DUA PULUH EMPAT

65.4K 6.4K 877
                                    

"AAAKHH!!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"AAAKHH!!"

Riel meremas tangan Kayra yang sedang menggenggamnya sambil berteriak kencang saat perawat sedang mencabut serpihan kaca di telapak kakinya.

"Sakit, Kayyyy..." adu Riel merajuk, kemudian menyembunyikan wajahnya di lengan Kayra sementara gadis itu terus mengusap rambut Riel selagi perawat mengobati luka-luka di tubuh cowok itu.

Gara memutar bola matanya kesal seraya mendengkus kasar, tangannya terlipat di atas dada dengan kaki dinaikkan ke atas lutut. "Ck, tadi sok-sokan ngamuk nyakitin diri. Sekarang baru luka segitu aja udah nangis-nangis."

Riel yang tidak terima kembali merengek. "Liat Kay! Liat Gara ngejek Iel! Marahin Kay! Marahin!" kesal Riel seraya menunjuk-nunjuk ke arah Gara yang memilih keluar dari ruangan.

"Sok-sokan mau bunuh diri kalau Kay gak mau balikan, baru ketusuk kaca aja udah ngerengek kayak bayi," tambah Keanu dengan nada mengejek.

"Cari cowok lain aja, Kay," celetuk Riven yang sedang mencomot anggur milik Riel.

Riel melempar bantal di kepalanya ke arah Riven yang sedang duduk di sofa samping brankar tempat cowok itu rebahan.

"HEH GAK CUKUP TANGAN GUE LO BIKIN RETAK?!"

"IYA SINI GUE PATAHIN SEKALIAN DUA-DUANYA!" amuk Riel bersungut-sungut, cowok itu sudah merebut pisau buah dari tangan Kayra dan berniat melemparkannya ke arah Riven.

Perawat yang ada di ruangan memekik histeris. Sementara wajah Riven luar biasa panik, segera lari dan bersembunyi di belakang tubuh Trevis yang baru saja masuk ke dalam ruangan

"AWAS LO TEJO!"

"KAYY LIAT! RIEL MAU BUNUH GUE!"

"Riel," tegur Kayra halus. "Balikin pisaunya."

Bibir Riel mencebik kesal. "Tapi-tapi Riven..."

Sebelah alis Kayra terangkat sementara tangan kanannya sudah menengadah menghadap atas, meminta pisaunya kembali.

Patuh, Riel mengembalikan benda tajam itu kembali ke tangan Kayra. Riven yang melihat itu menghembuskan napas lega.

"Kay mau ke mana?" tanya Riel refleks saat melihat Kayra berdiri dari kursi di samping ranjang yang didudukinya tadi.

"Kay jangan pergi," rengek Riel dengan wajah melankolis.

Kayra menghela napas singkat kemudian mengangkat sepiring buah apel yang sudah dipotongnya tadi. "Mau nyuci buah bentar."

"Ikutt!!!"

Wanita itu mengedikkan dagunya ke arah toilet yang ada persis di sebelah pintu masuk. "Nyucinya cuman di sana. Jangan rese deh."

"Tapi mau ikuttt!!!" Riel menggoyang-goyangkan ujung baju Kayra, membujuk perempuan itu agar dibiarkan ikut ke dalam toilet.

"Memang harusnya dibiarin mati aja tadi," celetuk Riven sontak mendapat tatapan maut.

GEVARIELWhere stories live. Discover now