Xiao Zhan terus menatap kedua telapak tangannya yang bergetar.

Xiao Zhan pun menatap Wang Yibo dan matanya terbelalak lebar, "gege! K-kau baik-baik saja, kan? Kau tidak terluka, kan? a-aku melihatmu terluka, kau berdarah, banyak sekali darah." Ia terlihat sangat panik.

"Hey.. tenanglah. Tenanglah, sayang... aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja.. tidak ada darah." Wang Yibo menarik Xiao Zhan dalam pelukannya, "tenanglah, tidak ada darah. Aku baik-baik saja, tidak terluka dan tidak berdarah. Kau hanya mimpi buruk, bunny. Tidak akan ada yang meninggalkanmu, hm?" Wang Yibo mengusap punggung Xiao Zhan lembut lalu mengeratkan pelukannya.

"Be-benar gege tidak apa-apa? A-aku takut, ge.." ucap Xiao Zhan masih menangis.

Wang Yibo melonggarkan pelukannya, ia mengusap pipi Xiao Zhan lembut, menghapus air mata di pipi istrinya itu. "Mn, aku tidak apa-apa. Lihat, aku baik-baik saja, bukan? Tidak terluka sedikitpun."

Xiao Zhan mengangguk, ia kembali memeluk suaminya. "Aku sangat takut." Ucapnya semakin mengeratkan pelukannya.

Wang Yibo pun ikut mengeratkan pelukannya, "tidak perlu takut, hm? Itu hanya mimpi buruk, sayang..."

Beloved Wife (Season 1 - YiZhan) End ✓Where stories live. Discover now