bagian lima // dia, bersinar

1.4K 160 7
                                    

"Linka, kayaknya di kehidupan sebelumnya lo udah berhasil nyelamatin negara, deh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Linka, kayaknya di kehidupan sebelumnya lo udah berhasil nyelamatin negara, deh. Kok bisa lo beruntung banget?!" Putri merespons heboh ketika Linka menceritakan tentang dirinya yang ternyata satu kos dengan Zefran, laki-laki yang disukainya. Ia pun telah menjadi saksi langsung bagaimana Linka hanya dapat memendam perasaannya selama ini. "Sumpah ya, Ka, kalau gue jadi lo, gue nggak bakalan nyia-nyiain kesempatan super langka ini."

Linka terkekeh kecil. Sembari mengaduk lemon tea dengan sedotan ia bertanya, "Kamu bakal ngapain emangnya, Put?"

"Ya caper tiap hari lah, Ka, apa lagi?" jawab Putri dengan begitu percaya diri. "Atau ngapain kek, sampe akhirnya dia ngelirik gue dan terbiasa dengan kehadiran gue."

"Hmm ... bukannya kamu malah jadi kelihatan annoying, ya, kalau kayak gitu?"

"Ya, lo nggak salah sih, tapi nggak usah sejujur itu juga, dong ...."

Tawa ringan Linka kembali mengudara. Percakapan mereka terputus sejenak saat gadis berambut hitam sepunggung itu menandaskan minumannya. Saat ini keduanya memang baru saja selesai makan siang di kantin fakultas. Mereka harus segera kembali karena kelas berikutnya akan dimulai kurang lebih sekitar lima belas menit lagi.

Seraya beranjak meninggalkan kantin, Putri kembali melanjutkan obrolan mereka yang belum usai.

"Tapi ya, Ka, kalau gue pikir-pikir lagi, untuk deketin cowok kayak Kak Zefran tuh lo emang nggak perlu sampe caper segala. Soalnya kan, dia tipe yang friendly abis. Semisal lo nggak ngelakuin apa pun, dia tetep bakal approach lo duluan karena kalian udah saling kenal." Ada jeda sejenak. "Dalam artian bukan mau PDKT maksudnya, ya."

Penuturan Putri sejatinya memang sesuai dengan kenyataan yang ada. Karena hal tersebut, Linka hanya bisa mengembuskan napas berat.

Kala itu, Linka dapat melihat sendiri bahwa Zefran merupakan salah satu kakak tingkat yang diidolakan oleh hampir semua mahasiswi baru--termasuk dirinya--oleh sebab sifat laki-laki itu yang dianggap baik dan sangat ramah. Ah, jangan lupakan pula visualnya yang memang sangat mendukung. Meski harus memakai lensa berbingkai karena mata minus, hal tersebut justru membuat para gadis semakin tergila-gila.

Selain itu, Zefran juga bukanlah mahasiswa yang bermasalah dalam bidang akademik. Kendati aktif berorganisasi di himpunan, ia masih tetap dapat menyeimbangkannya dengan perkuliahan. Semua dosen di jurusan bahkan sudah familier dengan namanya, begitu pula dengan hampir seluruh mahasiswanya.

Laki-laki itu bak sebuah bintang yang bersinar terang di langit malam, yang hanya dapat diamati dari kejauhan karena tak tergapai.

Itulah yang Linka lakukan selama hampir dua tahun belakangan ini: mengamati dan mengagumi. Sebab ia terlalu berbeda dan tak setara dengannya.

Senyum pahit kemudian terbit di bibir Linka. Menanggapi apa yang Putri katakan sebelumnya, ia pun berujar, "Aku nggak berharap apa-apa juga sih, Put. Bisa ngobrol secara langsung aja aku udah seneng bukan main, walaupun aku cuma dianggap sebagai salah satu adik tingkat yang dia kenal."

Putri kontan menatap Linka sedih, lantas ia rangkul lengan kawannya itu untuk sedikit menyemangatinya. "Ka, bilang sama gue lo lagi pengen apa sekarang. KFC? McD? Hokben? Sbux? Mixue? Gue bakal beliin apa pun, deh."

"... tiba-tiba? Aku kelihatan semenyedihkan itu emangnya ya, Put?"

"Duh, bilang aja pokoknya, Ka."

"Tapi tadi kan kita baru makan, Put."

"Ya, kita jajannya pas pulang kuliah nanti, lah."

Linka terkekeh. "Kalau gitu aku pikir-pikir dulu, deh."

Mulanya Linka pikir pembahasan mereka soal Zefran dan perasaan suka Linka yang terpendam akan berhenti sampai di situ. Namun, ketika mereka sampai di lift yang kebetulan kosong, Putri justru kembali mengajukan satu pertanyaan lain.

"Ka, sori nih sebelumnya gue nanya gini," mulai Putri dengan hati-hati. "Berhubung Kak Zefran bentar lagi lulus, lo apa tetep nggak berencana buat jujur? Maksud gue, nggak menutup kemungkinan kalau dia bakal kerja di kota asalnya, 'kan? Dan entah kapan lo bakal bisa ketemu lagi sama dia."

Sekonyong-konyong Linka pun merasakan dilema berkepanjangan.

* ੈ✩‧₊˚

bandung, 14 januari 2023

See You After Midnight [PUBLISHED]Where stories live. Discover now