TIGA PULUH DUA

44K 5K 132
                                    

cerita ini cmn hasil kerandoman aku dan buat menghibur aja. jadi bacanya jangan terlalu dibawa serius. makasi 🙏🙏

 makasi 🙏🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

___

Selesai mengobati tangannya, Kayra masuk ke dalam ruangan yang ramai diisi oleh para lelaki. Di atas brankar, ada Riel dengan leher yang diberi penopang dan juga jejak-jejak lebam menghiasi beberapa bagian tubuhnya.

Melihat ekspresi Keanu, Riven, dan Gara yang sedang berdiri tegak dengan kepala tertunduk membuat Kayra bisa mengambil satu kesimpulan. Pasti ketiga cowok itu baru saja dimarahi Riel.

"Kay, gue minta maaf," ucap Gara terlebih dahulu. Ya berhubung dia otak perencanaan penculikan Kayra.

"Tapi sumpah, Kay! Gue gak bermaksud nyakitin lo berdua. Gue cuman mau ngerjain Riel sebenarnya."

"Gara-gara ide gila lo gue jadi di rumah sakit gini!" umpat Riel.

"Iya lo juga gak nanya kita dulu. Asal maen serang aja." Gara masih mencoba melakukan pembelaan.

"Gak usah ribut lo berdua," lerai Keanu. "Sumpah emosi dan batin gue hari ini terkuras. Capek anjir. Gue cabut duluan."

"Gue juga." Riven menyusul Keanu dengan langkah lunglai.

"Gue juga duluan. Sorry, bro," Gara berpamitan pada keduanya sebelum kemudian keluar dari ruangan, menyisakan Riel dan Kayra di dalam rumah sakit itu.

Riel mengubah posisinya menjadi duduk. Kayra yang melihat Riel kesusahan berusaha membantu.

"Kay, duduk sini." Riel menepuk bagian kosong di sisinya. Kayra lantas duduk di sebelah Riel.

Riel meraih tangan kanan Kayra, mengusap lembut bagian telapak yang dilapisi perban panjang. Kemudian membawa bagian dalam telapak tangan itu ke bibirnya, mengecup luka Kayra lembut.

"Pasti sakit," ucap Riel dengan wajah bayi khasnya. "Maafin Iel ya, gara-gara Iel, tangan Kay jadi luka."

"Kay, sekarang jam berapa?"

Kayra memperlihatkan jam di ponselnya. "Jam 7 malam."

Kayra ikut terkejut melihat jam. Tidak menyangka waktu bergulir cepat hari ini. Dengan cepat ia mengirimkan pesan pada papanya agar tidak menunggunya pulang dengan alasan menemani temannya di rumah sakit. Tidak sepenuhnya berbohong.

Saat perhatiannya kembali pada Riel, Kayra bisa melihat rona kemurungan dari aura wajah Riel.

"Kenapa?"

Cowok itu menggembungkan pipinya kesal. "Harusnya hari ini tuh kita lagi dinner romantis. Iel juga udah siapin semuanya. Tapi endingnya malah gini. Argghh!!! Gara-gara si Gara! Marahin Gara, Kay! Pokoknya Iel gak mau tau Kay harus marahin Gara!"

"Iya-iya nanti dimarahin."

"Janji?"

"Iya, janji."

Pipi Riel masih menggembung kesal. "Tapi Iel masih kesel. Besok ulang tahun Kay, tapi kita malah di sini. Kesel. Iel badmood."

GEVARIELWhere stories live. Discover now