TIGA PULUH TUJUH

47.2K 4.9K 178
                                    

lucu banget kalian pada bingung sama Om Danu.

absen dulu yuk pake emot 🍼🍼🍼

VOMMENT GENGS JANGAN LUPA! SALING MENGHARGAII YAA

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


VOMMENT GENGS JANGAN LUPA! SALING MENGHARGAII YAA

___

Kayra sudah tertidur sejam yang lalu, di atas kasur Riel. Setelah percakapan intens, Kayra memilih menghindar dengan berpura-pura ngantuk meski pada akhirnya tertidur pulas akibat efek samping obat yang dikonsumsinya.

Sementara Riel yang tadi tidak lepas memandangi Kayra yang berusaha untuk tidur bangkit dari posisi duduk di lantai, beranjak bangkit untuk meraih telepon genggamnya.

Jemarinya sibuk bekerja di atas layar, bertukar pesan dengan orang suruhannya.

mereka semua dibayar tuan
nomornya ini tuan
+62822123xxxx

Dalam sekejap, gelap berpendar di kedua mata Riel. Jejemarinya mencengkram erat badan ponsel. Mungkin kalau yang di tangannya adalah botol minuman, botol itu sudah remuk.

Sudah ia duga Rachel tidak akan melepasnya. Terbukti mantan tunangannya itu merencanakan hal buruk pada Kayra.

"Lo salah pilih lawan, Rachel." Riel berdesis tanpa suara.

___

Pagi-pagi buta Kayra memilih kabur duluan dari rumah Riel. Tentu saja demi menghindari cowok itu. Jujur saja setelah percakapan mereka semalam, Kayra sama sekali tidak tidur nyenyak. Mungkin kalau kemarin bukan karena obat yang dikonsumsinya menimbulkan kantuk, Kayra tidak akan tertidur semalaman.

Begitu Kayra masuk ke dalam rumah, sudah ada Jo yang duduk di meja makan dan ayahnya yang tengah sibuk mencuci peralatan masaknya.

"Kakak habis dari mana?" Pertanyaan polos bocah berusia 7 tahun itu mengalihkan atensi Danuar. Tak lama bunyi klakson terdengar.

"Jo, bus sekolahnya udah nyampe. Cepetan dihabisin susunya," perintah Danuar yang segera dilaksanakan Jo.

Sepeninggalnya Jo, Danuar melepas celemeknya dan mengeringkan tangan sebelum memanggil Kayra.

"Kay? Habis dari mana?"

Kayra mulai gelagapan. "Ehm, tadi Kay jalan pagi bentar."

"Pake baju tidur?"

"Iya, Pa. Males ganti baju tadi."

"Masih sakit? Kalau masih sakit izin aja lagi hari ini, Kay. Biar papa telepon wali kelas kamu."

"Gak, Pa. Kay tetep dateng sekolah. Sayang uang SPP-nya yang udah dibayar papa."

Yang Kayra tau, uang sekolahnya sudah dibayar lunas sampai ia lulus oleh ayahnya sebelum mereka bangkrut. Sementara Danuar tersenyum hangat. "Ya udah, sana siap-siap. Biar papa telponin Pak Budi buat jemput kamu."

GEVARIELNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ